MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Alun-alun Kota Batu menjadi pusat kunjungan wisatawan berbagai kalangan. Baik week day maupun weekend, pusat kota wisata tersebut tidak pernah sepi kunjungan. Baik yang ingin nongkrong maupun menyantap kuliner kali lima.
Namun sayang pusat perputaran ekonomi tersebut dikeluhkan oleh wisatawan. Pasalnya wisatawan yang datang ke Kota Batu terusik dengan keberadaan pengamen jalanan. Bahkan para pengamen sering kali nekat naik ke bus yang mendatangi beberapa obyek pariwisata meski sudah ditawari kompensasi berupa uang maupun rokok.
Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Batu, Asep Abiyanto membenarkan seringnya peristiwa yang kerap menggangu kenyamanan wisatawan tersebut. Parahnya lagi ada oknum pengamen yang berbau alkohol. “Tidak hanya itu, kalau tidak diperbolehkan mereka tetap memaksa dan mengancam. Karena takut dan enggan ramai, soalnya kami para pemandu membawa para wisatawan akhirnya terpaksa kami turuti,” kata Asep kepada Malang Posco Media, Jumat (10/11) kemarin.
Dengan adanya permasalahan tersebut, pihaknya mewakili pada pelaku wisata dan wisatawan meminta agar ada tidak lanjut dari Pemerintah Kota Batu. Karena menurutnya, permasalahan-permasalahan tersebut mencoreng dunia pariwisata Kota Batu.
“Padahal sudah jelas ada aturan tertulis tentang pengamen dilarang ngamen diatas Bus Pariwisata, memang saya belum pernah melihatnya. Tapi tindakan ngamen diatas bus sangat menganggu kenyamanan rombongan wisata yang sedang sedang menikmati tripnya,” terangnya.
Ditakutkan ketika oknum pengamen masuk ke bus pariwisata terjadi hal buruk. Misalnya, ada barang hilang. Meskipun masih belum ada kasus tersebut. Sehingga yang bertanggung jawab adalah biro wisata. “Selama ini kami berupaya untuk menjaga agar keselamatan tamu termasuk barangnya tetap terjaga. Bila ada yang ingin berjualan seperti asongan, kami minta untuk tidak naik ke atas bus. Contohnya, seperti para pedagang asongan di kawasan rest area Bromo yang tetap sabar menunggu tamu turun dari bus,” ungkapnya.
Bahkan dari laporan guide yang di lapangan, oknum pengamen jalanan ini biasa beraksi ketika bus pariwisata sedang menunggu rombongan wisata sedang jalan-jalan. Mereka naik ke bus saat sedang macet atau menunggu traffic light menyala hijau di persimpangan. Aksi mereka selalu berpindah-pindah, karena mereka biasanya bersama partner lain yang standby membawa motor.
“Dengan kejadian itu membuat para guide mengalah dengan memberikan kompensasi uang atau rokok supaya mereka tidak naik ke Bus, tetapi mereka tetap ngotot. Setelah kami ancam untuk telepon polisi baru nyali mereka ciut,” ceritanya.
Agar tidak berlarut-larut, DPC HPI Kota Batu akan mengambil tindakan dengan segera menyurati Polres Batu dan Komisi B DPRD yang membidangi pariwisata. Dengan harapan agar bisa dicari jalan keluar terkait permasalahan seputar kenyamanan wisatawan di Batu.
“Permasalahan ini harus segera ada tindakan nyata, apalagi sekarang sedang memasuki high season. Hal ini tidak bisa dibiarkan atau mungkin ada solusi lain yang bisa diambil. Misalnya para pengamen yang masih berkeliaran ini supaya bisa terwadahi. Mereka juga saya yakin butuh makan. Tapi caranya yang kurang tepat dan harus diwadahi,” pungkasnya. (eri/udi)