.
Friday, November 8, 2024

Siapkan Validasi Data Ganti Rugi PMK

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Malang harus diperkuat dengan pendataan yang valid. Verifikasi lapangan oleh tim ahli akan dipercepat agar penanganan berjalan efektif.

Hal ini menjadi penekanan Satgas Penanganan PMK dari pemerintah pusat saat bertandang ke Kabupaten Malang dalam rangka rapat koordinasi di Koperasi SAE Pujon, Rabu (20/7) kemarin. Karena ganti rugi PMK tengah dikaji oleh pemerintah pusat, sementara puluhan ternak sehat akan mendapat vaksin dosis kedua. Kementerian Pertanian mulai mendistribusikan dosis kedua vaksin PMK di Jawa Timur sebanyak 600 ribu dosis. Kabupaten Malang mendapat vaksin kedua sama dengan vaksin pertama yakni sekitar 59 ribu dosis.

- Advertisement -

“Untuk rencana ganti rugi PMK, pada prinsipnya perlu pencatatan yang baik. Kasus mati atau dipotong bersyarat petugas harus memastikan karena PMK atau bukan. Ini sangat penting, saat ini pemerintah sedang menggodok besaran bantuan yang diberikan,” ujar Koordinator Tim Pakar Satgas PMK, Wiku Bakti Bawono Adisasmito saat ditemui di Kop SAE Pujon, Rabu (20/7) kemarin.

Populasi hewan ternak di Jawa Timur, kata Wiku, menjadi salah saru yang terbanyak. Termasuk di Kabupaten Malang, dengan angka penularan yang cukup tinggi dikhawatirkan berdampak serius pada perekonomian di sektor peternakan. Utamanya sapi perah yang mendominasi kasus terkonfirmasi.

Menurut Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, saat ini tercatat ada 17 ribu lebih kasus terkonfirmasi. Kesembuhan sapi sakit akibat PMK mencapai 70 persen. Di sisi lain masih ada kerancuan data terkait sapi yang mati karena PMK. “Kami mendorong harus ada transparansi dari verifikasi,” tegas Wiku.

Menurut pemaparan yang diterimanya, proses vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 97 persen. Hal ini menjadi pertanda cukup baik di sisi pencegahan. Namun, bagi Wiku masih perlu pengamatan dan pengujian lebih pada pengaruh produktivitas hewan ternak itu sendiri, khususnya sapi perah.

Di sisi lain, Kepala DPKH Eko Wahyu Widodo menyampaikan bahwa selama ini belum ada kendala pada proses vaksinasi. Penyuntikan sapi sehat berjalan cukup baik dan hampir mencapai 100 persen. “Sementara data terbaru sapi yang menjadi sasaran vaksin bertambah dari sapi pedaging dengan jumlah sekitar 30.000 ekor,” katanya. (tyo/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img