.
Friday, November 22, 2024

RUMAH KITA

Serunya Piket Lebaran 2023

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA-Ini salah satu serunya bekerja di Malang Posco Media (MPM). Tugas Piket Lebaran, Kamis (20/4) sampai Selasa (25/4). Petugas piket berasal dari redaksi dan divisi digital  terkait penyajian berita di www.malangposcomedia.id selama libur lebaran 2023. Tak lama adaptasi, langsung gas.

Mereka yang bertugas atas kesadaran sendiri.Tanpa ditunjuk! Setelah piket tetap dapat jatah libur pengganti. Tahun ini yang tugas Piket Lebaran MPM yakni, Jon Soeparijono, Ozzy Widha Asmara dan Muhammad Alwi Suryo Efendy. Ketiganya dari Digital. Sedangkan dari redaksi, Vandri Battu, Muhaimin, Ian Nurmajidi, Adam Malik dan Sisca Angelina.

Masing-masing punya cerita selama piket liputan lebaran. Ian Nurmajidi misalnya, selama piket bertugas di wilayah Kabupaten Malang. Pos liputan tetapnya sebenarnya di Kota Malang.

Tahun ini pertama kali Ian piket lebaran. Kebetulan tak mudik jauh. Tugas di Kabupaten Malang  bukan hanya mental yang harus saya siapkan. Tapi juga fisik. Karena harus siap liputan di tempat terjauh di Kabupaten Malang.

Benar saja, pada H+2 lebaran, MPM  mengulas tentang puncak kunjungan wisatawan. Sementara di Kabupaten Malang yang paling menonjol adalah wisata  pantai. Meski tidak ada arahan untuk ke sana dari kantor, saya berinisiatif untuk tetap terjun ke lokasi. Yakni di Pantai Balekambang. Jaraknya 54 kilometer dari rumah saya di kawasan  Muharto Kota Malang.

Tidak gentar, saat itu tekad saya sudah bulat. Berangkat pukul 07.00 WIB. Sepanjang perjalanan tidak ada masalah, hingga tiba di sekitar daerah Srigonco sebelum Jembatan Pelangi. Jalanan sangat rusak hingga membuat saya sangat kesulitan melaluinya. Jalan rusak yang berliku itu pun akhirnya berakhir hingga di lokasi tujuan. Di Balekambang saya bertemu Wakapolres Malang Kompol Wisnu Setyawan yang  sedang melakukan pengecekan dan pemantauan juga di lokasi. Dengan sangat ramah, beliau menjamu saya selama liputan.

Pak Wakapolres Malang mempersilakan saya makan siang bersama di satu meja. Menunya tentu beragam ikan bakar dan pelepas dahaganya air kelapa muda. Ini sangat berkesan, sebab saya belum pernah kenal dengannya. Namun langsung bisa bersahabat dengan wartawan. Apalagi saat itu hanya saya saja wartawan yang datang meliput di lokasi tersebut.

“Jangan sungkan mas, kita makan bareng-bareng. Di sini suasananya enak, kita istirahat sebentar, nanti lanjut lagi,” kata Kompol Wisnu.

Adam Malik juga mencoba wilayah liputan baru. Biasanya meliput di pos pendidikan dan ekonomi bisnis, kali ini ditugaskan di Kota Batu. 

Awalnya sedikit pesimis, mengingat Kota Batu   salah satu pos yang belum pernah saya jajaki. Namun berkat dukungan dari redaktur dan teman-teman wartawan yang lain, saya bisa melewati liputan dari hari pertama lebaran hingga hari ke lima.

Tahun ini juga menjadi pertama bagi saya lebaran jauh dari keluarga di Lampung, meskipun ada rasa sedih. Namun kehangatan keluarga di Malang Posco Media menjadi obat kerinduan. Liputan lebaran Kota Batu memberikan banyak sekali pengalaman-pengalaman berharga, mulai dari pantauan secara langsung arus lalu lintas, hingga liputan ke berbagai tempat wisata dan bertemu sejumlah pemangku kebijakan.

Tidak jauh berbeda dengan pengalaman piket lebaran sebelumnya. Bagi saya, Sisca Angelina tahun ini piket lebaran lebih “tenang”. Hal yang membuat sedikit takjub adalah Kota Malang bisa ya tidak macet. Itu karena sebagian besar penghuninya sedang mudik.

