Beberapa hari lalu, pelatih Arema FC Joel Cornelli sudah mengingatkan anak asuhnya untuk tidak menganggap remeh PSS Sleman. Meski lawan yang dihadapi berada di papan bawah, tepatnya sebagai juru kunci, nyatanya PSS memang tak bisa dipandang sebelah mata.
Arema FC dibuat tak berkutik saat ditekuk tim berjuluk Elang Jawa itu 3-1 (2-0) dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2024/2025 di Stadion Manahan Solo, Jumat (20/9) sore. Singo Edan yang datang dengan percaya diri usai menang 0-1 di kandang PSM Makassar, tertinggal 2-0 di babak pertama.
Tiga gol kemenangan PSS dicetak Phil Ofosu Ayeh menit 23 dan dua gol diborong Hokky Caraka menit 39 dan 54. Sedangkan satu gol balasan Arema dicetak Lokolingoy menit 53 melalui titik penalti. Hasil ini membawa PSS naik satu tingkat ke posisi 17 atau lepas dari juru kunci.
Tim yang di awal musim kompetisi mendapat pengurangan tiga poin ini mampu menggagalkan ambisi Singo Edan untuk kembali raih kemenangan. Hasil 3-1 menjadi kekalahan pertama Arema di laga away, setelah tiga away lainnya secara beruntun raih lima poin dari tim-tim besar.
Ya, sebelum dijamu PSS, Arema FC dalam tren positif usai menahan imbang Persib dan Bali United, lalu menang atas PSM. Kondisi di atas angin inilah yang mungkin membuat pelatih Joel Cornelli memberi warning alias peringatan agar pasukannya tidak menganggap remeh PSS.
Keuntungan lainnya yang membuat Arema FC cukup percaya diri adalah faktor tuan rumah yang berlaga di Solo, bukan di Sleman. Secara non teknis, harusnya cukup menguntungkan Arema FC yang sejatinya laga ini digelar di tempat yang lebih netral.
Selain itu, Arema FC juga memiliki memori manis saat keluar sebagai juara Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan Solo. Joel dan timnya pun optimis, Arema FC bisa meraih kemenangan, seperti saat menjuarai Piala Presien 2024 lalu di stadion yang sama.
Boleh jadi, pada laga PSS vs Arema FC ini, pasukan Singo Edan sebenarnya dalam kondisi over confidence. Lokolingoy dkk terlalu percaya diri saat menghadapi tim juru kunci. Menyebabkan hilang fosus, khususnya di lini pertahanan hingga kebobolan 3 gol.
Ambisi datang untuk menang dan bisa segera naik ke papan atas, gagal terwujud. PSS memberi perlawanan sengit, meladeni permainan terbuka Arema. Awal babak pertama, Arema coba menekan dan membuka peluang, namun tak cukup jadi gol.
Justru tuan rumah cetak dua gol hingga akhir babak pertama. Menyusul permainan Arema yang tidak konsisten. Selain lini belakang yang mudah kebobolan, lini serang Arema FC tampak kesulitan. Pergantian demi pergantian dilakukan, juga tak maksimal.
Selain organisasi permainan antar lini yang tidak berjalan sesuai harapan, transisi permainan Arema dari menyerang ke bertahan atau sebaliknya, terlihat lemah. Tak menunjukkan sebagai tim yang tampil bagus dan raih juara Piala Presiden 2024 lalu.
Seorang Hokky Caraka berhasil mengacak-ngacak pertahanan Arema, hingga penyerang berusia 20 tahun itu bisa mencetak 2 gol. Sementara kiper Arema, Lucas Frigeri dibuat tak berdaya, tak menunjukkan kelasnya sebagai seorang kiper asing.
Aremania menyebut, permainan Arema seperti ini kembali pada ‘setelan pabrik’. Seperti komentar di akun Instagram Offical Arema FC, permainan Arema disebut-sebut kembali seperti beberapa waktu lalu saat tim ini kalahan. Mainnya kurang sangar.
Seolah, tim ini bisa disetel. Bisa main bagus dan menang, bisa juga jadi tim kalahan. Jangan-jangan memang bisa disetel begitu ya. Karena ada juga yang berkomentar miring; ‘Sleman butuh poin, Arema butuh dana’. Waduh. Semoga saja tidak begitu!. (*)