MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Siaran analog televisi di kawasan Malang dan sekitarnya perlahan terus mulai dihentikan. Saat ini, hanya menyisakan satu channel di siaran analog. Semua sudah pindah ke siaran digital. Televisi tabung atau yang biasa harus menambahkan Set Top Box (STB) untuk dapat menerima siaran digital.
“Saya mendeteksi yang ada di wilayah dan beberapa kawasan memang sudah mulai cut off (dihentikan),” ungkap Wiwid sapaannya kepada Malang Posco Media, Senin (24/7) kemarin.
Hal ini sejalan dengan yang dilakukan oleh pusat, pemerintah mengharapkan pada Agustus mendatang siaran analog sudah dihentikan secara keseluruhan secara nasional. Akibat siaran analog mulai dihentikan, masyarakat pun harus beralih ke siaran digital. Untuk mengaksesnya, perlu perangkat Set Top Box (STB)
Menurut Wiwid, permasalahannya adalah, sejak awal pemerintah pusat menginformasikan bahwa akan mendistribusikan STB gratis bagi masyarakat kurang mampu. Kemudian semua daerah di tingkat kabupaten dan kota pun kemudian diketahui melakukan pendataannya dengan berdasarkan basis DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).
“Semua kabupaten kota sudah melakukan itu, sudah kita kirimkan data itu. Mulai awal ada instruksi itu sampai sekarang, tidak ada follow up, tidak ada perkembangan tindak lanjut dari apa yang disampaikan pemerintah pusat. Nah di daerah pun tidak bisa apa apa,” jelasnya.
Pada akhirnya, fakta di lapangan, kini masyarakat harus menyesuaikan dengan sendirinya. Pihaknya pun hanya bisa melakukan sosialisasi dan edukasi terkait perangkat STB seperti apa yang bisa digunakan. Namun begitu, pihaknya dalam waktu dekat juga akan berupaya mengkonfirmasikan kembali tindaklanjutnya kepada pemerintah pusat.
“Tidak tahu (penyebabnya apa) karena kewenangan pusat. Bertepatan besok itu ada forum asosiasi Kominfo provinsi se Indonesia dimana kami juga diundang. Mungkin kita bisa akan konfirmasi lebih lanjut berkaitan tersebut,” yakinnya.
Seperti diketahui, jumlah masyarakat kurang mampu yang terdata di DTKS sendiri ada sekitar 11 ribuan. Akan tetapi tentu tidak semuanya langsung bisa mendapatkan STB gratis, karena kaitannya tentu dengan anggaran. “Bersyukurnya ya memang kalau bicara mahal atau tidak ya relatif. Tapi secara umum angka di kisaran Rp 100 ribu-an dan seterusnya itu relatif terjangkau dan semakin kesini masyarakat sudah banyak yang mulai menggunakan TV yang basisnya android dan Smart TV,” sebutnya.
Akibat belum adanya kejelasan terkait distribusi STB dari pemerintah, para penjual STB pun mendapatkan berkahnya. Betapa tidak, beberapa hari kemarin terjadi peningkatan sangat drastis dari penjualan STB. Misalnya seperti yang dialami Toko Adi Jaya, penjual STB yang berada di wilayah Muharto, Kotalama Kedungkandang Kota Malang.
“Sudah dua mingguan kemarin ini ramai. Sehari bisa (menjual) sepuluh (STB). Sebelumnya, bulan lalu, itu sehari hanya bisa jual satu atau dua STB sehari. Memang banyak yang beli,” ujar Solikin, Penjaga Toko Adi Jaya. (ian/aim)