Malang Posco Media-Tak sembarang membangun museum, mengantarkan H. Dwi Cahyono, SE mendapatkan berbagai penghargaan. Terbaru, dirinya sukses mengantarkan Museum Panji mendapatkan penghargaan Gubernur Jawa Timur dalam ajang East Java Tourism Award (EJTA) 2023.
Penghargaan predikat Terbaik ini didapatkan Museum Panji, dalam kategori Daya Tarik Wisata Budaya Pengelolaan Swasta. Untuk mencapai hal itu, bukan perkara mudah. Pasalnya, ada banyak pesert seleksi.
Mulai dari tingkat kabupaten, kemudian terpilih masuk dalam nominasi di tingkat provinsi. Ternyata, segala yang dikerjakan Dwi Cahyono di Museum Panji mengantarkan masuk ke lima besar.
“Kemudian, kami berhasil mendapatkan hasil sebagai yang terbaik dalam kategori Daya Tarik Wisata Budaya Pengelolaan Swasta,” ujar pria alumnus Universitas Merdeka (Unmer) Malang ini.
Penghargaan ini bukan kali pertama diterima oleh Dwi Cahyono. Sebelumnya, di tahun 2015 ia juga didapuk sebagai tokoh Tokoh Pelestari Cagar Budaya Nasional oleh Presiden RI. Di samping, Museum Panji yang masuk dalam 10 besar Museum Terbaik tingkat Nasional di tahun 2015.
“Saya mendapatkan penghargaan ini, membawa saya berkeliling dunia dan diajak untuk belajar lebih banyak. Mulai dari New Zealand, Korea, Prancis dan negara lainnya. Kami di sana benar-benar diskusi, terkait kebudayaan dan edukasi,” cerita pria yang merupakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur itu.
Ini membuat Museum Panji seiring berjalannya waktu semakin matang. Dwi Cahyono menggarisbawahi ada empat hal yang dikerjakan serius olehnya. Apalagi ia bergerak dan berbicara, tentang sejarah panjang Panji. Cerita sejarah yang sangat kental karena asli dari Jawa.
Empat hal yang digarap serius ini, mulai dari koleksi museum yang asli dari masterpiece. Selain itu, jumlahnya yang juga sangat banyak mencapai angka lebih kurang 3000 koleksi, benda bersejarah.
“Kemudian, kami juga memiliki fasilitas unggulan. Seperti hutan, air terjun, sungai, restoran, hingga berbagai macam panggung pertunjukan. Inilah, yang mungkin tidak dimiliki oleh museum lain,” ungkap Dwi.
Salah satu fasilitas yang diunggulkan ialah panggun khusus pertunjukan air. Panggung ini untuk menggelar pertunjukan seperti wayang air, atau pentas seni air.
Kemudian hal ketiga, yang dikerjakan maksimal yakni penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Pasalnya, SDM yang ada di Museum Panji ini harus memiliki kemampuan yang baik. Dalam hal mengelola museum, maupun menambah khasanah pengembangan museum.
“Dan yang terakhir, adalah teknologi. Meskipun yang dipelajari ini tentang sejarah, yaitu masa lalu dan masa lampau, tetapi bukan berarti sistem yang digunakan konvensional. Bahkan kami sudah ada QR, agar bisa tetap berjalan sambil belajar,” terang pemilik Restoran Inggil, ini.
Ia mengatakan bahwa budaya tentang Panji, ini memang perlu diperhatikan secara serius. Karena di berbagai negara khusus ASEAN, telah banyak yang mempelajari dan mengakui budaya Panji, sebagai budaya bernilai tinggi asli Jawa.
Oleh sebab itulah, Museum Panji ini sampai sekarang masih 40 persen dari capaian maksimal. Masih banyak yang bisa dikerjakan dan dikembangkan.
“Dan terbaru, ada sebuah benda sejarah tentang Panji ditemukan di Rusia. Ini akan segera kami sosialisasikan ke dunia edukasi dan wisata. Kami juga akan kedatangan berbagai travel agent, untuk mempromosikan dan melihat wayang air,” pungkasnya. (rex/jon)