MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Para sopir angkutan kota (Angkot) kembali menyampaikan keluh kesahnya kepada Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat. Jika sebelumnya sopir Angkot di Terminal Arjosari, Rabu (10/7) kemarin, giliran sopir Angkot yang tergabung dalam Paguyuban pengemudi angkutan umum kota (Angkot) di Terminal Madyopuro menyampaikan keluhan nasib mereka saat ini.
Dari 120 unit Angkot yang tercatat di 3 jalur Terminal Madyopuro, hanya 50 unit yang kini masih bertahan dan beroperasi di jalan. Karena kondisi di jalan sepi penumpang. Hal ini diketahui dalam Ngobrol Bareng Angkutan Kota (Ngangkut) bersama Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di Terminal Madyopuro. Perwakilan dari 3 jalur angkot menyampaikan ingin segera ada solusi masalah yang mereka alami.
“Memang sekarang sepi. Saya ingin usul, apa di Kedungkandang dikembangkan spot-spot wisata. Agar juga jadi tujuan wisata, di sini nanti angkutan umumnya bisa bergerak lagi dan lebih ramai lagi penumpangnya,” papar perwakilan pengemudi angkot jalur MK (Madyopuro-Karangbesuki), Ahmad Khotib.
Sementara itu, salah satu pengemudi Angkot Jalur MM (Madyopuro-Mulyorejo), Sultan mengungkapkan pula banyak kawan sesama pengemudi Angkot sudah gulung tikar. Karena tidak memiliki penghasilan yang mencukupi. Hal yang sama juga disampaikan Rohman, perwakilan pengemudi angkot jalur GM (Gadang/Hamid Rusdi-Mulyorejo) juga meminta Pemkot Malang mengatasi masalah transportasi lain yang melanggar, agar tidak didiamkan saja.
“Seperti odong-odong, bentor (becak motor), sampai bus sekolah itu sekarang sering jadi angkutan orang mau wisata. Itu kan melanggar tolong ditertibkan,” papar dia.
Menanggapi keluhan para awak Angkot Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan masalah-masalah tersebut menjadi isu utama yang akan diperhatikan Pemkot Malang. Ia menegaskan kembali skema Buy The Service (BTS) untuk transportasi publik akan segera direalisasikan. Seperti yang sering dijelaskan, dengan skema ini transportasi publik Kota Malang akan lebih terintegrasi dan ter upgrade. Tanpa meninggalkan nasib-nasib pengemudi Angkot saat ini.
“Pasti kami rekrut dengan ketentuan yang berlaku. Di daerah lain yang menerapkan sebagian besar pengemudinya ya dari teman-teman Angkot lama. Disini juga akan seperti itu. Nanti akan digaji, angkotnya bisa jadi feeder ke rute yang lebih kecil-kecil,” jelas Wahyu.
Ia menegaskan saat ini proses kajian sudah dilakukan dan akan segera diselesaikan tahun ini juga. Kemudian ditindaklanjuti lagi ke Kemenhub RI untuk mendapatkan skema subsidi. Agar tarif transportasi publik baru ini bisa gratis kepada masyaraat.
Wahyu optimis, skema ini akan disetujui dan dapat direalisasikan di 2025 mendatang. Pihaknya sudah mempresentasikan skema BTS di Kota Malang ke Dirjen Angkutan Jalan Hubungan Darat Kemenhub RI.
“Ini bukan wacana, ini adalah rencana. Kajiannya sudah kami anggarakan di APBD. Dan segera diajukan ke kementrian dan sudah mendapat lampu hijau. Insya Allah 2025 bisa direalisasikan,” ungkap Wahyu.
Dengan sistem ini, harapannya tidak hanya sistem transportasi publik Kota Malang bisa menjadi lebih baik, nasib pengemudi Angkot juga akan naik kelas. (ica/aim)