Jalan-jalan yang biasanya macet, seperti kawasan Jalan Soekarno-Hatta ke arah Jalan Ahmad Yani, lalu kawasan Jalan Merdeka- kawasan Pasar Besar Malang, kawasan Dinoyo- Sumbersari semua berasa plong dari kendaraan.

Khususnya di hari ke dua dan ketiga setelah hari raya. Jalan Kota Malang berasa seperti milik sendiri, rasanya tenang berkendara. Tidak stres  seperti biasanya.

Tapi itu hanya bertahan dua hari saja. Selanjutnya Kota Malang diserbu banyak pelancong. Alhasil macetnya kembali lagi. Itulah kenapa berita-berita yang saya sajikan saat piket memang lebih banyak seputar kondisi arus lalu lintas.

Oh ya, tahun ini saya meliput banyak kejadian di Kota Malang. Ada kebakaran dan juga pohon tumbang karena memang lebaran tahun ini, cuacanya bikin deg-degan karena sempat hujan lebat.

Paling berkesan lagi ketika saya membuat liputan usai Salat Id di sekitar Masjid Agung Jami Kota Malang. Saya liputan di depan Gereja Kayutangan. Selain motret, juga merekam video salam-salaman umat Islam usai Salat Id dengan sejumlah pastor, suster dan frater di depan Gereja Kayutangan. Tayangan ini viral. Setidaknya bisa menginspirasi tentang toleransi dan indahnya kebersamaan antar umat beragama di Kota Malang,

Sementara saya Vandri Battu bertugas mengedit berita. Edit berita bisa dilakukan di mana saja. Terpenting ada kiriman berita. Pengalaman paling menegangkan pada Sabtu (22/4) saat Idul Fitri. Pukul 06.00 WIB, jari saya sudah menari-nari di keyboard laptop. Ini kerja paling pagi. Sisca, Ian dan Adam mengirim berita secara beruntun sejak pukul 06.00 WIB. 

Begitu juga Muhaimin. Tahun ini saya  tak mudik ke Jakarta. Saya memilih piket, meliput sekaligus mengedit berita. Usai Salat Id di Masjid Agung Jami Kota Malang kirim berita. Bagi saya, kirim berita secara cepat sudah biasa. Terpenting berita tersaji dengan cepatnya untuk pembaca.

Selama piket lebaran, Jon Soeparijono sengaja mengambil dua hari pas tanggal merah lebaran. Hal ini dikarenakan pengalaman lebaran sebelum-sebelumnya, di dua hari lebaran tersebut sibuk dengan halal bihalal keluarga.

Sedangkan di luar tanggal merah libur lebaran, kegaiatan agak longgar. Tak heran jika piket lebaran saya bisa datang pagi ke kantor. Kecuali hari Jumat (21/4) ketika jamaah Muhammadiyah sudah melaksanakan salat Idul Fitri. Saya harus standby di rumah dengan menghadap komputer sambil memantau kiriman berita wartawan.

Benar saja, sejak pagi hari, berita dari wartawan sudah banyak yang dikirim dan diedit Muhaimin maupun Vandri Battu. Setelah diedit langsung saya upload dan saya share di grup-grup WhatsApp (WA). Sehingga berita-berita soal Salat Idul Fitri di hari Jumat, tidak ketinggalan.

Selain menunggu berita dari wartawan, saya juga mengupload berita-berita nasional yang berkaitan dengan salat Idul Fitri.

Sedangkan saya Muhammad Alwi Suryo Efendy dari Divisi Digital juga piket. Rumah saya di Bandulan, Kota Malang. Jadi tak mudik. Tugas saya selama piket lebaran yakni menyajikan berita yang sudah diolah di semua sosmed MPM.

Materi berita yang dikirim dan sudah diedit, saya olah lalu tayang di semua sosmed MPM. Karena harus diolah sebaik mungkin, saya ngantor setiap hari selama piket. Mulai pukul 10.00 WIB sampai 17.30 WIB. Waktu usai Salat Id, saya sempatkan maaf-maafan dengan keluarga di rumah. Setelah itu langsung ke kantor. 

Sementara saya, Ozzy Widha Asmara dari Divisi Digital memilih piket lebaran tahun ini. Kebetulan tak mudik ke Jombang. Tugas saya posting berita di www.malangposcomedia.id.

Menyenangkan karena bisa up date informasi setiap saat ketika banyak yang mudik lebaran. Namun demikian, saya tetap bisa Salat Id dan kumpul keluarga di sela-sela piket. Menyenangkan. (ian/ica/jon/dam/aim/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img