spot_img
Thursday, June 19, 2025
spot_img

Siswa Sekolah Rakyat 97 Orang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Untuk Level SMP di Kota Malang, Terdapat Calon Peserta Didik Mundur

MALANG POSCO MEDIA-Sekolah Rakyat (SR) di Kota Malang segera dibuka bersamaan tahun ajaran baru. Jumlah peserta didiknya melorot alias berkurang.

Proses verifikasi dan seleksi calon siswa Sekolah Rakyat sudah selesai dilakukan. Hasilnya, Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Donny Sandito menyampaikan jumlah siswa yang akan belajar di Sekolah Rakyat angkatan pertama ini sebanyak 97 siswa.

“Intinya siswanya sudah selesai (seleksinya, red). Untuk Sekolah Rakyat nanti ada empat rombel, untuk jenjang SMP. Satu rombelnya sekitar 25 anak. Jadi sekarang 97 siswa,” ungkap Donny kepada Malang Posco Media, Rabu (18/6) kemarin.

Donny menjelaskan, jumlah itu menyusut dari total pendaftar dan yang diterima sebagai siswa Sekolah Rakyat sebelumnya. Yakni sebanyak 104 siswa SMP. Artinya ada tujuh calon siswa yang tidak bisa lanjut untuk belajar di Sekolah Rakyat yang berlokasi di Poltekom Kota Malang.

“Kemarin memang ada yang mengundurkan diri. Mundurnya karena macam-macam, ada yang dari anaknya atau orang tua. Kebanyakan karena kasihan ke orang tuanya kalau sekolahnya menginap. Kami sudah membujuk, tapi kembali lagi itu kemauan keras anaknya,” beber Donny.

“Sebenarnya ada banyak, tapi keluar masuk yang mendaftar. Ada yang sudah mendaftar tapi ternyata diterima beasiswa mondok (pesantren), akhirnya jadinya mondok,” sambung dia.

Sebagai informasi, sebelumnya ada 240 pendaftar Sekolah Rakyat di Kota Malang. Setelah melalui verifikasi atau profiling dan asesmen sesuai ketentuan Kementerian Sosial, tersaring ada sebanyak 181 pendaftar. 104 siswa untuk jenjang SMP dan 77 siswa untuk jenjang SMA. Terbanyak adalah warga dari Kecamatan Kedungkandang.

Kewenangan Pemkot Malang hanya terbatas sampai jenjang SMP, sehingga untuk rombel SMA ikut di Sekolah Rakyat di Gedung Diklat BKPSDM JL. Kawi Kota Malang milik Pemprov Jatim.

Setelah profiling atau verifikasi, dilakukan serangkaian tes dan seleksi yang ditegaskan bukan untuk menggugurkan calon siswa. Namun untuk memperoleh informasi lengkap terkait kondisi calon siswa. “Itu ada tes psikologi dan kesehatan. Tapi tes ini bukan untuk menentukan kelolosan. Cuma melihat kondisi anak atau skrining. Jadi seperti ketika ada anak yang memiliki penyakit menular, ini perlu disembuhkan dulu. Termasuk tes akademik, itu untuk mengklasifikasikan tingkat kecerdasan,” jelas Donny.

Kini para calon siswa Sekolah Rakyat ini juga telah diukur untuk pembuatan seragamnya, berikut dengan penyiapan perlengkapan belajarnya. Setelah itu, sesuai rencana, nantinya bakal ada masa orientasi atau pengenalan siswa baru di awal tahun ajaran.

Lalu, untuk Kepala Sekolah Rakyat rencananya juga terlebih dahulu mengikuti retret dari pemerintah pusat untuk menyatukan semangat dalam menjalankan program strategis tersebut. Namun begitu, sampai saat ini Donny belum mengetahui kapan pelaksanaan tiap agenda tersebut karena belum ada informasi lagi dari pusat.

“Kami masih menunggu kapan untuk jadwalnya. Kalau belum dapat suratnya, bagaimana bisa kami ngomongnya. Yang jelas Insya Allah mulai operasionalnya ditargetkan mulai Juli ini,” pungkasnya.(ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img

RP8888