MALANG POSCO MEDIA MALANG – Siswa-siswi MTs Negeri 1 Kota Malang sukses mempertahankan budaya prestasinya. Tahun ini mereka kembali berjaya di ajang Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) Tingkat Nasional. Kompetisi berbasis penelitian ini merupakan salah satu ajang bergengsi yang digelar Kementerian Agama Republik Indonesia. Termasuk juga prestasi di Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Nasional yang digelar bersamaan pada 3 sampai 7 September 2023 lalu, di Kota Kendari.
Di ajang MYRES MTs Negeri 1 Kota Malang berhasil membawa dua medali. Yaitu Medali Emas oleh tim Fidela Lavina Nadifa dan ‘Aqila Fa’izah Setyawan dari bidang Matematika Sains dan Teknologi (MST). Dan Medali Perak oleh tim Chalystha Izra Mahira dan Bulqis Fara Fadila dari Bidang Ilmu Sosial Humaniora (ISH).
Ada banyak cerita menarik dalam kompetisi MYRES Karena kompetisi ini berbasis riset. Seperti yang diceritakan Chalystha Izra Mahira dan Bulqis Fara Fadila.
Tema penelitian mereka cukup menarik. Yakni menggali tentang keutuhan keluarga dan ketahanan ekonomi dari keluarga narapidana. Dari tema ini mereka harus menggali data dari Lapas. Wawancara langsung dengan keluarga atau seorang istri yang suaminya dipenjara.
“Ini tantangan bagi kami. Karena tidak semua keluarga narapidana mau terbuka. Namun setelah melalui pendekatan akhirnya ada 30 responden yang mau menjawab pertanyaan kami,” ujar Chalystha.
Dia menerangkan, dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa keluarga narapidana kehilangan peran kepala keluarga. Serta peran seorang ayah. Untuk menjaga keutuhan keluarga dengan cara menjalin komunikasi secara aktif. Dengan cara sang istri menjenguk suaminya di lapas secara berkala. “Dan yang tidak kalah penting adalah saling percaya satu sama lain,” katanya.
Sementara untuk ketahanan ekonomi, Chalystha menambahkan, keluarga narapidana juga kehilangan pencari nafkah utama. Ini berdampak pada ekonomi keluarga.
“Maka caranya, istri mengganti peran tersebut, sebagai pencari nafkah utama. Misalnya menjadi karyawan atau membuka usaha. Bahkan dari hasil penelitian kami, anak-anak mereka juga membantu,” terangnya.
Bulqis Fara Fadila mengungkapkan, ide untuk mengangkat tema tersebut hasil diskusi timnya bersama guru pendamping dan pembina. Diambil dari studi literatur dan diperkuat referensi dari guru. “Yang jelas tema ini belum ada yang membahas. Ini yang bikin kami tertarik,” tambahnya.
Sementara itu, yang dari bidang MST tidak kalah menarik. Apalagi tim ini sukses membawa medali emas. Berbagai upaya dilakukan untuk mampu tampil terbaik.
Fidela Lavina Nadifa mengatakan, timnya harus mampu mengeksplorasi rumus uang baru Tahun 2022. Banyak rumus matematika yang sudah digunakan tapi belum ada yang cocok. Hingga akhirnya timnya menurunkan logaritma. “Akhirnya kita menemukan rumus yang cocok yakni logaritma. Tapi materi ini belum kami pelajari. Level kesulitannya tentu lebih tinggi,” ucap Fidela.
‘Aqila Fa’izah Setyawan menambahkan, yang juga menarik di MYRES saat melayani para pengunjung ke stand. Para peserta harus dapat menjawab semua pertanyaan dari pengunjung. “Hari Senin kita presentasi di hadapan juri. Lalu di hari kedua, kami ekspo,” ucapnya.
Siswa-siswi MYRES bukan siswa biasa. Mereka adalah siswa yang tergabung dari kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR). Yang sudah terbiasa dengan riset, analisis, dan menulis karya.
MYRES penuh cerita. Demikian juga KSM. Kompetisi ini tidak kalah menguras otak. Karena soal-soalnya tidak disajikan biasa. Tetapi terintegrasi dengan keislaman. Dengan ayat-ayat Alquran.
Hanya siswa-siswi tertentu yang mampu berkompetisi di KSM. Mereka yang punya kemampuan sains yang bagus, serta memiliki pengetahuan dalam mengkorelasikan dengan Alquran.
Ahmad Kautsar Al Ramadhani, peraih Medali Emas KSM menceritakan hal tersebut. Menurutnya, soal KSM memiliki bobot kesulitan yang tinggi. Bahkan sulit dipahami kalau tidak fokus. “Karena terintegrasi dengan ayat-ayat Alquran. Harus juga memahami urutan surat dan jumlah ayat,” ujarnya.
Kepala MTs Negeri 1 Kota Malang Dra. Erni Qomaria Rida, M.Pd kagum akan perjuangan anak didiknya. Baik mereka yang berkompetisi di MyRES, KSM maupun OSN. Ikhtiar bersama telah mengantarkan siswanya menorehkan prestasi yang begitu membanggakan.
“Ini prestasi luar biasa. Kami mendapat medali terbanyak di MYRES dan KSM. Itu karena memang tim kami juga terbanyak yang lolos di kompetisi tersebut,” ujarnya.
Erni tak henti-hentinya menyampaikan pujian pada siswanya yang berprestasi. Utamanya yang MYRES. Karena upaya mereka begitu besar. Bahkan sampai malam berada di madrasah untuk menyelesaikan tugas penelitian dan laporannya.
“Usaha anak-anak kami patut diapresiasi. Mereka melakukan tugasnya dengan sabar dan ikhlas. Dengan tenaga dan pikiran mereka,” imbuhnya.
Erni juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat. Mulai dari siswa, guru pembina, orang tua, komite dan Kankemenag Kota Malang.
“Terima kasih atas support yang diberikan. Itu yang menjadi energi positif untuk anak-anak kami saat berlomba,” pungkasnya. (sir/imm)