spot_img
Wednesday, October 16, 2024
spot_img

1,5 Juta UMKM Jatim Tumbuh dan Naik Kelas

Serap Pinjaman Modal Prokesra Rp 70 Miliar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, SURABAYA – Tren pertumbuhan ekonomi di sektor UMKM Jatim terus berkembang secara progresif. Hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya kontribusi UMKM pada PDRB Jatim.

Kadinas Koperasi dan UKM Jatim, Endy Alim Abdi Nusa menegaskan, kontribusi koperasi dan UMKM pada PDRB Jatim saat ini mencapai 59,18 persen. Merujuk tahun-tahun sebelumnya, kontribusi UMKM terhadap PDRB Jatim terus meningkat. Di tahun 2020, kontribusi koperasi dan UMKM pada PDRB Jatim ada di angka 57,25 persen atau mencapai Rp 1.316 Trilliun.

- Advertisement -

Kemudian meningkat lagi tahun 2021 menjadi 57,81 persen atau Rp 1.418,9 Trilliun. Dan di tahun 2022 kembali meningkat menjadi 58,36 persen atau Rp 1.593,67 Trilliun. “Saat ini ada sebanyak 1,5 juta pelaku UMKM di Jatim. Mereka adalah pendorong lokomotif ekonomi Jatim karena kontribusinya yang signifikan pada PDRB Jatim yaitu mencapai 59,18 persen,” tegas Endy, Kamis (10/10/2024).

Pemprov Jatim sejauh ini aktif melakukan pendampingan dan pembinaan agar UMKM di Jatim naik kelas. Secara prinsip UMKM ada dua jenisnya. Ada yang muncul karena by design artinya mereka sudah memiliki kesiapan dan daya dukung. Dan yang kedua by accident. “Misalnya untuk membantu ekonomi keluarga, terkena pemutusan hubungan kerja, lalu akhirnya memutuskan untuk memulai usaha,” contoh Endy.

Kelompok pelaku UMKM yang kedua biasanya cenderung tidak siap. Belum memiliki ilmu kewirausahaan, dan asal nekat sehingga cenderung memiliki risiko untuk kurang bisa berkembang dan kurang bisa meningkatkan hasil usaha.

Mereka lah oleh Pemprov Jatim dilakukan pembinaan, pendampingan sehingga usahanya bisa terus berkembang dan naik kelas. “Pendampingan kita lakukan beragam. Selama lima tahun ini kami gelar program Millenial Job Center (MJC). Program ini memfasilitasi pengembangan kualitas dan inovasi produk pelaku UMKM supaya naik kelas,” tegas Endy.

Bentuk nyatanya adalah memberikan pendampingan untuk desain logo, peningkatan kemasan produk, inovasi pengembangan produk, pembukuan usaha, hingga upaya pemasaran produk secara digital. Semua itu dilakukan secara holistik agar usaha yang dijalankan bisa naik kelas. “Naik kelas artinya yang mikro menjadi kecil, yang kecil menjadi usaha menengah, dan yang usaha menengah menjadi industri,” ujar Endy.

Dinas Koperasi dan UKM Jatim juga aktif membantu mencarikan pasar dengan business macthing. Saat ada pembukaan kawasan industri atau pabrik baru, Pemprov membantu agar pelaku usaha makanan dan minuman binaan mereka bisa mengisi kebutuhan mamin (makanan dan minuman) di sana.

Dinas Koperasi dan UKM Jatim juga menggulirkan bantuan modal pinjaman bunga rendah bertajuk Prokesra. Program diluncurkan sejak tahun 2022 ini menyediakan plafon pinjaman hingga Rp 50 juta pada pelaku UMKM dengan bunga hanya 3 persen per tahun.

“Bunganya hanya 3 persen. Karena selisihnya kita subsidi melalui APBD Jatim. Di tahun 2024, total ada Rp 70 miliar pinjaman yang sudah terserap oleh UMKM kita,” ujar Endy.

Pihaknya optimis dengan seluruh program yang disalurkan meningkatkan kualitas pelaku UMKM Jatim yang tentunya diharapkan akan mengukir kesejahteraan masyarakat. (has/udi)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img