MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Siswa-siswi SMPK Santa Maria 2 Malang belajar seni budaya lokal. Mereka belajar tentang Topeng Malangan sebagai materi dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Temanya, Kearifan Lokal.
Humas SMPK Santa Maria 2 Malang, Hendrik Kiswanto, S.Pd mengatakan, melalui materi ini siswa dapat menambah wawasan tentang seni budaya. Mereka dapat dapat membedakan Topeng Malangan dengan topeng lainnya.
Dan di tahapan pembelajaran ini siswa juga belajar menari, yakni tarian topeng. “Anak-anak kami juga latihan menari. Bukan untuk menjadi penari. Tapi hanya sekedar mengetahui makna filosofi dari Topeng Malangan itu sendiri,” ujarnya.
Tarian topeng sendiri telah dilaksanakan beberapa waktu lalu di lapangan SMPK Santa Maria 2, Jalan Panderman Kota Malang. Digelar dengan pembagian laki-laki dan perempuan.
Hendrik menerangkan bahwa tahap akhir dari tema P5 ini adalah proyek membuat desain topeng ala millenial. Siswa membuat desain dengan kreativitas masing-masing. “Desainnya bisa menggunakan aplikasi yang ada di komputer maupun handphone,” kata dia.
Hasil desain siswa nantinya bisa ditempel di mug atau kaos. Keterampilan tersebut dapat menjadi souvenir yang bernilai ekonomis. Karya-karya kreatif siswa nantinya akan dipamerkan saat acara pembagian raport atau class meeting. “Sehingga saat acara rapotan nanti orang tua dapat melihat secara langsung hasil kreativitas anak-anak mereka,” terangnya.
Pada Kearifan Lokal P5 tahun lalu, siswa SMPK Santa Maria 2 Tema belajar tentang tempe. Sedangkan tahun ini lebih mengangkat pada seni budaya. Dengan harapan semakin mencintai seni budaya bangsa sendiri. Selain menumbuhkan kecintaan pada budaya, siswa juga semakin terampil dan kreatif.
Dalam hal ini, siswa belajar membuat topeng dari ahlinya. Hariyanto selaku Pengelola Kampung Topeng Pakisaji menjadi narasumber dalam kegiatan ini. Dia sendiri merupakan cucu dari Mbah Karimun, dikenal sebagai Maestro Topeng Malangan.
Meskipun belajar tentang topeng sebagai produk seni lokal, proses pembuatannya juga menggunakan teknologi. Guru SMPK Santa Maria 2 tetap memasukkan unsur-unsur teknologi digital dalam pembelajaran.
“Karena memang sudah eranya mereka (siswa) hidup dengan teknologi. Maka meskipun anak belajar tentang kearifan lokal tetap terampil dengan teknologinya,” pungkasnya. (imm/jon)