MALANG POSCO MEDIA – Ratusan anak-anak sekolah dasar SD Tanjungrejo 5 heboh. Mereka berlari-lari dan cepat cepat berlindung di bawah meja belajarnya di kelas, Jumat (26/5) kemarin pagi. Itu karena kelas mereka berguncang hebat karena gempa bumi. Namun anak-anak dan guru-guru tidak terlihat panik. Mereka tahu apa yang harus dilakukan dan langsung berlindung saat bencana terjadi.
Posisi meringkuk di bawah meja dengan meletakan tas di atas kepala dilakukan para siswa-siswi SDN Tanjungrejo 5. Selama kurang lebih 5 menit, mereka merasakan gempa bumi dan dinyatakan kondisi sudah aman. Mereka barulah berdiri dan keluar kelas secara tertib untuk dievakuasi. Beruntung semua siswa-siswi dalam keadaan segar bugar. Bahkan ada yang tertawa dan senang. Mereka pun tidak panik.
Tenang! Itu semua hanyalah simulasi tanggap bencana yang diberikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Sebanyak 120 siswa-siswi SD mulai Kelas 3, 4 dan 5 berpartisipasi dalam simulai dengan antusias tinggi. Perasaan senang usai melakukan simulasi bencana diungkapkan salah satu siswi, Niken Rahmi Ayu.
Siswi Kelas 5 ini mengaku senang bisa mengikuti simulasi tanggap bencana gempa bumi. Ia merasa mendapat ilmu berharga. “Ya senang tadi. Tadi diajarin berlindung, belajar kalau ada gempa bumi harus ngapain. Seru saja,” papar Niken usai melaksanakan simulasi bersama kawan-kawannya.
Niken tahu kapan harus keluar dari kelas, kapan harus berlindung di bawah meja kokoh saat terjadi bencana gempa bumi di sekolahnya. Ia bahkan akan memberi tahukan ilmu yang baru didapatnya saat nanti pulang ke rumah.
Menurut Niken, ia tidak pernah sama sekali mendapatkan pembelajaran tentang bencana alam. Maka pengalaman simulasi yang diikutinya kemarin merupakan hal yang baru dan berkesan baginya. “Iya ini pertama kali, sebelumnya ndak pernah. Ndak susah kok, jadi tahu kalau ada gempa berlindung dulu,” ungkapnya polos.
Simulai Bencana Gempa Bumi di lingkungan sekolah ini dirasa sangat penting. Pasalnya Kota Malang tidaklah luput dari jenis bencana satu ini. Ini disampaikan Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Malang Habibah. Ia menerangkan anak-anak atau siswa-siswi di sekolah menjadi kelompok masyarakat/ penduduk yang rawan menjadi korban karena ketidaktahuan.
“Ini sangat penting apalagi mereka anak-anak. Harus diberi ilmu mitigasi bencana meskipun sederhana dulu. Kalau di sekolah ya seperti tadi berlindung di bawah meja yang kokoh, tas ditaruh di atas kepala. Itu semua untuk melindungi diri dulu jika terjadi gempa,” papar Habibah.
Selain gempa bumi, siswa-siswi ini diajarkan pula ciri-ciri atau jenis-jenis bencana yang kerap terjadi di Kota Malang. Salah satunya seperti longsor. BPBD Kota Malang juga memberikan edukasi bagaimana atau apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana longsor.
Menurutnya anak-anak sekolah harus lebih sering diberikan ilmu mitigasi bencana. Karena mereka lebih sering berada di dalam ruangan daripada kelompok masyarakat lain. Ia pun mengapresiasi antusiasme besar siswa-siswi dan perangkat sekolah akan ilmu mitigasi bencana ini.
“Banyak sekolah yang ingin ikut atau adain simulasi ini. Mereka undang kami. Salah satunya ini tadi (kemarin di SD Tanjungrejo 5, red). Ini sangat baik, kita akan selalu beri ilmu ini karena sangat penting untuk pencegahan dan antisipasi bencana,” jelas Habibah.
Sementara itu Kepala Sekolah SDN Tanjungrejo 5 Kota Malang Hendri Chosida SPd menjelaskan kegiatan ini merupakan hasil usulan dari Kelurahan Tanjungrejo. Dimana diusulkan ke Pemkot Malang agar anak-anak sekolah di kawasan Kelurahan Tanjungrejo bisa mendapatkan simulasi bencana ini.
Dijelaskan Ida, sapaan akrabnya, ini merupakan wujud penting kepedulian perangkat wilayah kepada warga agar terhindar dari bahaya bencana alam. “Dan kebetulan di sekolah ini mulai dari anak-anak kelas 3,4 dan 5 kita ajak ikut simulasi semua. Ini sangat bagus ya, mereka jadi tahu. Senang anak-anak dapat edukasi yang sangat bermanfaat. Jika ada gempa mereka tahu sendiri cara berlindung,” pungkas Ida.(ica/lim)