MALANG POSCO MEDIA, MALANG – SMA Islam Almaarif Singosari gelar Pekan Budaya untuk peringati Bulan Bahasa pada akhir pekan lalu di Lapangan Tengah SMAI Almaa-rif Singosari. Kegiatan yang mengambil tema ‘Gemerlap Berbudaya, Generasi Berkarya ini diikuti oleh seluruh siswa dengan menggelar beberapa lomba.
Yakni, Mini Vlog (dengan memasukkan unsur bahasa Arab dan Inggris), Cipta dan Baca puisi, Miniatur rumah adat 3D, dan Cosplay tokoh pahlawan. Beragam lomba ini se-makin menambah keseruan dan antusias para siswa.
“Kegiatan pekan budaya ini merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya. Sekaligus peringati bulan bahasa. Dan pada tahun ini kami kemas lebih meriah dengan beberapa lomba yang baru dan beberapa bazar dengan tema negara,” ucap Kepala SMAI Almaa-rif Singosari Titik Susanti, S.Pd kepada Malang Posco Media.
Titik juga menyampaikan, kegiatan pekan budaya ini diharapkan bisa mengasah krea-tivitas siswa, terutama di bidang kebahasaan dan budaya yang ada di Indonesia. “Dengan kegiatan ini, kami dapat menggali potensi siswa dari kegiatan lomba yang di-adakan, supaya budaya yang ada di Indonesia semakin dikenal oleh generasi muda,” imbuhnya.
Dalam kegiatan tersebut, terdapat variasi lomba mini vlog yang baru pertama diada-kan. Dalam lomba mini vlog ini para siswa harus memasukan unsur dua bahasa (Arab dan Inggris) dalam membuat video singkat berdurasi pendek, kira-kira 1 hingga 5 men-it dengan menggunakan smartphone.
Selanjutnya, para siswa akan membuat vlog mereka dengan mengambil gambar dan merekam suara dalam dua bahasa yang ditentukan. Kemudian akan melakukan editing untuk memastikan kualitas video dan audio yang baik.
Kemudian, pada lomba cipta dan baca puisi, siswa menulis puisi sesuai dengan tema atau ketentuan yang ditetapkan oleh panitia lomba. Ada beberapa kriteria yang akan dinilai oleh para juri. Seperti kreativitas, ekspresi emosi, teknik pembacaan, dan rele-vansi dengan tema.
Pada lomba miniatur adat, siswa membuat miniatur yang merepresentasikan kostum, rumah adat, perlengkapan, atau unsur-unsur budaya tradisional dari suatu daerah atau komunitas tertentu. Dalam lomba ini, siswa harus dapat mempresentasikan ele-men-elemen budaya adat kepada juri. Di samping itu juga terdapat lomba cosplay tokoh pahlawan.
“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan lancar dan sukses. Kami berharap dari kegiatan ini siswa dapat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang budaya, tradisi, dan se-jarah. Sehingga bisa membantu mereka untuk menghargai keanekaragaman budaya yang ada di dunia. Sekaligus menumbuhkan budaya literasi kepada siswa,” pungkas Ti-tik. (hud/lim)