spot_img
Saturday, September 14, 2024
spot_img

Sepakat Kawal Demokrasi, Calon Pemimpin Jangan Hanya Pasang Banner

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA-Empat bakal calon Wali Kota dan bakal calon wawali Kota Malang menyampaikan gagasan tentang peran mahasiswa dalam mengawal demokrasi. Mereka yakni  Heri Cahyono, Mochammad Anton, Ali Ali Mutohirin dan Ahmad Fuad Rahman.

Para figure itu bertemu dalam forum Dialog Kebangsaan, Kamis (8/8) kemarin. Acara ini diselenggarakan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Islam Malang (Unisma) di Gedung Pascasarjana.

Semua pembicara sepakat untuk bersama-sama mahasiswa mengawal demokrasi yang bersih. Hal itu disampaikan keempat bakal calon wali kota dan bakal calon wawali itu  saat diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasannya. Tema dialog kebangsaan ini,  ‘Peran mahasiswa dan kampus dalam mengawal demokrasi yang sportif dan bersih di Kota Malang’.

Heri Cahyono mengatakan mahasiswa menjadi garda terdepan dalam mengawal proses demokrasi. Kota Malang yang tahun ini akan melaksanakan pesta demokrasi harus benar-benar dapat dipantau oleh mahasiswa.

“Kita ketahui Kota Malang mengalami banyak kerusakan hampir di semua sektor. Ini tantangan untuk sama-sama memperbaiki. Mahasiswa punya peran besar. Harus kuat. Tidak boleh lemah. Supaya bisa mengawal demokrasi dengan baik,” katanya.

Pria yang akrab disapa Sam HC ini  juga mengapresiasi terselenggaranya Dialog Kebangsaan. Menurutnya, calon pemimpin harus datang menjelaskan kepada masyarakat. “Jangan hanya pasang banner. Kita harus bisa menyampaikan gagasan untuk membangun Kota Malang,” ungkapnya.

Sementara itu H M Anton juga menyampaikan pendapatnya. Abah Anton, sapaan akrab HM Anton  mengatakan, mahasiswa memiliki peran strategis dalam menjalankan demokrasi. Mereka juga agen of control yang memonitoring perjalanan pembangunan.

Dengan peran strategis tersebut maka mahasiswa harus melihat secara objektif. Melihat dan mendengar secara utuh dan jelas. Tidak sepotong-sepotong.

“Mereka (mahasiswa) itu generasi muda terpelajar. Maka harus berpikir rasional dan objektif. Harus mampu memberikan edukasi komprehensif kepada masyarakat dalam mengawal demokrasi,” kata Abah Anton.

Sementara itu Ahmad Fuad Rahman, menambahkan, peran strategis mahasiswa diperlukan dalam proses demokrasi. Di Pilkada misalnya. Harus mampu memantau hingga di level KPU atau Bawaslu. “Supaya kualitas demokrasi dalam pilkada tetap terjaga,” imbuhnya.

Menurut pria yang akrab disapa Sam Fuad ini, mahasiswa sebagai agen of change memberikan edukasi politik kepada masyarakat. Termasuk memberikan edukasi kepada calon pemimpin yang amanah dan berkompeten. “Maka bersinergi dan berkolaborasi adalah langkah yang strategis untuk mengawal demokrasi yang baik,” kata dia.

Sementara itu Rektor Unisma  Prof  Drs  Junaidi, M.Pd, Ph.D mengatakan kegiatan dialog kebangsaan adalah sebuah kegiatan yang murni dikreasi dan diselenggarakan oleh mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan yang terdiri dari unsur legislatif dan eksekutif merupakan cerminan kecil dari struktur keorganisasian di pemerintahan.

Rektor pun memberi apresiasi terhadap DPMU yang dengan kegiatan ini menjadi upaya mereka untuk kebaikan demokrasi. “Kami apresiasi dan terimakasih setinggi-tingginya kepada DMPU yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Semoga menjadi upaya berjalannya demokrasi yang bersih dan sportif,” tuturnya.

Dialog Kebangsaan dihadiri ratusan peserta dari berbagi unsur. Di antaranya dari unsur pemerintahan, mahasiswa, akademisi, politisi dan masyarakat umum. Dialog berlangsung interaktif. Para pembicara menyampaikan gagasan dan ide-idenya dalam menjalankan praktik demokrasi yang sehat.

Ali Muthohirin dalam kesempatannya menyampaikan, bahwa menjaga demokrasi yang bersih adalah tanggung jawab bersama. Pun oleh mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa harus memahami geopolitik. Juga harus paham sejarah bangsa.

“Peran mahasiswa sangat sentral, harus memberikan pendidikan politik yang substansial. Sehingga dapat menghindari intoleransi, politik identitas, money politik dan hal-hal lain yang mencederai demokrasi,” terangnya. (imm/van)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img