MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sejumlah siswa-siswi SMAN 4 Malang melakukan pencoblosan terhadap calon presiden pilihannya, Kamis (14/9) kemarin. Ada dua sosok Capres yang ada di surat suara. Mereka kemudian bergantian masuk di bilik suara dengan tertib dan memasukkan surat suara yang telah dicoblos ke dalam kotak suara yang telah disediakan. Proses pencoblosan di sekolah favorit ini pun akhirnya berjalan lancar.
Kegiatan tersebut merupakan sebuah simulasi pemilu yang merupakan bagian dari kegiatan P5 (Projek Penguatan Pelajar Profil Pancasila) yang digelar oleh SMAN 4 Malang. Siswa siswi yang berpartisipasi dalam kegiatan itu pun tampak mengikuti dengan antusias.
“Sempat bingung prosesnya sebelum memilih. Tapi terus tidak ada masalah. Insya Allah kalau nanti ada pemilu saya siap,” ujar Atha Khotal Balij, siswa kelas 10-7 SMAN 4 Malang kepada Malang Posco Media, usai mengikuti simulasi.
Kegiatan simulasi pemilu ini diperuntukkan khusus bagi siswa di kelas 10. Meski belum mempunyai hak suara untuk pemilu tahun depan ini, setidaknya mereka sudah dipersiapkan dan dipahamkan mengenai pentingnya demokrasi dalam pemilu.
Koordinator Tim Fasilitator P5 SMAN 4 Malang Alfan Akbar Yusuf menjelaskan simulasi pemilu ini merupakan pertama kali digelar di SMAN 4 Malang. Hal ini dilakukan karena sebagai sekolah penggerak, diwajibkan untuk melaksanakan P5, dimana salah satu tema yang bisa digunakan adalah tentang suara demokrasi.
“Tujuannya adalah anak anak tahu apa sih pentingnya demokrasi itu dan tujuannya kemana. Di dalamnya ada menghargai perbedaan, menghargai pendapat orang lain dan kenapa memilih itu harus terlaksana. Maka selama dua pekan ini mereka mencoba bermain peran sebagai pelaku demokrasi,” jelas Alfan, sapaannya.
Simulasi pemilu ini dilakukan setelah sebelumnya mereka mendapatkan materi dan teori dari narasumber yang berkompeten. Yakni dari KPU Kota Malang dan DPRD Kota Malang. Tiap kelas, semua siswa terlibat. Ada yang berperan sebagai penyelenggara atau KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara), ada yang berperan sebagai pemilih, saksi, pengawas, hingga berperan sebagai petugas keamanan.
Mereka mempraktekkan sesuai dengan alur yang ada di Pemilu. Mulai dari datang mengisi daftar hadir, kemudian mendapat kartu suara, mencoblos, memasukkan dalam kotak suara, sampai memberikan tanda jari sudah mencoblos. Kemudian mereka menghitung suara itu dan menentukan suara sah atau tidak, dan kemudian hasilnya sampai menjadi berita acara.
“Harapan kami anak anak yang masih kelas 10 ini, meski belum punya hak pilih tapi bisa belajar bagaimana berdemokrasi dan mengerti apa itu pemilu. Kebetulan sekarang menjelang pemilu tentu saja anak anak bertanya bagaimana pemilu berlangsung. Mereka bisa mengetahui bagaimana pemilu terlaksana,” tutur Alfan. (ian/aim)