MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Empat siswa SMP Insan Amanah menorehkan karya di sebuah buku berjudul Sang Pelita Kehidupan. Kumpulan Sastra dari Komunitas Zahra Publisher. Ada puluhan judul puisi dan pantun dalam buku tersebut.
Empat diantaranya karya siswa SMP Insan Amanah. Mereka membuat karya puisi tentang guru. Ditulis dalam rangka Hari Guru beberapa waktu yang lalu.
Mereka adalah Evelyn Dhyana Paramita menulis puisi berjudul Kasihmu Di Sekolah. Afifi Raisa Hasibah, judulnya Membuat Pantun. Shafaa Zahraa judulnya Pantun Guruku. Dan Cinta Rena Aurelia judulnya Pahlawan Penuntun Masa Depan.
Empat siswa tersebut baru duduk di bangku kelas 7. Namun kehebatan mereka tak terbatas level kelas. Mereka mampu sejajar dengan penulis-penulis lain dari Komunitas Zahra Publisher. Tentu kreativitas para siswa ini tak lepas dari bimbingan guru.
Keempatnya tampak senang saat ditemui Malang Posco Media. Satu persatu menceritakan pengalaman menulisnya dengan antusias. “Tantangannya bagaimana kita mendapatkan inspirasi. Karena menulis itu butuh inspirasi yang bagus,” ujar Evelyn membuka pembicaraan.
Evelyn merupakan salah satu siswa berbakat di SMP Insan Amanah. Potensinya sudah terlihat sejak di SD Insan Amanah. Malang Posco Media, pernah juga wawancara tentang karya tulisnya yang lolos dalam perlombaan yang digelar Kemendikbud. Melalui karyanya itu, Evelyn mengkritisi kondisi dan memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan.
Hal yang sama disampaikan oleh Shafaa Zahraa. Dia mengatakan tantangan dalam menulis adalah menemukan ide. “Pengalaman saya, ide itu didapat dari imajinasi. Mengembangkan dari aktivitas sehari-hari,” ucapnya.
Adapun Afifi, merasa tertantang dalam menulis. Termasuk menulis sastra berupa puisi. Kendala yang sering dialaminya, putus di tengah tulisan. “Masih butuh belajar dengan banyak membaca supaya bisa lebih mudah mengembangkan tulisan,” kata dia.
Sementara Rena Aurelia merasa bangga karyanya bisa diterbitkan di buku. Selama ini karya tulisnya berupa puisi atau cerpen, hanya dibagikan kepada guru dan teman-temannya. “Senang sekali, ini karya pertama saya yang masuk buku,” ucapnya.
Menanggapi prestasi anak didiknya, Kepala SMP Insan Amanah Dr. Suhardini Nurhayati, M.Pd mengatakan, yang utama dalam pengembangan literasi adalah inisiatif dan keberanian membuat karya. Terkait pemasaran karya produk bukan yang utama. “Yang penting kita berani dulu membuat karya, dan anak-anak sudah bisa membuktikannya,” ucap Dini.
SMP Insan Amanah merupakan sekolah yang mengembangkan program vokasi. Salah satunya vokasi jurnalistik. Namun budaya menulis tidak hanya dibiasakan pada siswa vokasi jurnalistik saja. Tetapi semua program dari semua mata pelajaran.
Sehingga setiap kegiatan siswa punya rekam jejak. “Kami selalu mengimbau pada anaka-anak, apapun itu harus menjadi tulisan. Tidak peduli tulisannya masih sangat sederhana yang penting ada inisiatif dan ada karya,” tuturnya.
Kedepan SMP Insan Amanah akan mengembangkan fitur dalam website yang berisi rubrik tulisan siswa. Semua karya dapat diupload untuk menjadi bank karya tulis siswa.
Dini mengatakan, karya tulis siswanya sudah banyak sebagai proses dari literasi. Karena menurutnya, membaca tanpa dituangkan dalam bentuk tulisan maka selesai sampai disitu. Dengan menulis siswa akan kembali berpikir secara komprehensif. “Mereka akan menganalisis dan mendeskripsikan apa yang sudah dibaca, kemudian dikorelasikan dengan pikiran dan pengalaman yang sudah mereka miliki,” tandasnya. (imm)