MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hari ketiga pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Berbasis Komputer dan Smartphone (EHB BKS) di SMAK Frateran Malang, Rabu (9/3) kemarin, berlangsung dengan lancar. Siswa yang dibagi menjadi ruang kelas ujian ini fokus mengerjakan soal-soal di depan komputer.
Sekolah di Jalan BS Riadi Oro-oro Dowo ini menyiapkan 66 unit personal computer (PC) untuk siswa-siswinya. EHB BKS akan berlangsung hingga Kamis (10/3) hari ini. Dimulai sejak Senin lalu.
Setiap hari ada dua mata pelajaran yang diujikan. Masing-masing mapel selama 1,5 jam. Dan dibagi dua sesi. Sesi pertama dimulai Pukul 08.00 WIB. Sesi kedua pukul 12.30 WIB.
Kepala SMAK Frateran Malang, Drs. Markus Basuki, M.Pd mengatakan pembagian sesi tersebut untuk mengurangi kepadatan di sekolah. EHB BKS dibagi dua cara. Pertama menggunakan sistem semi online dan yang kedua full online.
Semi online dengan cara mengunduh soal-soal dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk dikerjakan siswa. Setelah itu jawawan di-upload kembali. Sedangkan full online, siswa mengerjakan langsung dengan jaringan internet.
Dan SMAK Frateran memilih full online. Markus meminta semua siswanya untuk mengikuti ujian di sekolah. Tidak ada yang mengerjakan soal di rumah. “Kecuali mereka yang dalam keadaan sakit,” katanya.
Keputusan EHB BKS dilaksanakan luring di sekolah untuk memudahkan monitoring guru. Juga agar penanganan bisa lebih cepat jika ada gangguan teknis dan sebagainya.
Berbeda kalau siswa di rumah. Layanan guru kurang maksimal. Dan siswa yang mengerjakan di rumah harus juga menyiapkan dua perangkat. Yakni komputer, laptop atau handphone, dan kamera untuk memantau aktivitas siswa selama mengerjakan soal.
SMAK Frateran mempersiapkan pelaksanaan EHB ini dengan matang.
Segala sarana dan perangkat teknologinya juga siap. Dibuktikan dengan pelaksanaan EHB BKS dengan sistem full online. “Kami bagi menjadi dua ruang. Setiap ruang ada sekitar 30 unit komputer,” ungkap Markus.
Pria ramah ini menjelaskan bahwa pihaknya memilih sistem full online dengan beberapa pertimbangan. Salah satunya kata dia, dengan full online siswa mengerjakan lebih efektif. Hanya saja sempat terjadi kendala jaringan di hari pertama. “Itu terjadi sebentar, kita dapat mengatasinya dengan baik,” ucapnya.
Dengan full online, siswa juga diajarkan untuk lebih bertanggung jawab. Lebih disiplin dan lebih konsentrasi. Karena soal yang mereka kerjakan semua sistem online. Artinya tidak bisa diulang jika terjadi kesalahan atau kendala lain.
Meskipun demikian, hingga hari ketiga kemarin semuanya berjalan lancar. Seluruh siswa tampak mengerjakan soal dengan fokus. Mereka konsentrasi penuh di depan monitor komputer masing-masing. Tidak ada yang menggunakan handphone. Semua sama.
Menurut Markus, SMAK Frateran sengaja memutuskan untuk menggunakan PC. Agar siswa semakin fokus dan lebih mudah. Karena tentu saja berbeda jika menggunakan handphone dengan layar monitor yang jauh lebih kecil. “Ini untuk memudahkan anak-anak kami, supaya mereka mengerjakan soal lebih maksimal,” tuturnya.
Ia menerangkan bahwa EHB BKS merupakan satu program untuk pemetaan. Nilainya tidak berpengaruh pada kelulusan siswa. Karena kelulusan siswa murni hak sekolah. Walaupun sekolah bisa saja menggunakan EHB sebagai ujian sekolah.
Hanya saja kalau murni EHB dirasa kurang tepat. Karena soal-soalnya adalah standar Dinas Pendidikan Provinsi. Bukan standar sekolah yang siswa-siswinya memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dan itu hanya guru yang mengetahui. “Kalau EHB jadi standar maka banyak sekolah yang nilainya tidak sesuai harapan. Karena itu sekolah diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan ujian sekolah sendiri,” tandasnya. (imm)