MALANG POSCO MEDIA, MALANG – SMPN 4 Malang menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertemakan ‘Berbagi Baik Pembinaan Ludruk Remaja’ di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Kamis (26/9). Kegiatan ini berkolaborasi dengan Komunitas Belajar Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa SMP Kota Malang.
Kepala SMPN 4 Malang, Dr. Pancayani Dinihari, M.Pd menerangkan, kegiatan ini sebagai bentuk aksi nyata SMPN 4 Malang kepada seluruh anggota Komunitas MGMP Bahasa Jawa SMP Kota Malang untuk bersama-sama, saling belajar tentang kebudayaan, terutama seni ludruk.
“Kegiatan ini sebagai lanjutan program yang ada di SMPN 4 Malang. Sebagai sekolah yang sudah melaksanakan kegiatan seni ludruk, kami ingin diskusi bersama MGMP Bahasa Jawa SMP Kota Malang. Harapannya, bisa saling memberikan masukan, ide dan gagasan baru,” ujar Dini, sapaannya.
Ia juga menyampaikan, ludruk sebagai salah satu seni tradisional Jawa Timur menjadi fokus utama dalam FGD kali ini. Dalam kesempatan tersebut, pemateri dari SMPN 4 Malang berbagi pengalaman dan ide-ide mengenai cara mengajarkan dan melestarikan seni ludruk di lingkungan sekolah.
Masih menurut mantan Kepala SMPN 26 Malang itu, seni ludruk merupakan warisan budaya yang harus terus dikembangkan dan dikenalkan kepada generasi muda. “Kami di SMPN 4 Malang sudah sering menampilkan ludruk dalam berbagai kegiatan, tidak hanya di dalam kota, tetapi juga di luar kota,” terangnya.
Melalui FGD ini, pihaknya berharap bisa berbagi kesenian tradisional ini ke seluruh SMP di Kota Malang. Selain itu, FGD ini juga bertujuan untuk memupuk kerjasama yang lebih erat antaranggota MGMP Bahasa Jawa dalam mengembangkan metode pembelajaran seni budaya, terutama ludruk.
“Diharapkan, melalui diskusi dan kolaborasi ini, ludruk dan seni dapat menjadi materi yang lebih menarik dan diminati oleh siswa. Sehingga ludruk semakin dikenal di kalangan remaja serta dapat menjadi bagian integral dari pembelajaran seni dan budaya di sekolah-sekolah di Kota Malang,” urainya.
“Ini adalah langkah positif untuk menjaga keberlangsungan seni tradisional di era modern. Kami berharap kegiatan ini terus mendapat dukungan dari semua pihak. Sehingga budaya ini semakin dikenal dan digemari pelajar. Dalam mata pelajaran Bahasa Jawa, ada Capaian Pembelajaran (CP) dan Acuan Tujuan Pembelajaran (ATP) tentang drama tradisional,” tutur dia.
“CP dan ATP tersebut, sangat pas untuk diimplementasikan pada mata pelajaran Bahasa Jawa ini. Ini yang sudah dilakukan di SMPN 4 Malang. Sebelum mengangkat ludruk, SMPN 4 Malang sudah sering meraih juara tingkat regional maupun nasional pada FLS2N lomba Tari dan Musik Tradisional,” tutupnya. (hud/mar)