.
Sunday, December 15, 2024

Singhasari Dalam Bingkai Foto, Belajar Sejarah Mengasyikkan Lewat Fotografi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Berawal dari keresahan terhadap minimnya literasi sejarah generasi muda, event Singhasari dalam Bingkai Foto II membawa misi mengubah stigma membosankan dalam belajar sejarah. Event yang digelar dua hari, Sabtu-Minggu (26-27/11) itu mengajak peserta untuk belajar sejarah dan fotografi melalui workshop, sesi foto, dan pameran.

Bahkan, hasil karya fotografi para peserta nantinya bakal digelarkan pameran selama sepekan penuh di Museum Singhasari. Sementara beberapa karya pilihan juga akan dipampangkan di Museum Singhasari sendiri untuk menambah dukungan literasi sejarah melalui karya foto.

singhasari

Ketua Pelaksana Singhasari dalam Bingkai Foto II (SDBF 2), Fajar Rasyidi Hidayat menuturkan, SDBF ini merupakan kali kedua yang diselenggarakan dengan dukungan dari Kemendikbudristek, Kemenkeu melalui Dana Indonesia, dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).

“Yang pertama kali digelar pada tahun 2019 lalu. Mengangkat tema cerita peradaban Singhasari, bedanya tahun lalu kisah perebutan kuasa oleh Ken Arok, yang kedua ini dimulai dengan Ken Arok sudah menjadi raja,” jelasnya.

Selama ini, kata Fajar, belajar sejarah bagi generasi muda masih terstigma membosankan. Maka dari itu pihaknya mengajak berbagai kalangan untuk mengenal sejarah melalui fotografi. Dengan harapan, fotografi menjadi cara mengenalkan sejarah secara lebih mengasyikkan.

“Rata-rata yang anak muda kalau mengenal pahlawan atau superhero luar negeri hafal, tetapi kalau sejarah dan tokoh budaya lokal kurang. Maka kita gabungkan event belajar sejarah dengan fotografi,” tambahnya.

Dalam rangkaian kegiatannya, dimulai sejak Sabtu (26/11) dengan materi dan workshop. Diisi oleh Oky Arisandy, salah satu fotografer ternama, Dr. Blasius Suparta yang merupakan arkeolog dan sejarawan, serta Yossy Indra, Kepala Museum Singhasari. Peserta juga dikenalkan dengan peran museum sebagai wadah belajar sejarah.

Pada hari kedua para peserta melakukan sesi foto bertemakan cerita sejarah Ken Arok menjadi penguasa Tumapel hingga kekuasaannya direbut. Sedikitnya, ada lebih dari 50 orang peserta dari berbagai kalangan. Mulai fotografer profesional, mahasiswa hingga penghobi fotografi dari kalangan muda hingga dewasa.

“Misinya untuk mengubah stigma belajar sejarah yang awalnya membosankan menjadi mengasyikkan, menyenangkan,” imbuh Fajar.

Salah satu peserta, Sativa Agata, 19 tahun, mengungkapkan bahwa dirinya tertarik dengan kegiatan ini saat mengetahui informasi di Instagram. Ia senang, lantaran hobinya fotografi dan fotografi jurnalistik bisa terwadahi. Sekaligus belajar sejarah lebih jauh.

“Tahu event ini dari Instagram. Menurut saya menarik dan bermanfaat, saya juga suka foto jurnalistik jadi benar-benar terfasilitasi. Selain itu belajar sejarah juga ada pemateri dari Oky Arisandy dan Dr. Blasius yang juga dosen UM. Nanti juga ada pameran, tujuh hari,” ungkap mahasiswa Universitas Negeri Malang itu. (tyo/adv/bua)

Ikuti Juga Berita Malang Hari Ini dan Info seputar Arema FC, Arema dan Aremania di Youtube dan Tiktok Kami

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img