MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Geliat dunia sepatu roda di Kota Malang makin marak. Namun, hal ini perlu diwadahi dengan venue yang lebih mumpuni. Puluhan atlet muda hingga anak di kelompok umur yang sudah mulai berkembang, terlihat sangat antusias berlatih bersama di Velodrome Kota Malang, Minggu (28/1) pagi.
Ketua Porserosi Kota Malang Erman Hernadi mengatakan, dalam latihan bersama ini untuk menyetarakan kualitas atlet di Kota Malang.
“Agenda ini kami gelar rutin satu bulan sekali untuk melihat potensi dan bibit atlet. Sekaligus ajang evaluasi dan penyetaraan kemampuan atlet,” jelasnya.
Hal senada, juga disampaikan Ketua Binpres Porserosi Kota Malang Dodik S. Ia menyebutkan, bahwa Porserosi sebentar lagi akan memiliki ajang Walikota Cup 2024. Di mana, ajang ini untuk semakin membuka mata khalayak masyarakat, tentang olahraga sepatu roda.
“Ini adalah olahraga hobi yang sangat menarik. Memang tidak ada hobi yang murah. Tetapi ini menjadi ajang untuk menyalurkan kemampuan olahraga masyarakat Kota Malang, khususnya yang minat di olahraga jenis balapan,” sambungnya.
Melihat antusiasme ini, salah satu atlet nasional dan internasional olahraga sepatu roda asal Kota Malang, Yossy Aditya Nugraha mengatakan Kota Malang butuh venue yang lebih baik. Pasalnya, apabila berlatih di Velodrome, ini terbatas lebar arena yang hanya 4-5 meter saja.
“Apabila venue-nya ini mumpuni dan lebih bagus, bisa memiliki lebar sekitar tujuh sampai delapan meter. Ini mampu mendorong perkembangan atlet. Apalagi Porserosi memiliki agenda evaluasi dan penyetaraan kualitas atlet Kota Malang yang rutin melalui latihan bersama,” terangnya.
Penting bagi atlet untuk bisa mendapatkan arena yang lebih mumpuni alias proper. Mengingat Kota Malang akan segera menghadapi gelaran Porprov IX 2025 Malang Raya.
“Tentu saat ini sedang masuk proses penjaringan. Penting, untuk kami bisa segera memaksimalkan latihan dengan arena yang lebih proper,” imbuh peraih medali emas PON XX Papua, lalu.
Sementara itu, dua wali atlet sekaligus pengurus klub sepatu roda di bawah naungan Porserosi Kota Malang, turut mengapresiasi langkah pendampingan yang dilakukan. Cukup Santoso dan Hj. Dewi Parwati melihat Porserosi Kota Malang telah memberikan perhatian dan pelatihan yang luar biasa kepada para atlet.
“Tolok ukur cabor yang berprestasi itu adalah kekompakannya. Malang itu solid dan di sini bisa terinspirasi dan mengikuti jejak dari Mas Yossy untuk bisa berprestasi setinggi-tingginya,” beber Dewi. (rex/jon)