MALANG POSCO MEDIA – Kekhawatiran gangguan server saat hari pertama pelaksanaan UTBK di kampus negeri di Kota Malang tak terbukti. Kecurangan pun tak ditemukan. Di Universitas Brawijaya (UB) puluhan ribu peserta calon mahasiswa sukses menjalani ujian berbasis komputer itu dengan lancar, Senin (8/5) kemarin. Begitu peserta yang mengikuti pelaksanaan UTBK di Universitas Negeri Malang (UM).
Hal itu dipastikan oleh Ketua Pusat UTBK UB, Prof. Dr. Imam Santoso, MP., yang juga merupakan Wakil Rektor bidang Akademik UB. Pihaknya melakukan pengawasan secara langsung hingga berakhirnya UTBK pada hari pertama kemarin. Tidak ditemukan kendala server hingga indikasi kecurangan.
“Salah satunya running web berjalan bagus, karena itu salah satu masalah yang cukup kritis untuk pelaksanaan UTBK. Sejak pagi kita cek dan periksa, sudah berjalan lancar. Termasuk pemeriksaan dengan metal detektor mengantisipasi bila ada kecurangan. Hari pertama lancar,” tegas Imam usai UTBK.
Seluruh peserta, dipastikan Imam mengikuti seluruh rangkaian UTBK dengan baik. Tidak ada keterlambatan yang dilakukan oleh mahasiswa pada hari pertama kemarin. Termasuk pemberlakuan prokes (protokol kesehatan) yang masih diterapkan UB. Seluruh peserta lolos pemeriksaan prokes.
“Prokes tahun ini jauh lebih longgar. Kita tetap beri perhatian setidaknya memastikan calon mahasiswa dalam kondisi fit. Mulai dengan Thermo Gun dan sensor suhu,” yakinnya.
Peserta yang mengikuti UTBK tahun ini di UB sendiri tercatat sebanyak 21.960 orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 12,7 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebanyak 19.487 peserta. Dikatakan Imam, sebaran calon mahasiswa yang akan berkuliah di UB diperkirakan masih sama seperti tahun lalu. Peserta dari Jabodetabek menjadi peringkat kedua terbanyak yang mendaftar di UB.
“Asumsi saya hampir sama dengan sebaran mahasiswa SNBT, polanya relatif hampir sama. Paling banyak tentu dari Jawa Timur, kemudian yang kedua dan cukup menarik adalah peserta dari Jabodetabek menjadi peminat kedua terbesar. Lain lain hampir dari seluruh Indonesia,” sebut Imam.
UTBK di UB sendiri melibatkan sebanyak 550 pengawas, 16 penanggung jawab lokasi, 16 penanggung jawab TIK lokasi, 16 admin TIK lokasi, 4 admin server, dan 69 teknisi ruang dalam tiap sesi. Ada dua sesi UTBK setiap harinya, yakni sesi pagi dan sesi siang. Hasil UTBK akan diumumkan di website https://snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/ pada 20 Juni mendatang.
Sebagai informasi, tahun ini UB akan menerima mahasiswa baru melalui tiga jalur penerimaan. Yakni SNBP (30 persen), SNBT (30 persen) dan Seleksi Mandiri (40 persen). “Kita harap kegiatan ini jadi pintu masuk merekrut calon mahasiswa yang berkualitas. UB masih menjadi tujuan favorit mahasiswa baru seluruh Indonesia. Kita harap meskipun di Malang, tetapi menjadi universitas yang bisa menjadi tujuan belajar seluruh masyarakat secara nasional,” ujar Rektor UB Prof. Widodo, S.Si., MSi., PhD. Med.Sc usai UTBK.
Prof Widodo juga sejak awal telah memeriksa langsung dari kesiapan hingga pelaksanaan UTBK kemarin. UB sendiri hanya melaksanakan UTBK di gelombang pertama saja yakni mulai kemarin hingga 14 Mei dan tidak menyelenggarakan UTBK di gelombang kedua yakni 22 Mei hingga 28 Mei.
Sementara Rektor Universitas Negeri Malang (UM) bersikap tegas jika ada peserta UTBK-SNBT yang melanggar aturan. Terlebih pada pelanggaran yang dilakukan. UM tidak mentoleransi segala bentuk kecurangan dalam seleksi masuk perguruan tinggi.
“Ya kami bersikap tegas. Makanya dari awal kami sudah mempersiapkan semaksimal mungkin pelaksanaan UTBK ini. Termasuk antisipasi berbagai bentuk kecurangan,” katanya kepada Malang Posco Media, di sela kunjungannya memantau kondisi UTBK, Senin (8/5).
Prof Haryono menyampaikan berbagai upaya UM untuk antisipasi kendala maupun kecurangan dalam UTBK. Sebelum pelaksanaan seleksi petugas teknis maupun pengawas sudah diberi arahan dan bekal. Briefing itu dilakukan seminggu sebelum pelaksanaan seleksi. Tidak lain untuk menghindari kecenderungan terjadinya kecurangan seperti adanya joki dan sebagainya.
UM juga meningkatkan daya pengawasan. Termasuk jumlah pengawasnya. Supaya mereka dapat mengawasi secara ketat. Setiap ruang dan unit komputer diawasi dan diantisipasi dengan digital. UM juga melibatkan ahli IT. Untuk menjaga ketat pelanggaran yang bersifat online sekalipun. Gerakan yang mencurigakan akan terdeteksi, baik yang dilakukan oleh peserta sendiri maupun yang dikendalikan pihak luar. “Kalau ada jawaban aneh dan mencurigakan akan ketahuan secara komputer,” ungkapnya.
Gerak-gerik peserta juga diawasi dengan ketat. Setiap sudut ruangan ada cctv. Peserta yang dicurigai akan mendapat pengawasan yang ketat. Jika dicurigai berat melakukan kecurangan akan dibawa ke ruang pengawas untuk konfirmasi lebih lanjut. “Kami akan bersikap tegas. Peserta yang terbukti melanggar akan langsung didiskualifikasi,” tegasnya.
Untuk pengamanan UTBK, UM juga melibatkan TNI/Polri. Hanya saja aparat yang berseragam diminta untuk mengamankan dari luar ruangan. Supaya peserta ujian merasa nyaman dan tidak tertekan. UM juga meminta aparat untuk tidak membawa senjata. “InsyaAllah kami bisa melaksanakan seleksi UTBK ini dengan cara yang lebih baik. Supaya hasilnya juga baik,” ucapnya.
Hari pertama UTBK di UM kemarin berjalan lancar. Meskipun ada beberapa yang terlambat namun masih dalam masa toleransi. Sehingga semua dapat mengikuti ujian. Menurut laporan dari pihak panitia, keterlambatan peserta karena sempat kebingungan mencari ruangan. Mereka diberikan toleransi waktu hingga percobaan (simulasi) selesai. “Kalau tes sesungguhnya sudah dimulai, maka yang terlambat tidak diperkenankan untuk ikut,” ujar Rektor UM.
Ada lebih dari 29.000 calon mahasiswa mengikuti seleksi UTBK-SNBT di UM tahun ini. Dari jumlah tersebut hanya 2.400 yang akan diterima. Rektor UM menjamin proses seleksi dilakukan dengan cara yang bisa dipertanggungjawabkan. “Seleksinya ketat. Harus benar-benar kualified. Kalau mendapat mahasiswa yang berkualitas, potensi untuk mengembangkan keilmuan maupun bidang-bidang lain yang digeluti akan lebih baik,” tuturnya. (ian/imm/lim)