ITSK. Pernah mendengar atau membaca singkatan ini? Pastilah belum familiar bagi yang belum mengetahuinya. Ya iyalah, singkatan apa pun itu, tak akan familiar kalau belum mengenalnya. Apalagi memang belum pernah melihat dan membacanya.
Kelau lengkapnya, ITSK RS dr. Soepraoen Malang. Mungkin sudah mulai paham ya. Kepanjangannya adalah: Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Rs. dr. Soepraoen Malang. Kalau yang masih belum kenal, akan berpikir, “Ada ya kampus bernama ITSK ini”.
Kampus ini berada di Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen, Jl. S. Supriadi No.22, Kecamatan Sukun Kota Malang, yang dulu kita kenal sebagai Rumah Sakit Tentara (RST). Orang Malang familiar menyebutnya RST Soepraoen. Melayani masyarakat umum, tidak hanya tantara.
Nah, ITSK ini ada di dalamnya. ITSK RS dr. Soepraoen Malang sebenarnya adalah pengembangan dari Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen. Kita sering menyebutnya Poltekes Soepraoen. Baru pertenganan tahun 2020, Poltekes ini berubah bentuk menjadi ITSK. Tepatnya 24 Juni 2020.
Masih baru dan pantas kalau kita belum kenal baik dengan singkatan ITSK. Jangankan kampus yang baru berusia tiga tahun ini, kampus seperti Universitas Brawijaya saja punya singkatan yang beragam. Sekarang seringnya UB, dulu Unibraw dan pernah juga dipanggil Unbra.
Lalu ada UM yang singkatan dari Univeritas Negeri Malang, yang orang berpikir, “Kenapa tidak disingkat UNM ya?”. Padahal singkatan UM, hampir mirip dengan UMM yang adalah Universitas Muhammadiyah Malang. Kalau orang gak kenal, mau ke UM, bisa sampai ke UMM.
Ternyata singkatan UNM sudah dipakai Univeritas Negeri Makassar. Untuk itu, Univeritas Negeri Malang ‘mengalah’ pakai nama UM. Kalau UM mau ganti, bisa saja pakai Unima. Tapi nama ini juga mirip-mirip dengan Unisma, Univeritas Islam Malang. Ya… sudahlah.
Malang ini memang dikenal sebagai kota Pendidikan, dengan 1001 kampusnya. Maaf, terlalu lebay ya. Gak sampai seribu. Berdasar data yang pernah Malang Posco Media tulis beberapa waktu lalu, ada sekitar 63 kampus negeri dan swasta di Malang ini, dengan beragam nama dan sebutannya.
Termasuk ITSK yang dulu Poltekes Soepraoen. Kebetulan, Kamis (19/10) lalu, saya bersama wartawan Malang Posco Media berkunjung ke kampus ITSK. Dalam rangka silaturahmi, bertemu dengan Rektor ITSK RS dr. Soepraoen Malang, Letkol. Ckm Arief Efendi, SMPh., SH., S.Kep., Ners, MM., M.Kes.
Sebelum bertemu beliaunya, saya terus mengingat dan menghafal penyebutan kampus ITSK, ya daripada salah sebut. Ternyata mudah untuk menghafal dan menyebutnya. Jujur, yang saya ingat adalah ITS dan TSK, pasti semua sudah tahu kepanjangan dua singkatan ini.
Kebetulan ITSK ini Institut Teknologi Sains yang mirip-mirip dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya. Jadi mudah diingat-ingat, ITSK adalah Institut Teknologi Sains dan Kesehatan, alias Poltekes Soepraoen yang sudah berganti nama dan tentunya lebih maju.
Sekitar jam 13.00 siang, kami datang ke kampus ITSK yang berada di bagian belakang Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen. Pintu gerbangnya jadi satu di bagian depan, masuk belok kanan, belok kiri, belok kanan dan belok kiri lagi, kampus dengan gedung baru ada di sebelah kanan.
Mungkin ini yang membedakan dengan kamus besar lainnya yang gerbangnya langsung kelihatan dari jalan raya. Tapi, kampus menjadi satu dengan rumah sakit ini justru jadi keunggulan tersendiri bagi ITSK. Sebagai kampus kesehatan unggulan di Jawa Timur, ITSK punya rumah sakit milik sendiri.
Sementara program studi terakreditasi yang tersedia di kampus ITSK, untuk sarjana ada S1 Kebidanan, S1 Farmasi Klinis dan Komunitas, S1 Fisioterapi, S1 Informatika, S1 Keperawatan dan Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi.
Berikutnya untuk diploma, ada D3 Keperawatan, D3 Akupunktur, D3 Farmasi serta D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Sedangkan untuk program profesi, ada Profesi Bidan, Profesi Ners, Profesi Apoteker dan Profesi Akupunktur.
ITSK juga sudah siap membuka program studi baru yang kini sedang diproses. “Tahun depan kita akan membuka Fakultas Kedokteran Gigi, tempatnya sudah ada,” ungkap Rektor ITSK RS dr. Soepraoen Malang, Letkol. Ckm Arief Efendi, SMPh., SH., S.Kep., Ners, MM., M.Kes.
Akrab disapa Pak Arief, rektor yang satu ini ternyata di luar pandangan saya, sebelum bertemu beliau di ruang kerjanya. Seorang tantara yang dipercaya jadi rektor, orangnya sangat humble. Santai dan enak diajak ngobrol tentang banyak hal, jauh dari kesan kaku.
Ruangan kerjanya pun, saya menilai cukup sederhana dan nyaman. Ya, setidaknya tak membuat kami tegang. Jauh bandingannya dengan ruang kerja rektor kampus-kampus negeri yang pernah kami kunjungi. Begitu asyiknya diajak ngobrol, saya langsung mengajak beliau untuk podcast.
Maksud hati ingin mengundang Pak Arief podcast di studio Malang Posco Media, ternyata ITSK sudah punya ruang podcast sendiri. Gayung bersambut, kami siap podcast dengan Pak Arief di studio podcast ITSK yang hadir atas inisiasi dan inspirasi anak-anak muda kampus tersebut.
“Ini jadi sarana pengenalan kepada masyarakat, selain dengan edaran, kita juga pakai medsos yang sekarang ini sangat berarti bagi anak muda. Kampus ini baru, walaupun sudah lama, orang jarang kenal nama ITSK, lompatannya harus luar biasa, supaya dikenal khalayak muda dan calon mahasiswa,” jelas Alumnus Unair ini.
“Beberapa serangan kita lakukan, ini (podcast) termasuk serangan udara, kalau serangan darat (edaran poster) sudah ke wilayah Timur seperti ke Halmahera, Ternate, Minahasa dan tempat lainnya. Kita mengembangkan ITSK ini saja tujuan saya. Dikenalkan dan orang tertarik,” lanjut rektor asli Tuban ini.
Apalagi jika Fakultas Kedokteran Gigi yang rencananya berada di lokasi strategis itu mulai jalan, maka jadi etalase untuk lebih mengenalkan ITSK pada masyarakat umum. Mungkin ITSK akan jadi se-terkenal ITS. Menjadi kampus kesehatan yang terkemuka dan asyik. Seasyik rektornya. (*)