MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Adanya insiden yang melibatkan suporter di Stadion Brawijaya Kediri dalam laga Persik melawan Arema FC, Sabtu (15/7) lalu sangat disayangkan banyak pihak. Arema FC yang disebut suporternya hadir dan menyusup pun meminta maaf. Namun demikian, hal tersebut bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi terkait apa saja yang harus diadaptasi berkaitan dengan regulasi larangan suporter tim tamu saat mendukung langsung pertandingan tim kesayangannya.
“Mungkin berlebihan jika mereka disebut demikian, namun jika memang pendukung Arema FC kami memohon maaf. Kami masih sangat menghargai karena murni kedatangan mereka lantaran hati nurani mereka yang ingin memberikan dukungan kepada tim kesayangannya dengan memberikan dukungan langsung ke tribun,” ungkap Manajer Tim Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas.
Terkait regulasi yang melarang adanya suporter away, Wiebie menyebutkan bahwa jika melihat kultur suporter dalam sepak bola Indonesia hal itu tidak bisa dilakukan secara instan. Bahkan ada hal-hal yang harus diadaptasi dan diproteksi oleh sistem.
“Terkait larangan fans tandang sesuai regulasi itu butuh proses. Tentunya untuk adaptasi dan kami dari klub akan bantu untuk melakukan sosialisasi. Termasuk bagaimana sistem penjualan tiket secara online mengatur itu semua sehingga antisipasi bisa dilakukan untuk identifikasi lebih awal siapa saja yang masuk ke dalam stadion,” paparnya.
Sementara itu, dia berharap nantinya agar seluruh Aremania bisa mematuhi regulasi. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali dan harus ada evaluasi dan sosialisasi kepada semuanya.
Terlepas dari hal tersebut, Wiebie mengucapkan terima kasih kepada Polres Kediri Kota dan Polres Kediri yang sudah membantu melakukan pengamanan dan membawa korban dari insiden tersebut ke rumah sakit. “Kami ucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian dari Polresta Kediri Kota dan Polres Kediri Kabupaten yang melakukan pengamanan pertandingan dan membantu membawa suporter yang menjadi korban dari insiden tersebut ke rumah sakit,” pungkasnya. (ley)