MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Seniman difabel yang penuh talenta asal Jalan Selat Sunda Kota Malang, Sadikin Pard wafat di Jakarta, Senin (2/12) lalu. Ia meninggal saat tengah mengikuti kegiatan pameran lukis Hari Disabilitas Internasional (HDI) diselenggarakan oleh Kementerian Sosial RI di Jakarta.
Kepada Malang Posco Media, Alrano Setiawan, putra Sadikin Pard menyampaikan sebelum meninggal dunia, ayahnya mendapat undangan dari Kementerian Sosial RI untuk mengikuti pameran lukis acara HDI.
“Waktu hari kedua setelah pameran, beliau jalan dari tempat pameran ke penginapan yang tidak jauh. Beliau jalan terus merasa capek kayak sesak di lobi hotel, lalu pingsan,” kata Alrano, ditemui Selasa (3/12) kemarin.
Dijelaskannya, Sadikin Pard kemudian dibawa ambulan ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta dan menghembuskan nafas terakhirnya, di usia 50 tahun.
“Beberapa menit di rumah sakit itu sudah dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 17.45 WIB,” ungkapnya.
Kemudian jenazah Sadikin Pard dipulangkan dibantu dengan berbagai pihak, termasuk dari Kementerian Sosial RI dengan menggunakan pesawat terbang dari Jakarta ke Malang. Selasa (3/12) sekitar pukul 11.00 WIB, jenazah pria yang melukis menggunakan kaki dan mulutnya tersebut tiba di rumahnya, Kota Malang, dan langsung dimakamkan di TPU Jalan Pisang Candi Kota Malang.
“Kebetulan di Pisang Candi ada pemakaman kakek, nenek, dan juga kakak kami yang pertama. Jadi tempat pemakamannya dijadikan satu disana,” pungkas Alrano.
Hingga Selasa (3/12) sore, para pentakziah dari kerabat, sahabat maupun keluarga silih berganti mendatangi rumah Sadikin Pard di Jalan Selat Sunda Kota Malang. (den/aim)