MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dua siswa SMK Negeri 12 Malang mendapat pengalaman berharga belajar dan berkompetisi di luar negeri. Mereka adalah M. Wahyu Ayesha kelas XII RPL 1 dan Galang Rambu Anarki kelas XI RPL 2. Keduanya telah mengikuti ajang kompetisi bergengsi di Korea Selatan.
Selama lima hari sejak 4 Agustus lalu, mereka berkompetisi dalam babak final The 15th e-ICON (e-Learning International Contest of Outstanding of New Ages). Sebuah ajang kontes dunia yang digelar oleh Korea Digital Education Frontiers Association (KEFA) Seoul. e-ICON sendiri merupakan program kementerian Korea Selatan (Ministry Of Education, Republic Of Korea).
Kepala SMK Negeri 12 Malang Drs. Suryanto, M.Pd mengatakan, seleksi penyisihan 15th e-ICON sebelumnya dilakukan secara online. Mulai 7 Juli sampai 1 Agustus. Proposal yang lolos langsung dikompetisikan di babak final mulai 4 sampai 8 Agustus 2025. Setiap tim terdiri dari dua siswa dan satu guru.
Dan tiap tim peserta berkolaborasi dengan dua siswa dan satu guru dari Korea Selatan. “Tentu kompetisi ini sangat menarik. Anak-anak mendapat kesempatan belajar bersama dengan pelajar Korea Selatan. Mereka berkolaborasi untuk membuat karya terbaik berupa aplikasi. Dan ini merupakan pengalaman belajar yang begitu berharga,” ujarnya, Senin (11/8) kemarin.
Kompetisi ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara. Mereka yang lolos ke final adalah peserta dari tujuh negara. Di antaranya, Indonesia, Bangladesh, Uzbekistan, Thailand, Filipina, Korea Selatan, dan lainnya. SMK Negeri 12 Malang merupakan satu dari dua sekolah yang mewakili Indonesia.
Dan selain SMKN 12 Malang, seluruhnya adalah sekolah internasional. Mereka sudah beberapa kali mengikuti ajang lomba ini. Bahkan di antaranya telah beberapa kali juara.
Meskipun demikian, M. Wahyu Ayesha dan Galang Rambu Anarki tetap tampil percaya diri. Terutama saat sesi presentasi. Dengan bekal Bahasa Inggris yang mereka miliki mampu mempresentasikan karyanya dengan baik.
“Anak kami memang belum masuk empat besar. Tapi ini pengalaman yang berharga. Mereka telah mengikuti atmosfer belajar lintas negara. Forum ilmiah yang diikuti para pelajar dari berbagi sekolah internasional,” tuturnya.
Guru Pembimbing SMKN 12 Malang Listyanti Dewi Astuti, S.Pd., M.Kom mengatakan tahun lalu dia dan anak didiknya juga mengikuti ajang e-ICON. Hanya saja tidak sampai lolos ke final. Dia bersyukur tahun ini bisa lolos ke final dan bisa mengantarkan siswa ke Korea Selatan untuk berkompetisi secara luring. “Kami sudah mengetahui polanya. Sehingga yang berikutnya bisa mengatur strategi untuk hasil yang lebih baik,” ujarnya.
Di kompetisi kali ini, tim SMKN 12 Malang membuat aplikasi untuk mengedukasi masyarakat tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap pulau-pulau di Indonesia. Selain aplikasi edukasi juga aplikasi untuk crafting. Sedangkan pada sesi final, mereka membuat aplikasi pergeseran gelombang. Aplikasinya bisa dipakai untuk menghitung emisi karbon. “Jadi ketika kita membuka aplikasi nanti ada checklist, kita isi checklist itu diisi sesuai perilaku kita sehari-hari,” terang Dewi.
Wahyu dan Galang merasa senang mendapatkan kesempatan di kompetisi ini. “Kami sangat senang. Kompetisi ini memberikan pengalaman dan menambah wawasan internasional kami. Terutama dalam membangun jejaring dan berkolaborasi dengan pelajar di Korea,” ujarnya. (imm/sir/lim).