Malang Posco Media – Ratusan Aremania dan warga Malang mulai dari yang muda hingga orang tua turun ke jalan, tepatnya di area flyover Mergosono, depan Stasiun Kota Lama Minggu (13/11) pukul 15.30 WIB.
Masa aksi berkumpul dari gang 3 Mergosono menuju flyover dengan melantunkan kalimat tahlil dan bernyanyi. Tepat di ujung selatan flyover, masa aksi berorasi.
Diantaranya terdapat tiga tuntutan utama yang mereka gaungkan. Pertama, masa aksi menuntut agar segera ditemukan seluruh oknum yang menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Kedua, masa menuntut Komnas HAM menelaah ulang dan menetapkan tragedi kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat bukan pelanggaran HAM Biasa. Ketiga, Mergosono Bergerak menuntut pihak terkait untuk bertangungjawab memenuhi hak atas kerugian materil dan Imateril kepada seluruh korban luka ringan, berat, maupun meninggal dunia.
Malang Posco Media berkesempatan menemui sejumlah tokoh Aremania dan pemuda Mergosono. Mereka menyebutkan bahwa aksi ini tidaklah atas nama pribadi, melainkan panggilan hati.
“Ini bukan atas nama salah satu dari kita, ada 5 warga Mergosono yang MD dan banyak sekali yang luka-luka. Intinya ini harus diusut tuntas. Segera ditemukan semua pihak yang bersalah, kami menuntut aparat jujur dan terbuka dalam tragedi ini. Waktu pengusutan tragedi Kanjuruhan ini sudah terlalu lama,” ujar 7 orang tokoh Aremania dan pemuda Mergosono yang tidak ingin disebutkan namanya.
Salah satu masa aksi Mergosono Bergerak, Bagus Prayoga menyebutkan harapannya bahwa keadilan masih ada di Indonesia. Aksi masa ini benar karena perjuangan Aremania dan warga Malang atas tragedi kanjuruhan belum selesai.
“Aksi ini adalah gerakan kemanusiaan, untuk saudara-saudara kita Aremania. Banyak yang turun ke jalan bukan cuma Aremania, itu di pinggir-pinggir ada ibu-ibu, anak-anak, orang tua, semua mendukung aksi kami. Perjuangan mendapat keadilan belum selesai intinya” tegas Bagus Prayoga. (mp2/jon)