MALANG POSCO MEDIA – Hobi melahirkan prestasi. Bahkan lebih dari itu. Dari hobi ternyata mampu melestarikan seni budaya tradisional. Itulah yang dirasakan oleh Shelby Eka Maretta yang meniti karirnya dan meraih prestasi dari seni tari.
Ia menceritakan jika sejak kecil telah belajar tari. Awalnya Ia diikutkan sanggar sekitar usia 4 tahun karena Shelby tidak bisa diam dan sudah dasarnya tenaganya banyak.
“Orang tua saya yang melihat hal itu mencoba mengarahkan tenaga saya ke bidang tari. Selama saya ikut sanggar, alhamdulillah saya bisa mengikuti dan sering diberi kepercayaan tampil di barisan depan hingga sering ikut lomba,” ujar Shelby kepada Malang Posco Media.
Perempuan kelahiran Malang, 11 Maret 1998 ini mengenang, jika sejak SD sering mengikuti lomba, mulai tingkat kecamatan hingga provinsi. Dan tidak semua lomba yang diikutinya menang. Malah sebaliknya, lebih banyak kalah.
“Dari kekalahan-kekalahan tersebut, tim dan saya terus mempelajari apa yang kurang dari kami. Kemudian segera memperbaiki hal yang kurang,” beber Top 9 Joko Roro Kabupaten Malang 2022 ini.
Diungkapnya bahwa proses belajar tidak singkat. Butuh 2-5 tahun. Bahkan tidak disangka, dari sanalah Ia termotivasi untuk membangun sanggar. Berkat keterampilan dan kecintaannya pada seni tari itulah, Shelby terpilih sebagai duta pemuda Kabupaten Malang 2018 sekaligus duta pemuda Provinsi Jawa Timur 2018. Bahkan masuk dalam Tim Wonderful Indonesia 2019 ke Osaka, Jepang.
Hal itu tentunya menjadi kebanggaan bagi Duta Pangan Kabupaten Malang 2022. Pasalnya Ia mampu mewakili Jatim dalam melestarikan dan mempromosikan tari tradisional pada dunia.
Shelby berbagi cerita saat berkesempatan mengunjungi Jepang bersama Tim Wonderful Indonesia menjadi kesempatan emas baginya untuk mempromosikan tari daerah tradisional.
“Saat itu menjadi kesempatan langka bagi saya. Awalnya bimbang ya soalnya harus ninggalin kuliah. Tapi kalau tidak berangkat, tidak ada kesempatan untuk dua kalinya,” ungkapnya.
Di sana Shelby bersama tim dari Indonesia mempromosikan wisata yang ada di Indonesia. Selain mempromosikan tempat-tempat wisata, Ia juga saling belajar budaya dengan negara tuan rumah maupun negara lain.
“Selain itu kami menampilkan tari dan model. Di sana kami dibagi ke beberapa divisi. Kesenian dan modelling. Saya di divisi modelingnya. Tapi kadang ikut perform tari juga waktu tari bersama, gak melulu modelling terus,” ceritanya.
Mahasiswi Fakultas Sastra, Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang (UM) bahkan tak ingin ilmu yang dimilikinya berhenti pada dirinya sendiri. Sehingga Ia juga merintis sanggar tari bersama sang ibu berlokasi di Balai Desa Panggungrejo, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Sanggar tersebut baru dibuka tgl 9 Oktober 2022, baru 2 bulan. Saat ini sudah ada 50 lebih yang bergabung di sanggar yang diberi nama Sanggar Tari Omah Gladhi. (eri/aim)