spot_img
Sunday, April 28, 2024
spot_img

Sering BAB Setelah Menikmati Kopi; Begini Penjelasan Ahli Mengenai Fenomena Ini

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Banyak yang menyadari bahwa kopi mengandung kafein, yang dikenal sebagai diuretik yang meningkatkan produksi urin dalam tubuh. Tetapi, sedikit yang menyadari bahwa kafein juga memiliki dampak pada pergerakan usus.

Menurut laporan dari Channel News Asia pada hari Sabtu, Dr. Sulaiman Bin Yusof, seorang konsultan senior umum dan ahli bedah kolorektal dari Colorectal Clinic Associates, menyatakan bahwa kopi mengandung zat-zat lain yang dapat memengaruhi pergerakan di dalam usus besar, termasuk asam klorogenat, asam sitrat, asam asetat, flavonoid, dan tanin, serta senyawa lainnya.

“Ada makalah penelitian yang menyatakan bahwa rasa pahit kopi itu sendiri berperan dalam merangsang lambung,” kata Dr Sulaiman.

Bahkan pada kopi yang memiliki kandungan kafein sekitar satu hingga lima persen dari kopi biasa, bisa menyebabkan kemungkinan buang air besar setelah mengonsuminya.

Dr Kewin Siah, konsultan senior di Divisi Gastroenterologi & Hepatologi Rumah Sakit Universitas Nasional, Departemen Kedokteran mengatakan asam klorogenat dalam kopi merangsang usus menambah efek kafein pada usus besar Anda.

“Gastrin (hormon yang merangsang lambung untuk melepaskan asam lambung) dan kolesistokinin (hormon yang memicu sekresi empedu dan enzim untuk mencerna lemak dan protein) juga dilepaskan sebagai respons terhadap kopi, sehingga selanjutnya merangsang kontraksi usus besar,” jelas Siah.

Namun pada penelitian yang dilakukan pada 100 orang, efek ini hanya terjadi pada 30 persen orang. Hal ini juga tergantung kadar kafein, jenis kopi dan cara biji kopi disangrai. Kopi dari kopitiam bisa mengandung 100 mg kafein per cangkir sedangkan espresso hanya sekitar 40 mg kafein per cangkir.

Konsumsi gula dan susu juga berpengaruh pada efek buang air besar (BAB) karena konsumsi kopi.

“Konsumsi gula dapat merangsang pelepasan insulin. Hal ini, pada gilirannya, dapat berkontribusi pada peningkatan pergerakan usus pada beberapa individu. Laktosa dan gula susu diklasifikasikan sebagai oligosakarida, disakarida, monosakarida, dan poliol yang dapat difermentasi (FODMAPs), Zat-zat ini dapat menyebabkan gejala seperti gas, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar,” katagastroenterologi senior dari AliveoMedical Dr Stephen Tsao.

Kopi bisa menjadi suplemen yang kita gunakan untuk melancarkan buang air besar, kata Dr Sulaiman. Namun, jika kita menderita sembelit meskipun telah melakukan semua tindakan ini, kita harus mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi kolon untuk memastikan tidak ada masalah mendasar pada usus besar kita. Ini penting jika Anda mengalami gejala lain selain sembelit seperti pendarahan atau sakit perut.(ntr/mpm)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img