MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kekerasan pada siswa yang terjadi di SMK Negeri 12 Malang, beberapa hari lalu berakhir dengan damai. Pihak keluarga siswa sudah bertemu dengan manajemen sekolah. Sehari setelah kejadian.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala SMKN 12 Malang, Drs. Suryanto, M.Pd kepada Malang Posco Media, Minggu (4/8). Dia mengatakan, kejadian kekerasan yang terjadi waktu itu karena faktor khilaf oknum guru yang mengajar. “Kami sudah mempertemukan guru yang bersangkutan bersama keluarga siswa. Semua sudah diselesaikan dengan kekeluargaan dan saling memaafkan,” katanya.
Suryanto menyampaikan bahwa guru pelaku kekerasan merupakan guru agama. Selama ini dinilai baik. Bahkan dikenal akrab dengan siswa. Yang bersangkutan merupakan Guru Tidak Tetap (GTT).
Meskipun begitu, Kepala Sekolah tetap memberikan sanksi. Karena menurut Suryanto, kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan di lingkungan sekolah.
“Kami sudah membuat surat pemberhentian mengajar. Namun guru yang bersangkutan, memilih untuk mengundurkan diri sebagai guru SMKN 12, karena merasa tidak nyaman dengan kondisi ini,” ujarnya.
Suryanto sebagai kepala sekolah menyikapi ini dengan terbuka dan berhati besar. Dia mempersilahkan kepada yang bersangkutan untuk membuat surat pengunduran diri.
Atas nama manajemen lembaga, Suryanto juga menyampaikan permintaan maaf atas kejadian yang membuat resah. Serta membuat kegiatan belajar mengajar sempat terganggu.
“Keluarga besar SMKN 12 Malang menyampaikan permohonan maaf kepada siswa, orang tua wali dan keluarga siswa serta semua insan pendidikan, khususnya di Kota Malang, Malang Raya dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Rabu (31/7) lalu terjadi kekerasan salah satu oknum guru SMKN 12 Malang. Peristiwa ini terjadi di salah satu kelas 11 setelah jam istirahat pertama. Kejadian tersebut direkam oleh salah satu siswa dengan handphone dan terposting di media sosial.
“Pelaku mengaku melakukan itu karena menurutnya siswanya itu terlambat masuk kelas dan memberikan alasan yang tidak benar. Karena siswanya itu berbohong maka terjadilah kekerasan itu,” terang Suryanto.
Sekali lagi, dia menyesalkan kejadian peristiwa ini. Suryanto juga menyayangkan peristiwa yang sebenarnya sudah selesai ini, beritanya masih berlanjut karena postingan video di media sosial. Yakni sehari setelah mediasi antara pihak keluarga siswa dan sekolah.
“Jadi sekali lagi kami mohon maaf. Permasalahan ini sudah selesai secara kekeluargaan. Kami pun telah melakukan langkah persuasif supaya kegiatan belajar mengajar kembali kondusif,” tambahnya.
Selanjutnya, Suryanto akan memberikan arahan dan motivasi pada siswa, Senin (5/8). Hal ini sebagai upaya untuk membangkitkan semangat siswa belajar. Serta semakin bijak menyikapi permasalahan.
Sementara itu, orang tua korban kekerasan Sugeng Supriyadi membenarkan sudah ada pertemuan dengan pihak sekolah. Jalan terbaik akan ditempuh untuk kemaslahatan bersama. “Saya dengar oknum guru sudah mengundurkan diri. Tapi kami akan bertemu kepala sekolah Hari Senin untuk langkah selanjutnya agar permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik,” ucap Sugeng. (rex/imm)