.
Saturday, December 14, 2024

September, MCC Dikomersilkan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – September mendatang, sebanyak 40 persen area yang ada di Malang Creative Center (MCC) siap dikomersialkan. Ini dilakukan Pemkot Malang untuk mengoptimalisasi pemanfaatan MCC yang akan segera diresmikan atau Grand Launching.

Akhir tahun 2022 lalu, MCC memang sudah dioperasikan. Akan tetapi belum secara maksimal dimanfaatkan areanya. Hanya beberapa area saja yang sudah dimanfaatkan secara non komersial. Bulan depan area-area yang akan dikomersialkan akan segera dibuka.

Meski begitu biaya sewa masih belum dibeberkan ke publik. Pemkot Malang menegaskan segala biaya sewa yang akan ditawarkan dipastikan bisa menjadi alternatif terbaik bagi warga yang ingin berkegiatan.

Wali Kota Malang Drs H Sutiaji menegaskan September ini MCC akan di-Grand Launching. Ia mengaku sedang menunggu kepastian jadwal Presiden RI Jokowi yang diinginkannya untuk meresmikan MCC.

“Ya memang sedang kita komunikasikan terus. Tapi sepertinya cari jadwalnya susah sekali. Nanti mungkin bisa juga kita minta dari kementerian bisa Kemendikbud, Kementerian Koperasi. Atau Ibu Gubernur yang meresmikan karena kita akan kerjasama pelatihan di lingkungan provinsi di MCC,” papar Sutiaji kepada Malang Posco Media kemarin.

Ia menjelasan sesuai rencana awalnya, MCC akan dimanfaatkan secara non komersial dan komersial. Sutiaji menegaskan sebesar 60 persen area yang ada dimanfaatkan secara non komersial. Untuk area komersial disediakan sebanyak 40 persen.

Ini untuk menjadikan MCC menjadi ruang atau tempat yang didominasi bagi kebutuhan warga dan melayani kebutuhan publik. Akan tetapi juga bisa dijadikan lahan bisnis bagi Pemkot Malang untuk menambah PAD (Pendapatan Asli Daerah) melalui penyewaan aset BMD (Barang Milik Daerah).

“Sistemnya disewakan. Area yang 40 persen itu. Itu kan juga untuk mengcover biaya-biaya operasional MCC sendiri tujuannya,” tegas Sutiaji. Sebelumnya area-area yang ada di MCC untuk dikomersialkan di antaranya adalah area teater atau  bioskop, swalayan, ruang-ruang untuk kafe, ruang food court hingga ruang-ruang meeting.

Menurut peta MCC, berbagai ruangan atau area komersial ini di antaranya berada di lantai empat, lima, enam hingga lantai delapan. Salah satunya di lantai lima dan enam yang sudah disiapkan ruangan untuk bioskop. Kemudian di lantai enam juga ada ruang yang disiapakan untuk supermarket.

Di lantai delapan atau rooftop, bahkan disediakan dan didesain khusus untuk dibuat bar dan kafe. Didesain bangunan terbuka. Ruangan yang disewa ini, paling tidak bisa menghasilkan pendapatan untuk menutupi biaya operasional MCC tiap tahunnya.

Sebelumnya biaya operasional MCC bisa mencapai Rp 6 miliar per tahunnya. Hal inilah yang menjadi pertimbangan  ruangan disewakan. “Sistemnya nanti untuk sewa, ada yang kerjasama. Akan diatur detail, apa-apa saja materi kerjasamanya, biaya kontribusi dan lain-lainnya. Nanti teman-teman di Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) yang akan urus itu,” ungkap Sutiaji.

Tidak hanya itu, Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas) juga diinstruksikan mengembangkan usaha di dalam MCC. Core usaha yang dibawahi Perumda Tunas bisa dikelola di dalam MCC. Perumda Tunas pun akan diminta mengelola usahanya dan bisa bekerjasama dengan Pemkot Malang.

Nantinya setelah beroperasi maksimal, MCC ditargetkan bisa menghasilkan PAD sebesar Rp 7,3 miliar. Potensi pendapatan ini diupayakan dari area-area yang dikomersialkan di MCC tersebut. Pendapatan dari hasil sewa ini akan langsung masuk ke kas daerah.

Menambahkan Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi menyampaikan pihaknya sedang mempersiapkan penyempurnaan gedung MCC. Pihaknya juga akan mengajukan tambahan anggaran di PAK (Perubahan Anggaran Keuangan) 2023 yang tengah dibahas untuk menyempurnakan interior area yang ada di MCC.

“Rencana masih akan dibahas dengan teman-teman dewan (DPRD) berapa biaya tambahan masih kita bahas. Ini salah satunya untuk pembatas kaca agar lebih aman per lantainya dan lain-lainnya yang butuh disempurnakan,” tegas Eko Sya sapaannya.

Untuk rencana komersialisasi area MCC, Diskopindag Kota Malang menyerahkannya pada BKAD dan juga Perumda Tunas untuk mengeksekusi. Pasalnya pengelolaan MCC, selain dipusatkan di Diskopindag juga akan berkoordinasi dengan BKAD dan Perumda Tunas.

Saat ini, sudah lebih dari 100 pelaku ekonomi kreatif yang dikurasi untuk bisa memanfaatkan area-area non komersial di MCC. (ica/lim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img