MALANG POSCO MEDIA – Perjalanan panjang mencari keberadaan bocah asal Jalan Talas Kelurahan Bumiayu Kota Malang, Putra Wijaya, 10, berakhir sudah. Setelah hilang 22 hari, jenazah bocah yang hanyut di Sungai Brantas ini akhirnya diterima keluarga. Kondisi jenazah yang sudah tak lagi utuh, ditemukan pencari rumput di kawasan Bendungan Sengguruh Kabupaten Malang, Senin (10/7) pagi.
Tubuh bocah yang sebelumnya hanyut saat bermain di Sungai Brantas yang tidak jauh dari rumahnya itu, terbawa arus sungai pada hari Senin (19/6) pagi. Saat ditemukan, tubuhnya hancur dan sudah tidak utuh, hanya menyisakan sebagian dada, tangan dan kakinya saja.
Kapolsek Kepanjen Kompol Sri Widyangingsih mengatakan, bahwa penemuan ini sekitar pukul 13.00. Saat itu, ada seorang pencari rumput yang melihat benda mirip boneka.
“Kemudian saksi ini curiga dan melaporkan kepada petugas, dan laporan itu sampai kepada kami. Petugas evakuasi dan tim dari Polsek Kepanjen langsung menuju ke lokasi,” jelasnya.
Saat dikeluarkan dari air, petugas menemukan tubuh itu sudah tidak lagi utuh. Sehingga, secara kasat mata, petugas tidak bisa melakukan identifikasi awal siapa sosok jenazah tersebut.
“Untuk secara fisik memang sepertinya masih anak-anak. Kondisi tubuhnya sudah hancur sebagian. Kepala, dada dan tangan kirinya sudah hilang. Hanya menyisakan kaki saja yang masih utuh,” terang Kompol Widya.
Penemuan ini memang seiring dengan belum ditemukannya Putra Wijaya, yang hilang. Karena adanya indikasi tersebut jenazah langsung dievakuasi ke kamar jenazah IKF RSSA Malang, untuk dilakukan visum dan identifikasi oleh Tim INAFIS Polres Malang.
Sementara itu, Kapolsekta Kedungkandang Kompol Agus Siswo Hariyadi mengatakan, bahwa hasil identifikasi korban, dilakukan bersama dengan keluarga. Karena kondisi yang sudah parah, akhirnya keluarga menerima bahwa tubuh itu adalah anaknya yang hilang, Putra Wijaya, sekitar pukul 19.00 WIB.
“Dari pihak keluarga menerima jenazah tersebut adalah anaknya yang hanyut. Saat ini masih penyelesaian administrasi dengan pihak INAFIS Polres Malang dan RSSA. Selanjutnya jenazah langsung dimakamkan di TPU Bumiayu,” pungkas Agus.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang bocah bernama Putra Wijayanto, 10 dan M. Rifki, 11, warga Jalan Talas Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, dikabarkan hilang Senin (19/6) pagi, sekitar pukul 10.15. Keduanya terseret arus Sungai Brantas, tempat mereka bermain bersama dengan kelima teman lainnya.
Saat bermain hanyut-hanyutan di sungai, korban bernama Putra sempat mengaku kesakitan. Ia terbentur batu, dan kakinya memerah. Saat itulah, ia meminta dilepaskan pegangannya, karena tidak kuat menahan sakit.
Saat dilepaskan, Putra yang digenggam oleh Rifki, akhirnya hanyut terbawa arus sungai. Lima orang temannya sempat panik, dan tidak bisa menolong, begitu kedua tubuh temannya terjebak arus sungai.
Setelah itu, mereka pulang dan baru mengaku apabila kedua korban hanyut sekitar pukul 16.30. Saat itu, baru petugas pencarian dari unsur relawan dan instansi terkait turun, namun tidak menemukan jejak korban.
Rabu (21/6) pagi, sekitar pukul 07.00 akhirnya tubuh satu korban ditemukan. Jenazah M Rifki ditemukan di Bendungan Blobo Kabupaten Malang dalam kondisi meninggal dunia. Sementara jenazah Putra ditemukan 22 hari kemudian setelah dinyatakan hilang. (rex/bua)