MALANG POSCO MEDIA– Wilayah Kabupaten Malang diterjang longsor. Seorang warga, Ahmad Amin hilang diduga tertimbun material longsor di Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo. Hingga Rabu (2/11) pukul 17.00 WIB, warga masih mencari pria 29 tahun asal Dusun Kunci Desa Wringin Anom Poncokusumo itu.
Sebelumnya tanah longsor terjadi di Desa Gubugklakah Selasa (1/11) sore. Sebuah jalan setapak yang menjadi akses warga ke kebun di desa tersebut ambrol. Lokasi yang ambrol itu tidak jauh dari tempat wisata Ledok Amprong di Dusun Besuki Desa Wringinanom.
Kepala Desa Wringinanom Muslimin mengatakan Ahmad Amin diduga tertimbun longsor saat mendapat pekerjaan mengangkut bambu. Sore itu sekitar pukul 16.00 WIB, Amin berangkat dari rumahnya. Dia mengangkut bambu bersama Ilham. “Ilham jalan lebih dulu. Sedangkan Amin di belakangnya. Di tengah perjalanan, Amin bertemu Suwarno, keduanya sempat ngobrol. Sedangkan Ilham memilih melanjutkan perjalanan,’’ kata Muslimin.
Ilham tiba di tempat bambu yang akan diangkut lebih dulu. Sama sekali tidak curiga. Dia menunggu Amin di tempat angkut bambu tersebut.
Beberapa saat kemudian Ilham mulai curiga. Pasalnya hingga 30 menit Amin tak kunjung datang. Ia pun memilih mengecek.
Sontak Ilham kaget karena jalan setapak yang dilewatinya sudah longsor. Pikiran dan perasaan berkecamuk saat itu. Terlebih bertemu orang yang terakhir kali berpapasan dengan Amin, menyebutkan jika Amin langsung ke tempat mengambil bambu.
“Ilham sempat datang ke rumah keluarga Amin untuk cek. Tapi Amin tak ada di rumah. Dia menduga Amin tertimbun longsor,” tambah Muslimin.
Perangkat desa baru mendapat laporan longsor malam hari. Seketika itu pihaknya langsung koordinasi dengan BPBD Kabupaten Malang dan PMI Kabupaten Malang untuk dilakukan pencarian.
Salah satu yang terlibat pencarian adalah Yudianto. Dia kakak ipar dari Amin. Kepada Malang Posco Media ia mengatakan ikut melakukan pencarian sejak Selasa malam lalu.
Yudianto sangat cemas. Apalagi sampai petang kemarin belum diketahui keberadaan adiknya.“Berharap adik kami dapat ditemukan dengan selamat,’’harapnya.
Yudianto mengatakan istri dari Amin yaitu Wiwin juga cemas. Sejak mendapatkan informasi tentang suaminya, ia tak keluar kamar. “Ilham ini punya dua anak. Masih kecil-kecil,’’ ucap Yudianto.
Solikin, keluarga korban yang lain kemarin juga tampak di lokasi longsor. Solikin merupakan paman Amin. Dia berharap keponakannya ditemukan dalam kondisi selamat.
Sementara itu Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan pencarian melibatkan 250 personel. Mereka dari Basarnas Surabaya, BPBD Kabupaten Malang, PMI Kabupaten Malang, Muspika Poncokusumo, Perangkat Desa Gubugklakah, Satpol PP Kabupaten Malang, Unit Damkar Kabupaten Malang, anggota SAR dan para relawan.
“Kami melakukan koordinasi dengan Muspika Kecamatan Poncokusumo untuk melakukan pencarian. Selain menggunakan alat manual, kami menggunakan beberapa alat seperti pompa portable, selang, nozel dan lainya,” kata Sadono. Dia mengatakan material longsor tidak hanya tanah, tapi juga batu-batu besar dan pohon.
Camat Poncokusumo Didik Budi Mulyono menjelaskan pencarian warga yang hilang diduga tertimbun longsor dilakukan sejak Selasa (1/11) sore. Warga dan relawan melakukan berbagai upaya.
Pencarian sempat dihentikan malam hari lantaran kondisi gelap. Apalagi di area longsor berpotensi terjadi banjir bandang. Sebab lokasinya bersebelahan dengan Sungai Amprong.
“Pencarian kembali dilakukan pagi tadi (kemarin) mulai pukul 05.00 WIB. Anggota BPBD Kabupaten Malang, PMI Kabuaten Malang, Tim SAR, relawan, muspika, dan perangkat Desa Wringinanom serta warga Desa Wringinanom dan Desa Gubugklakah mencari,” jelas Didik saat ditemui Malang Posco Media di lokasi kejadian. Termasuk Ketua DPRD Kabupaten Malang Darmadi S.Sos juga ikut mencari warga yang hilang. Mereka berbaur jadi satu melakukan pencarian.
Namun demikian sampai pukul 17.00 WIB kemarin belum diketahui keberadaan Ahmad Amin. Pencarian terpaksa dihentikan sementara karena hari mulai gelap. “Pencarian dilanjutkan besok (hari ini),” ujar Didik.
Selain menggunakan alat manual seperti cangkul dan linggis, pencarian di antara material longsor menggunakan mesin penyemprot air portable, metal detector, selang, noizel dan lainnya.
“Fokus kami di area tengah (area longsor) ini setelah dilakukan pelacakan dengan metal detector,’’ ungkapnya.
Didik menguraikan hingga pencarian lanjutan nanti pihaknya akan meminta bantuan Polsek Poncokusumo mendatangkan anjing pelacak.
“Sampai saat ini kami masih berharap korban ditemukan dalam kondisi selamat ya,’’ ungkapnya.
Didik menguraikan jalan yang longsor merupakan jalan setapak. Itu merupakan satu-satunya akses warga menuju ke kebun. Meskipun jalan ini cukup jauh dari pemukiman, namun banyak warga yang memiliki kebun di area tersebut.
Ada yang menanam sayur selada air. Bahkan di atas maupun di bawah jalan yang longsor adalah lahan tanaman selada air.
“Menurut informasi sepekan lalu tanah di sini sudah retak. Warga sudah saling mengingatkan agar berhati-hati,’’ tambah Didik.
Dia mengatakan sesuai keterangan warga, longsor yang memutuskan jalan setapak ini tidak seketika. Tapi bertahap, hingga tiga kali dengan jangka waktu yang tidak lama.
“Dari 20 meter jalan ini ambrolnya sedikit-sedikit. Ambrol terakhir terlihat warga,’’ tambah mantan Sekretaris Camat Jabung Kabupaten Malang ini.
Tanah longsor karena tak mampu menahan aliran air hujan yang sebelumnya terus menerus mengguyur. Ditambah lahan tanaman selada air yang selalu berisi air.
“Sementara warga terus melewati jalan ini dengan motor. Kadang untuk mengambil hasil panen selada air, mengambil bambu atau lainnya. Ini yang membuat jalan ini kian rentan,’’ urai Didik. (ira/van)