MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Perumda Tugu Aneka (Tunas) akhirnya tidak melanjutkan lagi peluang bisnis Rumah E-sport. Pasalnya, minat para pemain e-sport untuk datang ke Perumda Tunas dinilai menurun hingga akhirnya ruang bermain e-sport yang bernama M-Zone ditutup, setelah setahun beroperasi.

Ditektur Utama Perumda Tunas Dodot Tri Widodo menyebut, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab menurunnya minat pemain e-sport ini. Salah satunya adalah faktor lokasi M-Zone yang terletak di komplek kantor Perumda Tunas Jalan Kolonel Sugiono, Gadang, Kota Malang.
“Entah kenapa sepertinya Gadang ini memang jauh dari kampus. Anak anak dari UB, UM apalagi UMM, itu ‘awang-awangen’ (malas, red) kesini. Sehingga mungkin itu bisa jadi salah satu faktor,” ungkap Dodot kepada Malang Posco Media, kemarin.
Menurut Dodot, ramainya M-Zone ini biasanya hanya ketika ada event atau kompetisi e-sport. Tiap kali event, memang bisa dihadiri 200 orang sampai 300 orang dan membuat tempat itu penuh. Namun demikian, pada hari hari biasa, kondisinya kembali sepi.
Padahal, Dodot mengaku pihaknya telah memberikan sejumlah sarana prasarana atau fasilitas yang mumpuni untuk kelangsungan industri yang tengah naik daun belakangan ini.
“Padahal sudah kami beri internet highspeed silahkan main di sini. Kami juga memberikan tempat free kepada anak anak itu untuk latihan disini. Bahkan podcast pun juga free. Kami sudah gandeng komunitas anak anak e-sport, tapi entah kenapa mereka masih belum memakai ini,” tambahnya.
Ia pun menjelaskan, bisnis model yang ia gunakan memang pendekatan revenue sharing atau bagi untung. Yakni bersama dengan sejumlah UMKM yang dihadirkan dalam M-Zone. Karena kondisinya ternyata sepi, akhirnya keuntungan yang didapatkan pun hanya bisa menutup biaya operasional saja. Seperti internet, listrik, air dan sejenisnya.
“Ketika mereka main, harapan kami mereka belanja. Nasi goreng, bakso, minum, rokok disitu, harapannya dengan kami mengundang teman teman UMKM ada sekitar 18 booth itu ada (keuntungan). Bisnis modelnya kan revenue sharing. Kami 20 persen, mereka 80 persen, kan fair. Tapi ternyata kok sepi,” ungkapnya
Alhasil, M-Zone yang telah beroperasi selama setahun itu pun resmi ditutup pada Januari lalu. Dodot menyebut, pihaknya kini tengah menggodog bisnis model lainnya untuk pengembangan. Untuk saat ini, ruang M-Zone digunakan untuk tempat penyimpanan sembako sebagai salah satu sumber pemasukan besar di bisnisnya. “Kasihan juga partner kami sudah investasi. Kami pun juga opportunity loss. Saat ini kami pakai gudang saja, untuk sembako kan lumayan, sejauh ini responnya bagus ke masyarakat,” tandasnya. (ian/aim)
-Advertisement-.