Malang Posco Media – Ada cara menarik yang dilakukan jajaran guru SMA Islam Diponegoro Wagir. Dalam acara Sosialisasi Kurikulum Baru, para guru tampil berbeda karena mengenakan baju khas Jawa, lurik plus blangkon.
Langkah unik ini dilakukan karena acara tersebut digelar di Joglo Babon Angkrem Jalan Tugumanik 9 Wagir. “Kami ingin lebih menjiwai budaya jawa. Menyesuaikan dengan Joglo Babon Angkrem yg semuanya mengandung nilai jawa. Di mana banyak nilai budaya jawa yg ada di situ,” papar Ketua Yayasan SMA Islam Diponegoro, Sugondo SE, kemarin.
Dalam acara tersebut, Gondo menyampaikan kalau para guru, selain menguasai kurikulum baru, juga harus menguasai budaya Jawa. Dan, tak ketinggalan juga harus mengikuti perkembangan era global. Sedangkan kurikulum yg harus dianut, tetap menjadi prioritas.
Para guru, tambah Sugondo, harus menyisipi materi di luar mata pelajaran yg menjadi tugasnya. Misalnya, soal digital yang saat ini sedang berkembang. “Jadi guru dituntut untuk lebih banyak belajar,” imbuhnya.
Sementara itu, pengawas SMA Diknas Kabupaten Malang, Drs Nursalim MSi, mengatakan, para guru saat ini harus lebih smart. “Artinya pintar membaca peluang dan kondisi di era globalisasi. Sehingga, selain harus menyampaikan kurikulum yang ada, para guru harus paham perkembangan di luar sekolah. Jika tidak, maka guru akan ketinggalan dan kesulitan mengikuti perkembangan nya semakin pesat,” tegasnya. (*/nda)