MALANG POSCO MEDIA- Setelah ditutup 90 hari untuk renovasi, Jembatan di Jalan Lembayung (Jembatan Lembayung) akhirnya sudah bisa digunakan kembali, mulai Kamis (28/12) kemarin. Namun space pejalan kaki harus diperhatikan serius.
Jembatan penghubung Kelurahan Bumiayu dan Kelurahan Mergosono ini diresmikan kemarin siang. Usai direnovasi sorenya, warga sudah bisa lewat dan berkendara di Jembatan Lembayung. Sepintas memang terlihat sudah lebih rapi dan luas. Akan tetapi warga sekitar khususnya perangkat wilayah malah khawatir kondisi terbaru Jembatan Lembayung usai diperbaiki.
Kekhawatiran ini kemudian berubah menjadi keluhan. Karena salah satu elemen jembatan yakni jalur pejalan kaki sangat sempit. Bagian pagarnya pun tidak maksimal sehingga keamanan orang yang melintas diragukan.
Bukan itu saja, tidak seperti kondisi awal, intensitas jembatan ini bergoyang saat dilewati jauh lebih keras saat ini. Ini diungkapkan Ketua RW 06 Kelurahan Mergosono, Asmayar saat dimintai tanggapan di sela kegiatan peresmian dan tasyakuran Jembatan Lembayung.
“Dulu tak terlalu goyang. Tadi kami coba, lewat saja (orang jalan kaki saja) sudah sangat terasa goyangnya. Apalagi kalau motor lewat sini apa tidak tambah keras goyangnya,” beber Asmayar.
Pria yang mengaku bekerja di bidang konstruksi ini juga menyangkan sempitnya space pejalan kaki di jembatan tersebut. Luasan yang diberikan saat ini sangat sempit dibandingkan kondisi awal sebelum jembatan diperbaiki.
Tidak itu saja ia melihat konstruksi pagar jembatan dikatakan tidak kokoh. Juga tidak aman bagi pengguna jembatan karena sangat pendek.
“Kalau anak-anak sekolah lewat sini bahaya, pagarnya tak tinggi. Ini saya perhatikan juga tidak lurus, jembatannya agak bengkok. Menurut saya ini seperti tak maksimal,” katanya.
Ia menjelaskan selama perencanaan proyek rehabilitasi, perangkat RT dam RW tidak dilibatkan. Padahal partisipasi warga dalam perencanaan sangat penting.
Asmayar berharap keluhan dan kekhawatiran pasca rehabilitasi Jembatan Lembayung dapat didengar dan ditindaklanjuti Pemkot Malang.
“Kami juga minta kalau bisa di depan jembatan dipasang palang. Agar tidak ada kendaraan roda empat lewat sini. Karena sebelumnya sering mobil itu masuk,” harapnya.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Ir Dandung Julhardjanto menyampaikan bahwa kekuatan atau umur konstruksi Jembatan Lembayung selama 20 tahun.
Meski ia belum bisa menjelaskan berapa kekuatan tonase jembatan tersebut, DPUPRPKP Kota Malang meyakini dengan kondisi penuh (baik kendaraan maupun orang berjalan) jembatan masih bisa menampung beratnya.
Terhadap keluhan jalur pejalan kaki yang sempit, Dandung mengatakan apa yang ada sekarang masih bisa ditoleransi.
“Itu teknisnya kemarin kalau masih ada space untuk pejakan kaki di kanan kiri berarti tiang penyangga jadi menyempit. Jika penyangga sempit untuk kekuatan menampung beban agak kurang. Jadi dibuat seperti ini. Tapi masih bisa kok ini dibuat jalan kaki,” tegas Dandung.
Ia menegaskan kekuatan tonase jembatan, juga akan dikontrol secara rutin. Dengan pemeliharaan rutin sling kekencangan penyangga jembatan aman. Untuk permintaan portal menuju jembatan, pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu.
Kemarin, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat juga menyempatkan diri melihat langsung dan memimpin kegiatan tasyakuran selesainya jembatan sepanjang 48 meter itu direhabilitasi. Ia berharap jembatan segera bisa diakses dan dimanfaatkan warga seperti sediakala.
“Saya ingat saat itu (saat awal rehabilitasi) warga pakai perahut getek. Anak-anak sekolah pakai itu. Jadi kami sediakan transportasi selama akses jembatan ditutup. Nah ini sudah direhab, harapannya warga juga jaga dan pelihara agar bisa bermanfaat baik terus,” pungkas Wahyu. (ica/van)