MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Para pecinta thrift di Malang dimanjakan dengan kehadiran Malang Thrift Movement (MTM) yang digelar selama empat hari sejak Kamis (2/2) kemarin, hingga Minggu (5/2) besok, Diorama Food Theater kawasan Jalan Sulfat Kota Malang.
Selain menjadi tempat mencari pakaian-pakaian unik, event itu menjadi ajang berkumpulnya para pecinta produk thrift dari berbagai daerah, Malang Raya dan sekitarnya.
“Awalnya dilaksanakan secara reguler di Taman Krida Budaya pada Agustus 2022 lalu. Kita mengakomodir para pelaku UMKM di Malang Raya khususnya dibidang fashion thrift untuk dapat berkumpul langsung di satu tepat,” ungkap koordinator Malang Thrift Movement (MTM), Adi kepada Malang Posco Media, kemarin.
Kegiatan tersebut diikuti dua belas tenant UMKM Thrift, yakni Lawas Berkelas Malang, Lenggob Secong Malang, Santanaiko Malang, Stakes Market Malang, Yas BelaBeli Malang, Fashion Daily Batu, Segalamacam Malang, Tiga Tuan Store Malang, K54 Second Malang, Resolve Second Stuff Batu, Restore47 Malang serta GaVe Thrift Shop Lawang.
“Kami di sini menghadirkan pakaian thrift dari berbagai jenis, ada kaos, crew neck, outer dan masih banyak lagi. Tentu untuk pengunjung kebanyakan berasal dari kalangan remaja dan mahasiswa. Karena memang tren nya begitu,” jelasnya.
Festival MTM ini menjadi salah satu festival thrift yang asli berasal dari Malang. Adi mengungkapkan untuk saat ini, tenant-tenant yang didirikan dikhususkan kepada para pemilik usaha thrift yang berasal dari Malang Raya.
“Ini menjadi gebrakan baru di dunia thrifting. Kita untuk saat ini fokus memberdayakan para pelaku usaha thrift yang ada di Malang Raya terlebih dahulu. Karena kita memang harus mendukung produk UMKM asal daerah kita,” ujarnya.
Menggandeng Diorama Food Theater sebagai lokasi penyelenggaraan festival thrift kali ini salah satu kelebihannya adalah tempatnya yang nyaman. Kegiatan ini juga menjadi festival thrift yang digelar secara outdoor.
“Ini juga menjadi harapan dari teman-teman. Karena kita sudah lama tidak melakukan festival thrift, khususnya untuk Malang. Karena ya melalui kegiatan ini teman-teman yang memiliki usaha thrift bisa memperoleh omset lebih banyak,” paparnya.
Dirinya tidak membatasi para pelaku usaha thrift untuk mengikuti festival-festival lain yang diselenggarakan oleh pihak lainnya. “Karena mereka ini kan jualan, kalau kita batasi hanya ikut festival di kami ya tentu kasihan,” ujar Adi.
Ia berharap ke depannya dapat menggelar festival Malang Thrift Movement (MTM) di bulan-bulan yang akan datang dengan lokasi yang lebih luas. Sehingga dapat menampung yang lebih banyak lagi.
“Mungkin di bulan puasa nanti, pertengahan Maret kita juga kembali membuka Malang Thrift Movement. Untuk Lokasinya masih kita usahakan, namun kemungkinan kita menggunakan lokasi Taman Krida Budaya lagi,” pungkasnya. (adm/aim)