.
Friday, November 22, 2024

SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School; Kompetitif, Raih Beasiswa ke Luar Negeri

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Satu lagi siswa SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School yang go internasional. Dia adalah Viena Auliya Windyarso. Siswi kelas XII ini lolos dalam seleksi beasiswa Program Indonesia Maju, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Viena mendapatkan kesempatan emas itu setelah melalui seleksi yang ketat. Tentu bersaing dengan ribuan siswa di penjuru Tanah Air. “Saya tidak menyangka sama sekali, karena keinginan saya dari dulu masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dalam negeri,” katanya saat ditemui Malang Posco Media.

Viena lolos program Beasiswa Persiapan S1 Luar Negeri. Ada delapan perguruan tinggi ternama luar negeri yang ditawarkan. Namun siswa kelas XII Program MIPA ini harus seleksi lebih dulu dari kampus terkait. Antara lain UCL London, Australian National University, The University of Melbourne, The University of Sydney dan Yale University (US). “Harapan saya bisa diterima UCL, London atau Australian National University,” ucapnya.

Viena mendapat beasiswa Kemendikbud saat dirinya masih aktif sebagai siswa SMAIS. Tentu ini menjadi catatan prestasi tersendiri bagi sekolah di Jalan Terusan Piranha ini. Viena mendaftar seleksi beasiswa Indonesia Maju saat masih kelas XI, pada Bulan Mei lalu.

Dia mengaku tidak ada sedikitpun rencana untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Apalagi orang tuanya, sempat tidak setuju.

Namun setelah mendapat motivasi dan arahan dari guru Viena akhirnya tertarik. Orang tuanya pun setuju. “Setelah dijelaskan juknisnya, saya akhirnya minat dan mendapat dukungan dari orang tua,”

Untuk mendapat beasiswa ini, Viena melalui seleksi yang tidak mudah. Dia harus melalui dua seleksi. Yakni seleksi administrasi dan tes wawancara.

Di tahap administrasi anak pertama dari pasangan Yovie Tri Windyarso dan Erna Sukesi mengumpulkan sertifikat-sertifikat yang pernah didapat selama ini. Selain itu seleksi nilai raport, rata-rata mata pelajaran matematika, IPA, biologi fisika, kimia dan Bahasa Inggris.

Viena juga harus membuat tiga esai berbahasa Inggris. Yang pertama yang berkaitan tentang dirinya atau profil pribadi. Selanjutnya sudut pandang dan keaktifan pada organisasi. Serta kontribusi yang akan diberikan pada negara setelah menyelesaikan studi.

“Saya sangat tertarik pada bidang Bioteknologi. Di masa yang akan datang saya ingin meningkatkan sektor pertanian pangan dan memperbaiki gizi masyarakat Indonesia,” tutur siswi asal Pasuruan ini.

Tekad besar Viena akan mengikuti jejak kakak-kakak kelasnya yang kini menempuh studi di luar negeri. Salah satunya ada Aisyah Naswa.

Dia lulus SMA Islam Sabilillah (SMAIS) tahun ajaran yang lalu. Kini telah menjadi mahasiswa di salah satu kampus ternama di Turki. Istanbul University.

Di kampus itu, Aisyah mengambil Program Studi Psikologi. “Saya masuk psikologi karena sesuai dengan keinginan dan cita-cita. Dan saya memilih Istanbul University, karena universitas ini adalah salah satu universitas ternama dan paling berpengaruh di Turki yang sudah berdiri sejak abad ke-14,” ucapnya.

Siswa-siswi SMAIS dikenal sebagai pelajar yang kritis dan suka tantangan. Termasuk juga Aisyah. Pilihannya kuliah di luar negeri bukan tanpa alasan. Dan itu sudah menjadi keinginannya sejak kelas X.

“Jujur, saya sangat menyukai tantangan. Dengan kuliah di luar negeri, saya merasa tertantang untuk kuliah dengan bahasa pengantar yang saya sendiri belum pernah pelajari,” tuturnya.

Setelah lulus dari Istanbul University dia berencana akan melanjutkan ke S2. Baru akan kembali ke Tanah Air. “Supaya lebih banyak pengalaman dan memaksimalkan ilmu yang saya dapat. Setelah itu, InsyaAllah saya akan balik ke Indonesia dan menjadi psikolog serta motivator ternama,” tandasnya.

Terpisah, Kepala SMA Islam Malang Boarding School, Idi Rathomy Baisa, S.Pd., M.Pd mengatakan bahwa anak didiknya banyak yang diterima di kampus luar negeri bukan sebuah kebetulan. Tetapi merupakan buah dari sistem yang sudah terprogram dengan matang.

“Kami punya program yang berarah pada keberhasilan siswa bisa diterima di perguruan tinggi top 10 ASIA. Di dalam maupun luar negeri,” katanya.

Terkait program Indonesia Maju, Idi mengungkapkan bahwa ini merupakan angkatan kedua. Di angkatan pertama SMAIS tidak mengikuti karena akses informasi.

Artinya, tahun ini baru pertama siswa SMAIS ikut serta dan langsung lolos seleksi. “Memang ada beberapa anak kami yang daftar, tetapi tidak semuanya diterima. Namun ini menjadi catatan prestasi tersendiri karena baru pertama ikut dan langsung ada yang berhasil,” ucapnya.

Idi menambahkan, SMAIS juga mempunyai program intensif bersama siswa dan orang tua. Di program itu guru berusaha menyamakan orientasi anak dan orang tuanya. Khususnya tentang kelanjutan studi mereka setelah lulus.

Siswa akan memaparkan potensi, kemampuan dan bakat mereka kepada orang tuanya. Selanjutnya mereka akan memiliki keputusan yang sama untuk menentukan perguruan tinggi dan program studi yang akan dipilih.

“Karena tidak jarang orang tua dan anak memiliki keinginan yang berbeda. Maka kami berusaha memberikan wadah dan menengahi agar mendapatkan keputusan yang tepat,” tandasnya. (sir/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img