.
Friday, November 22, 2024

Setahun MCC Butuh Rp 6 M, Untuk Operasional Termasuk Biaya Listrik

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Konsep Pengelolaannya Mulai Dibahas

MALANG POSCO MEDIA – Pembangunan megaproyek Malang Creative Center (MCC) sudah 55 persen. Kini konsep pengelolaannya mulai dibahas. Apalagi operasional MCC per tahun diperkirakan sebesar Rp 6 miliar. (baca grafis di Koran Malang Posco Media)

Rencana pengelolaan bangunan yang rencananya difungsikan tahun depan itu dibahas di ruang rapat Balai Kota Malang, Rabu (16/2) kemarin. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang dan Tim Komite Kreatif Kota Malang memaparkan rancangan konsep pengelolaan MCC.

“Estimasi kebutuhan pembiayaan operasional per tahun sebesar Rp 6 miliar. Untuk kebutuhan tenaga SDM, kebutuhan listrik, kebersihan, pemeliharaan dan lainnya,” jelas Kepala Diskopindag Kota Malang M Sailendra. 

Ia menjelaskan jumlah ini masih estimasi pembiayaan operasional MCC ketika nanti sudah difungsikan secara menyeluruh. Karena itulah konsep manajemen berikutnya juga dibutuhkan untuk dibahas secara detail.

Mantan Sekretaris Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang ini menegaskan ada beberapa cara agar bisa menekan biaya operasional.

“Konsepnya bisa diperbanyak areal terbuka atau semi open. Agar menekan biaya penggunaan AC dan juga listrik untuk penerangan di dalamnya,” jelas Sailendra.

Tidak itu saja, ia juga menjelaskan soal opsi pengelola MCC nantinya. Alternatif pelaksana pengelola di antaranya Diskopindag melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT)  dikolaborasikan dengan Perumda Tunas (Tugu Aneka Usaha) hingga dikelola pihak ketiga.

Opsi lain juga menyebutkan pengelolaan bisa dilakukan melalui Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan seluruh stakeholder terkait dan berkolaborasi bersama-sama.

“Nanti bisa dibentuk satuan kerja pengelolaan MCC. Tugasnya mengelola area-area tertentu. Seperti area public service. Tenaga bisa dipadukan ASN dan non ASN. Yang non ASN bisa diambil dari teman-teman ekraf atau seperti apa yang lain bisa dibahas lagi,” jelasnya.

Ia menjelaskan pengelolaan MCC nantinya memang akan diarahkan pada dua bagian area. Pertama area pengelolaan public service, kedua area komersial. Dua area pengelolaan ini harus dipisahkan.

Menurut Sailendra hal ini penting dibagi agar fungsi public service atau pelayanan publik dan komersial atau bisnis bisa berjalan baik bersamaan.

Wali Kota Malang Drs H Sutiaji menginginkan pengelola utama MCC tetap dipegang Diskopindag Kota Malang. Akan tetapi dalam pelaksanaannya bisa dikelola dengan sistem kerjasama, kolaborasi hingga berbentuk PKS dengan pihak lain.

Meski begitu nantinya Diskopindag Kota Malang memegang peranan utama pengelolaan. Kemudian pembahasan soal MCC ini juga mengarah pada pengisian 17 subsektor pelaku ekonomi kreatif.

“Nanti semua pelaku ekraf di 17 sub sektor yang nantinya sudah terpilih melalui kurasi akan masuk ke dalam. Diatur ditempatkan dimana, seperti apa, per lantai diisi apa dan sebagainya,” jelasnya.

Meski begitu konsep tersebut masih dalam pembahasan. Sutiaji meminta sebelum akhir tahun konsep pengelolaan sudah rampung sehingga bisa dianggarkan dana operasionalnya sesuai dengan konsep yang sudah disepakati.

Sementara itu dijelaskan pula konsep penempatan fasilitas dan ruang-ruang di delapan lantai bangunan MCC nantinya. Salah satu pengurus  Malang Creative Fushion (MCF) Wahyu Dadik Chang menjelaskan konsep yang bisa ditemui per lantai di MCC.

Lantai satu akan dibuat sebagai public space dan memilki mini amphitheater yang terbuka. Lantai dua dijadikan lokasi gallery pelaku ekraf, coworking space hingga event stage. Di lantai tiga akan ditempatkan kafe dan kantin, public space, ruang amphitheater hingga public space lainnya.

“Lantai empat akan jadi tempat café atau food and drink stand, ruang komputer dan coworking space. Lantai lima akan ada bioskop, photo studio, fashion room dan lounge lainnya. Di Lantai enam ditempatkan supermarket hingga perpustakaan atau ruang baca,” jelasnya.

Sementara di lantai tujuh dan delapan dijadikan tempat multiguna seperti auditorium, stage dan lainnya. Khusus di lantai delapan yakni rooftop akan dipusatkan sebagai tempat kongkow karena ada kafé hingga tempat komersial lainnya.

Untuk konsep façade (tampak depan), desain yang dipaparkan akan bernuansa kekhasan Malang. Pintu utama akan dibuat menyerupai gerbang candi.

“Untuk nuansa warna dipadukan futuristik. Seperti abu, silver, putih dan keemasan,” pungkasnya. (ica/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img