Setiap tanggal 9 September selalu diperingati hari Olahraga Nasional yang selanjutnya menjadi momentum atau tahapan pada bidang olahraga yang diharapkan memberikan inspirasi/ motivasi bagi seluruh bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa melalui peristiwa keolahragaan nasional.
Jika dulu sering digaungkan tagline “Memasyarakatkan Olahraga dan mengolahragakan Masyarakat” yang menjadi sebuah sikap politik yang diambil pemerintah orde baru untuk membangun iklim olahraga bagi seluruh lapisan masyarakat baik olahraga yang sifatnya pendidikan, olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi. Selanjutnya, apa yang bisa diharapkan dari perayaan atau peringatan Hari Olahraga Nasional.
Kita tentu sepakat bahwa olahraga merupakan kegiatan dengan tujuan utamanya untuk kesehatan dan kebugaran. Akan tetapi pada satu bagian lain olahraga merupakan media yang sangat efektif yang bisa digunakan sebagai pembentukan karakter manusia.
Tidak berlebihan jika kita katakan olahraga pada hakikatnya merupakan diorama dari nilai–nilai kehidupan. Statemen ini memiliki pandangan bahwa beberapa nilai dasar kehidupan manusia dapat dijumpai pula dalam olahraga.
Apa yang bisa dilakukan adalah bagaimana mengoptimalkan kegiatan olahraga menjadi satu instrumen yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai olahraga (kerjasama, komunikasi, menghargai peraturan, problem solving, respect, leadership, kerja keras, bagaimana menyikapi jika harus menang/ kalah, manajemen pertandingan, bermain jujur, penghargaan diri, kepercayaan, toleransi, kegembiraan dan keuletan, kerjasama sekelompok, disiplin dan sportif) pada karakter generasi muda.
Di sini perlu ada formulasi bagaimana olahraga dijadikan sebagai suatu gaya hidup dan kebutuhan. Selanjutnya bagaimana kita membentuk ekosistem yang lebih luas untuk generasi muda mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata.
Olahraga sangat mengedepankan sportifitas, jiwa sportif merupakan modal dasar dalam membangun bangsa yang bermartabat. Sportif sendiri merupakan kesadaran yang selalu melekat, bahwa lawan bertanding adalah kawan bertanding yang diikat oleh persaudaraan olahraga.
Sportif merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat kesatria pada olahraga. Nilai sportif melandasi pembentukan sikap, dan selanjutnya menjadi landasan perilaku. Sebagai konsep moral, sportif berisi penghargaan terhadap lawan serta harga diri yang berkaitan antara kedua belah pihak memandang lawannya sebagai mitranya. Keseluruhan dan upaya dan perjuangan itu dilaksanakan dengan bertumpu pada standar moral yang dihayati oleh masing-masing belah pihak. Sportifitas menyatu dengan konsep persahabatan dan menghormati lawan pada waktu bermain.
Jiwa sportif akan terwujud apabila terpenuhi perilaku tersebut di atas, dan sangat dibutuhkan kesungguhan keberanian moral dan keberanian untuk menanggung risiko. Nilai sportif merupakan rujukan perilaku, sesuatu yang dianggap “luhur” dan menjadi pedoman hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam sepakbola misalnya, sejak Piala Dunia 1990 FIFA sangat gencar mengkampanyekan fairplay, dan secara resmi logo fairplay yang dikenal dengan slogan “My Game is Fair Play” diumumkan pada tahun 1993. Sejak saat itu, tradisi pemberian penghargaan kepada insan sepakbola yang dinilai mampu memberikan teladan yang baik bagi masyarakat sepakbola dunia kian gencar diberikan.
FIFA kemudian menciptakan “Golden Rule” yang diharapkan bisa menjadi pedoman bagi seluruh pelaku sepakbola dunia. Sehingga, jika para pelaku olahraga sudah memiliki jiwa fairplaydan mampu mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari bisa dikatakan orang tersebut memiliki sikap mental sebagai seorang ksatria.
Artinya apa yang dilakukan FIFA ini selain memberikan garis besar tentang bagaimana menjalani suatu pertandingan dengan baik juga memberikan apresiasi bagi pelaku fairplay sehingga bisa dijadikan role modelbagi pesepakbola lain. Sikap inilah yang seharusnya ditanamkan pada optimalisasi kegiatan olahraga di masyarakat.
Kembali kepada slogan “Memasyarakatkan Olahraga dan mengolahragakan Masyarakat”, jika kegiatan olahraga baik yang sifatnya rekreasi, olahraga kesehatan, olahraga pendidikan, olahraga prestasi sampai ada olahraga untuk profesi mampu dikelola dengan baik dan diselenggarakan secara massif dan professional, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan bangsa ini akan menuai hasilnya yaitu menjadi bangsa yang tangguh.
Diperlukan political will dari pemerintah dalam membuat raadmap pengembangan olahraga di tanah air dengan jelas. Mulai dari bagaimana menyediakan fasilitas yang memadai, pembinaan olahraga pada setiap jenjang umur, kompetisi yang terprogram dengan baik keterlibatan masyarakat dalam pengembangan olahraga serta kehadiran dunia usaha dalam pengembangan olahraga.
Kita tentu sepakat bahwa dampak dari pandemi covid-19 lalu masih terasa. Gairah olahraga generasi muda bisa dikatakan menurun. Berkembangnya budaya rebahan, magerbahkan sampai pada meningkatnya konsumsi junk food merupakan tantangan tersendiri yang dihadapi bangsa ini. Diperlukan sebuah pendekatan yang sesuai dengan kondisi generasi muda dalam menghadapi kondisi ini.
Bonus demografi yang akan dihadapi menjelang perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia perlu dipersiapkan dengan baik. Pengembangan karakter, fisik maupun spiritual generasi bangsa perlu menjadi perhatian khusus dan dijadikan isu utama pembangunan.
Dengan optimalisasi pengembangan olahraga tanah air diharapkan mampu memberi kontribusi yang cukup baik mengingat olahraga merupakan salah satu kebutuhan hidup guna meningkatakan kualitas fisik dan mental seseorang. Selain itu, olahraga juga berkontribusi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani masyarakat Indonesia, tetapi lebih dari itu untuk mencapai prestasi optimal dalam olahraga. Karena dengan prestasi olahraga akan dapat mengangkat citra bangsa Indonesia.
Akhirnya kita akan sampai pada sebuah tahap bahwa keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuannya tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alam yang melimpah ruah akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya yang berbudi pekerti luhur.
Dengan mengaktualisasikan nilai-nilai positif dalam olahraga maka diharapkan dapat membentuk sumberdaya manusia yang berkarakter sehingga hal ini akan turut mencetak sumberdaya manusia serta kader-kader bangsa yang baik. Salam Olahraga! (*)