MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Simulasi bencana desa kembali digelar PMI Kabupaten Malang, Sabtu (23/12) lalu. Kali ini digelar untuk masyarakat dan perangkat Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading.
“Simulasi bencana desa ini merupakan program kesiapsiagaan tanggap darurat bencana berbasis masyarakat dan sekolah,” kata Amirul Yasin, Manager Program Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Berbasis Masyarakat dan Sekolah PMI Kabupaten Malang.
Dijelaskan dia, program ini dilaksanakan atas kerjasama PMI dan Palang Merah Jepang. Menurutnya, simulasi bencana desa digelar tiga kali oleh PMI Kabupaten Malang. Pertama di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, kedua di Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan, dan ketiga di Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading.
“Berbeda dengan dua desa lainnya, simulasi bencana desa yang kami gelar di Ampelgading, lebih pada Standar Operasional Prosedur (SOP) jika terjadi bencana erupsi Gunung Semeru,” terangnya. Mulai dari kesiapsiagaan perangkat daerah (aturan hukum), kesiapan SDM untuk melakukan sosialisasi dan evakuasi.
“Selain itu, kesiapsiagaan sumberdaya untuk proses evakuasi termasuk saat berada di penampungan kesiapan jalur evakuasi mulai menuju titik kumpul dan penampungan di Kecamatan Ampelgading dan lainnya,” ungkap Yasin, sapaannya.
Dia menyebutkan, sosialisasi penting diberikan tidak sekadar merefresh pengetahuan masyarakat dan stakeholder yang terlibat juga sebagai upaya antisipasi jatuhnya korban saat terjadi bencana.
“Karena itu, simulasi juga dilengkapi peta desa. Jalurnya juga tampak dan jelas. Sehingga bila terjadi bencana, masyarakat langsung tahu jalur mana yang aman dilewati agar mereka tidak menumpuk di satu tempat,” tegasnya.
Dia juga mengatakan sengaja menggelar simulai bencana desa di Desa Argoyuwono, karena wilayah tersebut memiliki potensi sangat tinggi karena berada di kaki gunung Semeru. Kades Argoyuwomo, Purnomo mengatakan simulasi bencana desa ini penting dilakukan. Melalui kegiatan ini, dapat diketahui kesiapsiagaan warga saat bencana tiba-tiba terjadi.
“Jika sewaktu-waktu terjadi bencana erupsi Gunung Semeru, warga maupun perangkat desa tahu apa yang dilakukan. Seperti warga, mereka bisa cepat menyelamatkan diri dan barang apa saja yang dibawa. Juga melalui rute mana mereka lewati agar selamat,” katanya.
Babinsa Desa Argoyuwuno Koramil Ampelgading, Sertu Supriyanto mengatakan tidak hanya warga yang siap, perangkat desa juga harus siap saat terjadi bencana. “Jangan sampai saat kemudian terjadi bencana, perangkat desanya bingung apa yang harus disiapkan. Melalui simulasi ini, semuanya dijelaskan gamblang,” urainya.
Babinkamtibmas Desa Argoyuwono Polsek Ampelgading, Aiptu Udin Vanjaya dalam sosialisasi itu juga berharap korban dapat diminalisir jika memahami jalur evakuasi. Selain itu juga saat terjadi bencana kesiapan dapur umum juga tidak boleh diabaikan. “Dengan simulasi ini semuanya mengetahui perannya masing-masing,” tandasnya.
Yumarmi, salah satu warga mengatakan simulasi ini penting. Mengingat Desa Argoyuwono memiliki potensi sangat besar terjadi bencana. “Dulu pernah ada erupsii. Karena pengetahuan terbatas, panik dan bingung. Tapi di sosialisasi ini, jelas apa yang harus dilakukan,” tutupnya. (adv/ira/mar)