Berlaku PAUD-SMP di Kota Malang
MALANG POSCO MEDIA-Peserta didik dari PAUD hingga SMP di Kota Malang bersiap ke sekolah. Senin (14/3) lusa mulai diberlakukan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Surat edaran (SE) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang tentang PTMT sudah diedarkan.
Kepastian pelaksanaan PTMT disampaikan Wali Kota Malang Drs H Sutiaji. Ia memastikan PTMT bisa digelar pada Senin (14/3). Kebijakan ini setelah menimbang dan mengevaluasi kesiapan dan perkembangan kasus Covid-19 di Kota Malang
“Iya Senin, (dimulai). Sudah siap, bahkan mulai awal malah menantang sebenarnya. Mestinya kan pekan kemarin, tapi jangan dulu. Saya tidak melihat jumlah kasus, tapi (melihat) terkendalinya,” jelas Sutiaji kepada Malang Posco Media, Jumat (11/3) kemarin saat ditemui di Kantor Kecamatan Lowokwaru usai membuka Forum Kerukanan Beragama Kota Malang.
Selain itu tingkat kesadaran masyarakat dalam protokol kesehatan saat aktivitas di luar rumah juga dinilai cukup baik. Kondisi ini juga didukung fakta kesembuhan kasus Covid-19 menunjukkan hasil yang sangat positif selama sepekan terakhir.
“Sekarang BOR (Bed Occupancy Rate) sudah turun. Jumlah yang dalam pantauan itu sudah seribu sekian. Di tempat isolasi terpadu malah sudah seminggu ini kosong,” kata orang pertama di Pemkot Malang ini.
Untuk diketahui angka kesembuhan terus meningkat dengan rata-rata kesembuhan mencapai 92 persen. Sisa kasus aktif Covid-19 yang masih dalam pantauan hanya sebesar empat persen.
Apalagi lebih jauh, pemerintah pusat sendiri telah melakukan beberapa pelonggaran. Buktinya dalam perjalanan domestik kini tidak diwajibkan melakukan tes swab bagi yang sudah vaksinasi satu dan dua hingga booster.
Namun demikian, untuk upaya pencegahan Sutiaji memastikan tetap tegas memberlakukan tracing apabila ditemukan kasus Covid-19, utamanya di sekolah saat PTMT.
“Secara otomatis, penambahan kasus mesti menurun. Ketika tidak diberlakukan swab, mesti menurun. Yang masih dipakai adalah tracing yang menjadi keharusan kita. Tracing satu banding lima yang mesti kita kuatkan ketika ada kasus,” jelasnya.
Meski saat ini secara keseluruhan tiap sekolah sudah siap menggelar PTMT, pihaknya tetap mengawasi pelaksanaannya. Setidaknya untuk jenjang PAUD hingga SMP.
“Kalau SMA bukan domain kami, tapi nanti kami akan sampaikan ke Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, bahwa kita sudah (PTMT). Kampus juga akan disampaikan,” ungkap Sutiaji.
Untuk pelaksanaan PTMT, Sutiaji mengatakan tidak perlu ada SE wali kota lagi. Sebab SE dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dinilai sudah cukup. Dengan begitu, tiap sekolah bisa langsung menggelar PTMT pekan depan.
Sementara itu, dengan makin dekatnya momentum bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, Sutiaji belum memastikan apakah perlu ada intervensi khusus saat PTMT.
“Menjelang hari raya, sudah kami godog. Nanti ketemu dikabari lagi,” tandasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Suwarjana SE MM mengungkapan, tiap sekolah sudah mematangkan berbagai persiapan melaksanakan PTMT.
Secara resmi, Suwarjana mengatakan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan SE Nomor 421/1193/35.73.401/2022. Isinya menyebut bahwa semua sekolah jenjang mulai dari PAUD), SD dan SMP serta satuan pendidikan non formal di Kota Malang telah diperkenankan menggelar PTMT.
“Sekolah-sekolah sudah siap semua, tapi tetap harus ada izin dari orang tua. Nanti lewat google form. Insya Allah semua sudah siap. Masyarakat juga sudah siap. Saya yakin lebih dari 90 persen masyarakat setuju (digelarnya PTMT),” jelasnya.
Kepala SD Insan Amanah Kota Malang Dr Suhardini Nurhayati MPd mengatakan pihaknya selalu melakukan evaluasi setiap minggu untuk mempersiapkan PTM.
Ia menjelaskan, ditundanya PTMT menimbulkan beragam respon dari wali murid. Ada yang menginginkan PTMT, tetapi juga ada yang menginginkan pembelajaran daring.
Alasannya tidak lain yakni memperhatikan kesehatan anak mereka. Apalagi ada beberapa wali murid yang bingung mengantarkan anak mereka di dua waktu yang berbeda.
“Banyak yang menginginkan PTMT. Baik orang tua atau siswa. Anak-anak juga antusias untuk PTMT, karena hampir dua bulan kembali ke sekolah yang sebelumnya dilakukan daring lagi,” kata dia.
Dalam rangka menyambut PTMT, Suhardini beserta pihaknya telah mempersiapkan skema PTMT. Ada dua rencana skema. Pertama PTMT dengan maksimal kapasitas 50 persen. Skema kedua dengan kapasitas 100 persen, namun dibagi menjadi dua sesi.
Ia menyampaikan skema yang kedua merupakan wacana dari Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kota Malang beberapa waktu lalu.
“Rencananya kami menggunakan skema kedua. Selama persiapan tidak ada kendala serius. Hanya sedikit cemas karena para guru harus mengajar dua kali. Tapi bagaimana pun tugas guru memberikan ilmu kepada siswa demi masa depan mereka,” kata dia.
Untuk mempermudah pelaksanaan sekaligus persiapan PTMT, pihaknya membagi para guru menjadi dua kelompok. Kelompok satu datang ke sekolah mulai pukul 07.00 sampai 11.30. Dilanjuti kelompok kedua dimulai pukul 09.30 sampai 14.00. (ian/mda/van)