spot_img
Sunday, June 1, 2025
spot_img

Smart Integrated Farming Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Krisis pangan global yang semakin mendalam memengaruhi ketahanan pangan Indonesia, yang masih bergantung pada impor meskipun memiliki kekayaan alam yang melimpah. Malang, sebagai kota yang sedang berkembang, menghadapi tantangan serupa: menjaga ketersediaan pangan di tengah urbanisasi yang pesat dan perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pertanian.

Hal ini menuntut adanya solusi pertanian yang efisien dan berbasis teknologi, yang bisa diterapkan dalam ruang terbatas dan cocok untuk kehidupan perkotaan. Smart Integrated Farming merupakan pendekatan inovatif yang menggabungkan teknologi canggih dalam sistem pertanian terpadu.

Model ini memadukan berbagai elemen dalam pertanian, mulai dari budidaya tanaman, peternakan, hingga akuakultur, dalam satu ekosistem yang saling mendukung. Teknologi seperti sensor pintar dan aplikasi berbasis data memungkinkan pengelolaan sumber daya alam secara lebih efisien dan ramah lingkungan.

Vertical Farming

Metode ini sangat cocok sebagai solusi pertanian di lahan terbatas, dengan memanfaatkan teknik bertanam vertikal yang cocok untuk lingkungan perkotaan. Teknologi ini mengurangi kebutuhan ruang dan mengoptimalkan penggunaan air serta energi. Warga dapat memanfaatkan ruang sempit seperti balkon, atap rumah, atau halaman kecil untuk menanam sayuran menggunakan rak bekas, pipa paralon, atau botol plastik.

Sistem tanamnya fleksibel seperti menggunakan tanah dalam pot, hidroponik, atau bahkan aquaponik mini. Perawatannya pun sederhana, cukup dengan air cucian beras, kompos dapur, dan penyiraman rutin.

Aquaponik dan Hidroponik

Sistem yang mengintegrasikan budidaya ikan dengan tanaman atau pertanian tanpa tanah. Teknologi ini tidak hanya efisien dalam penggunaan ruang, tetapi juga dapat diterapkan dengan mudah di lingkungan perkotaan, memberikan solusi pangan sehat dan berkelanjutan.         Perguruan tinggi di Malang telah melakukannya dalam kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Di beberapa rumah warga atau kelompok tani, sistem aquaponik diterapkan dengan menanam sayuran seperti selada, kangkung, atau tomat di rak bertingkat. Sementara di bagian bawahnya, ikan lele atau nila dipelihara dalam kolam kecil yang terhubung dengan sistem sirkulasi air.

Air dari kolam ikan mengalir ke tanaman, memberikan nutrisi alami, sementara tanaman menyaring air untuk ikan, menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan. Begitu pula dengan hidroponik, yang banyak diterapkan di halaman rumah, dengan menggunakan pipa paralon atau ember sebagai wadah tanam.

Aplikasi Bioteknologi dalam Pertanian

Pemanfaatan teknologi biologi dalam bidang pertanian, seperti penggunaan tanaman transgenik yang lebih tahan terhadap hama atau kondisi iklim ekstrem, serta teknik biologi molekuler untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil pertanian.

Metode tanaman transgenik dapat dilakukan penanaman benih unggul hasil rekayasa genetika (seperti padi tahan wereng atau jagung tahan kekeringan), yang dapat dibeli melalui kerja sama dengan dinas pertanian atau kelompok tani. Selain itu, teknik kultur jaringan memungkinkan perbanyakan bibit tanaman buah unggulan seperti pisang cavendish atau jeruk manis lokal dengan kualitas seragam dan pertumbuhan cepat.

Di sisi lain, penerapan uji DNA pada produk pertanian (misalnya melalui isothermal amplification atau lab-on-a-chip) bisa digunakan untuk memastikan keaslian varietas atau mendeteksi keberadaan kontaminan biologis yang tidak halal, sehingga mendukung prinsip kehati-hatian dalam sistem pangan halal.

Petani di Malang dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga riset lokal untuk mengakses pelatihan dan teknologi ini secara bertahap, sesuai skala kebutuhan dan kemampuan wilayah. Penerapan ini sangat mendukung kemanan pangan dengan memastikan produk pangan yang dihasilkan bebas dari kontaminan berbahaya, mengedepankan hak untuk konsumen.

Penggunaan IoT dan Aplikasi Smart Farming

Penerapan Internet of Things (IoT) untuk memantau kondisi lingkungan pertanian secara real-time. Dengan data yang akurat, petani dapat melakukan pengelolaan yang lebih presisi, mulai dari irigasi hingga waktu panen sehingga menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.

Penerapan IoT di bidang pertanian dapat dilakukan melalui penggunaan sensor tanah dan kelembapan yang dipasang di lahan pertanian untuk memantau kondisi air secara real-time. Alat ini bisa terhubung ke smartphone petani melalui aplikasi sederhana, sehingga mereka tahu kapan harus menyiram tanaman tanpa pemborosan air.           Selain itu, kamera pemantau cuaca dan drone mini bisa digunakan untuk mengecek kondisi tanaman dari udara, mendeteksi serangan hama lebih awal, dan menentukan area yang butuh perhatian khusus. Di Malang, yang memiliki wilayah pegunungan dan cuaca bervariasi, teknologi ini sangat membantu petani dalam menjaga stabilitas hasil panen.

Beberapa start-up lokal telah menyediakan alat dan pelatihan untuk penggunaan dashboard pertanian digital yang bisa diakses oleh kelompok tani atau karang taruna setempat untuk memantau data pertanian secara kolektif.

Edukasi dan Kolaborasi Komunitas

Masyarakat, akademisi (terutama perguruan tinggi), dan pemerintah dapat bekerja sama dalam memberikan pelatihan dan fasilitas untuk implementasi teknologi pertanian, terutama yang berfokus pada pengembangan pangan halal dan berkelanjutan. Inisiatif ini juga dapat mencakup kebun komunitas dan program taman kota untuk mengenalkan konsep pertanian modern kepada generasi muda.           Dengan penerapan Smart Integrated Farming, Malang dapat menciptakan ketahanan pangan yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Teknologi yang terintegrasi dalam pertanian, baik dalam sektor tanaman, akuakultur, maupun peternakan, memberikan peluang untuk mengurangi ketergantungan pada pangan impor dan memastikan ketersediaan pangan sehat, berkualitas, dan halal.(*)

-Advertisement-.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img