.
Friday, November 22, 2024

Siswa SMPK Kolese Santo Yusup 2 Malang Produktif Menulis Buku

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Siswa SMPK Kolese Santo Yusup 2 kembali menghasilkan karya buku. Judulnya, Kerinduan Yang Tak Pernah Habis. Sebagian besar karya siswa kelas 7 tahun ajaran 2023/2024. Sebanyak 60 hal, 52 karya siswa, penerbit Pustaka Literasi dan sudah ber-ISBN. Total buku karya siswa SMPK Kosayu 2 hingga saat ini sudah ada tiga buku yang ditulis sejak 2019 silam.

Itu menunjukkan kreativitas mereka yang tinggi. Daya literasi yang kuat. Tidak heran karena di sekolah ini kegiatan literasi sudah menjadi budaya. Sudah terprogram dengan sangat baik.  Hal itu disampaikan oleh Guru Bahasa Indonesia SMPK Kosayu 2, Monika Shinta Omega, S.Pd. “Untuk proses penyusunan buku membutuhkan waktu sekitar satu sampai tiga bulan. Tergantung penyelesaian materi pada satu teks yang dipelajari,” kata Monika Shinta Omega.

Selama proses penulisan buku, guru memberikan pendampingan mulai dari mempelajari teks tersebut dalam pelajaran bahasa Indonesia, lalu tugas akhirnya membuat suatu karya yang bisa dikumpulkan menjadi kumpulan karya siswa.

“Teks yang sudah berhasil menjadi kumpulan karya siswa adalah teks cerpen, teks cerita inspiratif, dan teks puisi lama (pantun),” terang Monika.

Dua buku karya siswa yang dihasilkan sebelumnya, juga merupakan kumpulan karya siswa satu jenjang. Buku pertama berjudul Ketukan Tengah Malam karya siswa kelas 9 TA 2018/2019, sebanyak 178 halaman, 156 karya siswa, Penerbitnya Kuncup dan sudah ber-ISBN. Sedangkan buku kedua karya siswa kelas 9 TA 2023/2024, berjudul Labor Omnia Vincit. Sebanyak 256 halaman dari 120 karya siswa. Penerbitnya Farha dan sudah ber-ISBN.

BANGGA: Beberapa siswa menunjukkan buku hasil karya mereka yang membanggakan

Monika mengungkapkan, untuk meningkatkan daya literasi siswa serta membuat mereka lebih produktif, SMPK Kosayu 2 menargetkan tiap tahun menghasilkan karya buku. Minimal satu buku berupa kumpulan karya siswa. “Kita targetkan untuk satu angkatan. Minimal satu buku,” imbuhnya.

Dengan karya ini, kata dia, anak didiknya semakin percaya diri. Bahwa mereka memiliki karya yang bisa diabadikan berupa buku. Selain itu, buku yang sudah dihasilkan menjadi sebuah apresiasi terhadap kegigihan mereka.

Menurutnya, buku menjadi bukti dari sebuah kreativitas serta menjadi bagi siswa untuk menyampaikan idenya dan hasil berpikir kritis. Melalui buku guru telah menjadikan karya siswa sebagai warisan bagi sekolah dan bisa menjadi inspirasi generasi berikutnya. “Dan terakhir, menjadi sarana meningkatkan literasi sekolah dengan budaya membaca siswa dan buku menjadi hasil nyata dari karya siswa dalam berliterasi,” pungkasnya. (imm/adv/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img