MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Keterbatasan fisik nyatanya tidak menjadi halangan bagi penyandang disabilitas untuk berkarya dan bekerja. Hal itu benar-benar dibuktikan oleh puluhan disabilitas yang tengah belajar dalam workshop orientasi dunia kerja, di Hotel Grand Mercure, Rabu (22/6).
Total ada 32 penyandang disabilitas yang saat itu mempelajari fotografi, videografi hingga desain grafis. Hasil yang dicapai pun cukup mengesankan, tidak kalah dengan kebanyakan orang biasa.
Salah satu peserta, Noverian Primaski mengaku sangat bersyukur karena dengan acara ini, ia bisa meningkatkan skill dan wawasannya. Selain itu dengan pelatihan, dapat memperluas jaringan sehingga bisa membantu usaha kedepannya.
“Saya ambil desain grafis. Saya ingin membuat desain tentang difabel. Mungkin seperti petunjuk sederhana untuk teman difabel. Saya rencananya ingin buka usaha seperti percetakan, sehingga bisa mempekerjakan teman teman saya yang difabel juga,” ujar Prima, panggilannya.
Pelatihan ini digelar oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur dengan Milenial Job Center bekerjasama dengan Komisi Nasional Disabilitas.
Kepala Disnakertrans Provinsi Jatim, Himawan Estu Bagijo mengatakan ini merupakan kolaborasi kali pertama bersama stakeholder terkait sebagai komitmen keberpihakan pemerintah terhadap disabilitas.
“Starting poin ada beberapa hal, kami ingin unit layanan dasar (ULD) kami yang sudah dilaunching benar benar berfungsi dan kami buktikan kami serius. Ini juga menjadi bagian dari prioritas Disnaker untuk melatih,” kata dia.
“Ada link dengan tempat kerja yang kemudian sudah kita data melalui proses ketenagakerjaan dan sangat cocok buat mereka penempatan,” papar Himawan lagi.
Dengan didominasi kelompok milenial, dikatakan Himawan pelatihan ini juga supaya bangkit kepercayaan diri dari disabilitas untuk menjadi bagian sukses bangsa ini. Meski bila melihat data terkini, jumlah serapan kerja dari kalangan disabilitas dapat dikatakan masih sangat rendah.
“Baru 582 disabilitas yang terserap di 42 perusahaan di Jawa Timur. Nah itu masih jauh, padahal bisa ribuan itu. Itu yang terdata. Nanti kita kumpulkan kadis (kepala dinas) tenagakerja se – Jatim untuk sama – sama punya visi terhadap keberpihakan ini,” tambah dia.
Lebih jauh Komisioner Komnas Disabilitas RI Eka Prastama Widiyanta mengatakan bahwa hak pekerjaan telah dijamin dalam UU No. 8 Tahun 2016 tentang disabilitas dan PP No. 60 Tahun 2020 terkait disabilitas dalam ketenagakerjaan.
Ini menjadi mandat untuk memastikan bahwa tiap disabilitas bisa mengakses pekerjaan. Apalagi Jawa Timur sendiri termasuk tiga tertinggi di Indonesia dengan penyandang disabilitas.
“Jadi pemenuhan ini harus terus berproses. Kesempatan seperti pelatihan ini tidak banyak. Sangat jarang mereka mendapat akses seperti ini,” tegas Eka.
Ia berharap pemerintah bisa terus memberi kesempatan dan dukungan yang tinggi kepada para disabilitas. Terlebih ketika stigma negatif kepada kalangan disabilitas masih terus terjadi. Perlu modal yang cukup agar stigma itu bisa dihilangkan.
“Dengan punya skill dan pendapatan, bisa melawan stigma masyarakat. Sehingga ada yang usaha sendiri, dan ada yang bersama perusahaan,” tutupnya. (ian/mar)