spot_img
Friday, September 20, 2024
spot_img

Sewakan MCC Atasi Biaya Operasional

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Pemkot Malang mematangkan konsep pengelolaan Malang Creative Center (MCC). Salah satunya sewakan atau kerjasamakan pemanfaatan sejumlah bagian bangunan dan fasilitas yang tersedia.

Ini merupakan salah satu upaya mengatasi besarnya biaya pengembangan dan pengelolaan MCC. Sebelumnya  ditaksir butuh anggaran hingga Rp 50 miliar di tahun 2023 mendatang untuk pengembangan dan pengelolaan MCC.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Ir Diah Ayu Kusuma Dewi MT mengatakan, operasional gedung MCC saja Pemkot Malang membutuhkan anggaran Rp 6 miliar setiap tahunnya.

Di tahun 2023, masih ada biaya yang dibutuhkan untuk melengkapi fasilitas. Juga menyempurnakan interior bangunan yang akan dijadikan pusat kegiatan ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Malang ini.

Biaya operasional terbesar di antaranya penggunaan listrik. Jika dioperasikan dengan seluruh fasilitas yang ada, maka gedung MCC, kata Diah, membutuhkan listrik dengan daya lebih dari 6.000 volt ampere (VA) tiap harinya.

Beberapa waktu lalu pihaknya juga memperkirakan biaya tagihan listrik MCC dalam setahun bisa mencapai Rp 1 miliar. Maka dari itu skema kerjasama akan dilakukan untuk menanggung beban operasional MCC.

Untuk itu saat ini Pemkot Malang menyusun skema pengelolaan yang terbaik. Yang paling memungkinkan dan bisa menekan beban APBD Kota Malang untuk operasional MCC dilakukan kerjasama. Bentuknya pengelolaan sejumlah bagian bangunan maupun fasilitas yang ada.

Namun demikian  Diah menegaskan tidak seluruh pengelolaan gedung akan dikerjasamakan. “Misalnya seperti parkirnya. Pengelolaannya nanti dikerjasamakan dengan pihak ketiga,” ungkapnya.

Tidak itu saja bagian pengelolaan gedung yang bisa dikerjasamakan seperti tempat-tempat hiburan. Di MCC, rencananya akan ada beberapa tempat hiburan seperti bioskop. Nantinya ini juga bisa dikerjasamakan.

Jika ada pihak ketiga yang ingin menjalankan bisnis film atau bioskop di MCC, bisa bekerjasama dengan Pemkot Malang untuk pengelolaan bioskop.

“Ada juga nanti fasilitas hotel. Semacam hotel kapsul. Nah itu juga bisa dikerjasamakan. Sehingga fasilitas-fasilitas ini biaya operasionalnya bisa ditanggung pihak ketiga. Jadi beban biaya operasional kita berkurang,” papar Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Malang ini.

Diah menjelaskan saat ini  proses pembangunan MCC sudah mencapai 98 persen. Jika tidak ada halangan, targetnya pengerjaan konstruksi MCC mencapai 100 persen pada Kamis (21/7) pekan depan. Selanjutnya menunggu launching atau peresmian.

Direncakan, MCC sudah bisa dimanfaatkan atau beroperasi pada November 2022. Nantinya penyempurnaan di dalam interior bisa berjalan seiring waktu.  

Menanggapi hal ini Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika menegaskan Pemkot Malang perlu mengkaji kembali estimasi biaya operasional MCC sebelum benar-benar dioperasikan. Karena biaya listrik juga mengalami kenaikan.

“Yang kita tahu, bulan ini kan tarif listrik diatas 3.500 VA naik 13 persen. Kebijakan pusat. Bisa jadi akan lebih biaya operasional yang dibutuhkan untuk MCC kan. Ini harus benar-benar direncanakan matang. Jangan sampai nasibnya tak jelas karena biaya operasionalnya besar,” jelas Made.

DPRD Kota Malang mendorong Pemkot Malang membuka kesempatan jenis usaha dikembangkan di MCC. Pemkot Malang bisa menggandeng BUMD seperti Perumda Tunas agar memanfaatkan gedung untuk berusaha.

Tidak itu saja, Pemkot Malang juga harus menyusun skema detail kerjasama dengan pihak ketiga yang hendak memanfaatkan gedung MCC.

“Jadi disusun apa saja nanti tanggung jawab pihak yang kerjasama. Ini dipastikan diawal, agar jelas siapa menanggung biaya apa dan sebagainya,” kata dia.

Sementara itu menurut catatan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, peluang kerjasama ekonomi kreatif belum dijalankan secara resmi. Akan tetapi beberapa pihak yang sudah menanyakan kerjasama berasal dari kalangan swasta seperti co-working space juga kalangan institusi pendidikan. (ica/van)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img