MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dua siswa SMPN 1 Singosari yang tergabung dalam ekstra seni bela diri Pencak Silat Perisai Diri sukses meraih prestasi. Baru-baru ini mereka berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk sekolahnya. Meskipun harus terhenti di babak semifinal namun perjuangan mereka menjadi juara patut diacungi jempol.
Mereka adalah Leo Putro Adi Wibowo, Juara 3 Kategori Tanding kelas F Putra Pra Remaja dan Aldino Rizqi Ramadhan, Juara 3 Kategori Tanding Kelas Bebas Putra Pra Remaja. Yakni pada Ajang kejuaraan Kelatnas Indonesia Perisai Diri Malang Cup I, tingkat Jawa Timur 2022.
Kepada Malang Posco Media, Leo Putro Adi Wibowo mengatakan ini sebagai pertarungan pertama kali dalam hidupnya. Karena itu dia sempat gugup menghadapi lawan. “Saya ingat pesan pelatih untuk harus menang, maka saya pun tampil berani dan percaya diri,” katanya.
Leo mengikuti kejuaraan di kelas F, dengan berat badan 49 kilogram. Sedangkan Aldino Rizqi Ramadhan mengikuti kelas bebas, diatas 54 kilogram.
Keduanya bertarung sebanyak dua kali pertandingan. Dan terhenti di babak semifinal dengan membawa medali perunggu.
Meskipun begitu, medali tersebut menjadi cambuk bagi mereka untuk mengukir prestasi lebih tinggi lagi. Hal itu diungkapkan Aldino, yang mengaku menjalani pertarungan dengan penuh percaya diri. “Saya tidak gugup, supaya bisa tampil maksimal. Medali perunggu ini tidak membuat kami puas. Semoga di perlombaan selanjutnya kami berhasil membawa medali emas,” ungkap Aldino.
Bergabung dengan program ekstra bela diri silat merupakan keinginannya sejak masuk SMPN 1 Singosari. Karena hobinya di bela diri sudah ada sejak di bangku sekolah dasar. “Saya bersyukur di SMPN 1 Singosari ada ekstra silat, jadi saya bisa mengembangkan bakat dan minat” tuturnya.
Pelatih Ekstra Bela Diri Silat SMP Negeri 1 Singosari Lukman Arif mengatakan anak didiknya kembali bersemangat setelah sekian lama vakum tidak ada pertandingan karena pandemi covid-19.
Selama itu pula latihan tidak berjalan dengan maksimal karena dilaksanakan secara daring. Dan waktunya hanya seminggu sekali.
Sementara bela diri merupakan olah gerak. Tidak cukup hanya berlatih secara virtual dengan waktu yang sangat terbatas. “Maka kami atur jadwal untuk anak-anak agar bisa latihan secara luring bergantian,” katanya.
Strategi latihan sangat diperlukan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Misalnya yang dilakukan tim pelatih ini. Saat mendekati perlombaan, selama satu bulan waktu latihan lebih dimampatkan. Hampir setiap hari ada latihan.
Namun dilakukan di luar sekolah. Karena hingga saat ini pemerintah masih belum memperbolehkan kegiatan di sekolah. Dan satu minggu menjelang lomba, latihan rutin dilaksanakan setiap hari.
Lukman mengatakan, beberapa penguatan perlu dilakukan mengingat siswanya baru pemula. Sedangkan lawannya bisa jadi sudah memiliki jam terbang yang tinggi. “Setidaknya perlu persiapan fisik, seperti perut, tangan, dada. Dengan harapan ketika di gelanggang anak-anak tidak merasa sakit saat kena pukulan,” terangnya.
Selain fisik juga latihan teknik. Itu penting dalam pertandingan bela diri. Terutama pencak silat. Lukman menjelaskan ada empat penilaian dalam teknik. Yaitu memukul, menendang, menolak dan membanting. “Saya selalu memberi motivasi, agar anak-anak meningkatkan latihannya. Supaya saat mengikuti kejuaraan dapat meraih prestasi yang lebih tinggi,” tukasnya. (imm)