spot_img
Sunday, June 15, 2025
spot_img

Seru! 50 Siswa MTsN Kota Batu Dilatih Malang Posco Media Jadi Jurnalis Cilik

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIAMTsN Kota Batu sukses menggelar acara pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) jurnalistik, Sabtu (14/6). Berlangsung seru dan menarik, Diklatsar yang digelar di Mini Hall MTsN Kota Batu ini melibatkan 50 siswa dari kelas 7 dan 8. Mereka sangat antusias mengikuti acara dari awal sampai akhir.

Bekerjsama dengan Malang Posco Media (MPM) sebagai media terpercaya dan terverifikasi Dewan Pers, Diklatsar jurnalistik dibuka oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MTSn Kota Batu, Akhmad Sugiarto, S.Si., M.Pd. Melalui kegiatan ini, MTsN Kota Batu berharap bisa melahirkan para jurnalis cilik yang ikut membantu dalam publikasi sekolah.

“Semoga melalui pelatihan dasar jurnalistik yang bekerjasama dengan Malang Posco Media ini jadi titik awal kebangkitan literasi, kebangkitan media di MTsN Kota Batu. Pelatihan ini bisa menjadi pimicu jurnalistik di MTsN Kota Batu,” ungkap Akhmad Sugiarto, S.Si., M.Pd.,.dalam sambutannya di hadapan siswa siswa peserta Diklatsar jurnalistik.

“Kami berharap kalian yang menjadi corong, menyampaikan informasi agar MTsN berkibar di seluruh dunia, karena sekarang dunianya digital, informasi bisa dibaca seantero dunia. Mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh pemateri, bisa menjadikan kalian jurnalis cilik. Siapa tau, ke depan melalui jurnalis ini bisa jadi pekerjaan,” sambungnya dilanjutkan secara resmi membuka acara Diklatsar jurnalistik MTsN Kota Batu 2025.

Malang Posco Media

Sementara itu, hadir sebagai pemateri dari Malang Posco Media adalah Buari, STP., Wartawan Utama yang kini menjabat sebagai Manajer Marketing. Sesuai tema yang ditentukan pihak MTsN Kota Batu, Buari memberi pelatihan dengan tema: Membangun Jurnalistik Praktis di Era Digital.

Sebelum menyampaikan materinya, Buari memperkenalkan diri sudah berkecimpung di dunia jurnalistik sejak tahun 1997, saat mengikuti pers kampus. Begitu lulus kuliah, langsung melanjutkan kerja sebagai wartawan. Hingga saat ini mengaku masih berprofesi sebagai wartawan, meski sudah masuk di jajaran manajemen Malang Posco Media.

“Jurnalistik adalah proses atau kegiatan yang melibatkan pengumpulan, pengolahan, penulisan, penyuntingan dan penyebaran informasi kepada publik melalui berbagai media. Biasa disebut media massa meliputi berbagai bentuk media seperti koran, majalah, radio, telisi atau online,” terang Buari mengawali pemaparannya.

Sesuai keinginan panitia, materi diklatsar disampaikan secara praktis agar siswa lebih mudah memahami. Termasuk Buari beberapa kali mengajak interaksi siswa dalam menyampaikan materi, serta memberi kesempatan bertanya. “Wartawan itu harus bertanya, karena pekerjaan wartawan ya bertanya,” ungkapnya.

Kebetulan salah satu materinya tentang cara menggali informasi, khususnya melalui wawancara. Menurut Buari, wartawan tidak menulis dengan hanya berbekal kata, tetapi informasi. Kata adalah simbol informasi, dan tanpa informasi yang menarik, seorang wartawan tak akan mampu menemukan kata-kata yang akan memikat pembaca.

“Untuk itu, seorang wartawan dituntut senantiasa menggali informasi untuk memaknai setiap kata yang hendak ditulisnya. Salah satu cara menggali informasi itu dengan wawancara,” sebut Buari yang mempraktikkan langsung proses wawancara pada peserta Diklasar jurnalistik, terutama dalam hal mengajukan pertanyaan.

Awalnya malu-malu, peserta mulai berani mengajukan pertanyaan yang menarik. Termasuk antusiasme mereka dalam menjawab pertanyaan yang diberikan pemateri, membuat acara pelatihan semakin seru. Selama 1 jam 15 menit, Buari menyampailan materi secara lengkap, termasuk teknik 5W 1H yang wajib diketahui wartawan, dan juga disampaikan tips-tips praktis dalam wawancara serta menulis berita.

Selesai mendapatkan materi, peserta langsung praktik membuat berita tentang kegiatan yang digelar MTsN Kota Batu ini. Selama 45 menit, semua peserta diminta menulis berita tentang diklatsar jurnalistik yang mereka ikuti. Pemateri meminta tiap peserta menulis berita, minimal empat paragraf, sudah lengkap dengan judul beritanya.

“Secara umum, mereka semua sudah bisa menulis, ada yang sudah bagus tulisannya, namun sebagian besar perlu ditingkatkan dengan banyak praktik menulis. Evaluasinya adalah kendala dalam menemukan point of interest yang itu berpengaruh pada penentuan judul, sebagian besar judulnya belum pas, selanjutnya saya liat masih terkendala dalam memulai menulis paragraf pertama, atau lead berita masih kurang. Terlepas itu mereka sudah hebat, saat rekan-rekannya yang lain libur, mereka ikut diklat jurnalistik, tinggal diasah lebih lanjut,” pungkas Buari dalam evaluasinya. (bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img