MALANG POSCO MEDIA – Setelah misi sukses kalahkan PSIS Semarang, Minggu (22/5) malam, Arema FC langsung dapat tugas berat. Yakni memastikan kondisi stadion aman dari aktivitas yang bisa melanggar regulasi. Seperti nyala flare yang bisa mengganggu pertandingan.
Terutama saat kompetisi 2022/2023. Sebab rencananya musim ini kembali berformat home and away.
Nyala flare ketika uji coba melawan PSIS, Minggu (22/5) malam sempat terjadi beberapa kali. Bahkan dua di antaranya sampai membuat wasit Iwan Sukoco menghentikan laga. Pasalnya asap flare sampai ke tengah lapangan.
Flare pertama kali muncul saat babak kedua belum genap berjalan lima menit. Kejadian serupa terulang kembali saat laga memasuki menit 80. MC pertandingan dan panpel bahkan beberapa kali meminta agar menahan diri dan baru menyalakannya ketika laga hampir usai.
Hal tersebut membuat manajemen Arema FC pun menyadari ada pekerjaan rumah setelah kejadian tersebut. “Antusiasme Aremania luar biasa, kami memahami kerinduan dua tahun lebih tidak hadir di Stadion Kanjuruhan. Tapi, kami berharap nanti saat kompetisi, aturan tentang hal-hal yang tidak diperbolehkan di kompetisi, seperti flare misalnya, bisa dipatuhi bersama,” kata Media Officer Arema FC, Sudarmaji.
Dia mengatakan, dari laga uji coba tersebut yang sejatinya berorientasi pada kompetisi, manajemen Singo Edan akan melakukan evaluasi, koreksi dan kajian. Tiga hal ini harus dilakukan untuk menuntaskan masalah-masalah yang berpotensi melanggar regulasi.
“Laga uji coba melawan PSIS orientasinya ke kompetisi. Apalagi ada perwakilan LIB dan juga PSSI. Kami harus antisipasi untuk musim depan ketika sudah masuk ke ranah regulasi,” jelasnya.
Menurut dia dampak sanksi nantinya bisa diterima Arema FC bila di kompetisi kondisi serupa terjadi. Hal yang dalam beberapa tahun terakhir pun terjadi, Arema FC terkena denda karena pelanggaran lantaran menyalakan flare.
Dari catatan musim 2019 di laga akhir, Arema FC bahkan terkena denda sampai Rp 200 juta saat melawan Persikabo. Di musim tersebut, tim yang masih dilatih Milomir Seslija juga kerap terkena sanksi penyalaan flare, smoke bomb dan kembang api. Di musim 2018, denda sempat tercatat mencapai Rp 560 juta.
“Kami memahami situasi kerinduan Aremania. Tapi sekali lagi, di kompetisi nanti, bahwa hal-hal yang tidak diperbolehkan tidak terjadi,” imbuhnya.
Di sisi lain, dia menilai ada salah satu hal positif yang dipetik dari kejadian nyala flare saat uji coba. Yakni ketika petugas pengamanan tidak melakukan cara yang represif, melainkan lebih persuasif dengan imbauan agar memadamkan flare. “Tim steward dan keamanan ketika penanganan tidak membuat Aremania terprovokasi,” tegas dia.
Secara keseluruhan, Sudarmaji menilai uji coba berlangsung kondusif. Sebab Aremania merespons dengan baik tindakan persuasif dari aparat kepolisian, TNI, dan match steward yang bertugas mengamankan laga.
“Terima kasih polisi, TNI yang luar biasa menata kamtibmasnya untuk menyukseskan laga. Kita pun harus terus bantu polisi agar nantinya bisa jadi kewajiban ketika kompetisi di bulan Juli benar-benar terlaksana dengan baik,” kata Sudarmaji.
Kompetisi sendiri memang ditargetkan bisa digelar pada akhir Juli mendatang. Kini PT LIB dan PSSI tengah aktif berkeliling dan melakukan verifikasi ke stadion-stadion klub untuk persiapan kompetisi. Seperti Minggu (22/5) hadir dalam laga uji coba di Malang, juga di Surabaya yang mempertemukan Persebaya melawan PSIS.
Direktur Operasional PT LIB Sudjarno mengatakan, kick off kompetisi diupayakan bergulir bulan Juli. “Mudah-mudahan kick off kompetisi musim depan tidak lepas dari bulan Juli. Tanggalnya di kisaran 23-27,” ungkapnya ketika melakukan inspeksi di Stadion Gelora Bung Tomo.
Dia menyebutkan, format kompetisi diupayakan kembali normal. Yakni home away dan bisa dihadiri penonton. “Karena format kompetisi kita akan kami lakukan normal home away, jadi kami lakukan verifikasi ke klub. Salah satunya ke GBT,” jelasnya.
Selain GBT, inspeksi pun telah dilakukan di Stadion Segiri Samarinda, lalu Stadion Brawijaya Kediri. Sudjarno mengatakan, tujuan peninjauan untuk melihat sejauh mana klub melakukan persiapan dalam menyambut kompetisi musim ini. Ada beberapa aspek yang menjadi perhatian pada saat dilakukan inspeksi. Di antaranya aspek lapangan permainan, area media, fasilitas ruangan, safety and security dan pengecekan lampu stadion.
“Rencananya semua akan kembali pada format kompetisi home away. Untuk itulah harus dilakukan serangkaian pengecekan stadion yang akan digunakan klub-klub Liga 1. Kami melakukannya secara menyeluruh dan detail,” terang Sudjarno, Senin (23/5) kemarin. (ley/van)