MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Renovasi fisik Stadion Kanjuruhan, Kepanjen diperkirakan membutuhkan waktu 16 bulan, sejak dimulai pertengahan September 2023 ini. Tak banyak perubahan yang terjadi dari renovasi, selain tampilan luar dan akses keselamatan di beberapa tempat. Bahkan, anggaran juga turun dari yang sudah direncanakan.
Hal tersebut diketahui setelah Pemkab Malang melakukan rapat koordinasi terkait renovasi Stadion Kanjuruhan dengan Kementerian PUPR serta PT Waskita Karya, Senin (4/9). Rakor dilaksanakan di Pendopo Panji Kepanjen. Bupati Malang, HM. Sanusi mengaku, meminta perlu adanya monumen dan museum Tragedi Kanjuruhan.
“Perlu ada monumen dan museum Tragedi Kanjuruhan, tujuannya agar tragedi ini menjadi pengingat sejarah kepada generasi berikutnya,” ujar Sanusi. Proses renovasi diperkirakan memakan waktu sekitar 16 bulan. Namun, Sanusi berharap pengerjaan renovasi tidak sampai waktu yang telah diperkirakan.
“Harapannya tidak sampai 16 bulan. Sebelum pergantian Presiden RI, Stadion Kanjuruhan sudah terselesaikan,” paparnya. Anggaran Renovasi Stadion Kanjuruhan yang semula Harga Perkiraan Sendiri atau HPS sebesar Rp 390 Miliar turun dengan harga penawaran menjadi Rp 331 miliar.
Catatan Malang Posco Media, anggaran yang disiapkan sejak direncanakan renovasi oleh Presiden Joko Widodo, mengalami beberapa kali perubahan. Semula diusulkan dengan nilai Rp 1 triliun, namun menyusut menjadi Rp 580 miliar. Terakhir lelang proyek dilakukan pemerintah pusat melalui sistem LPSE dengan proyeksi Rp 390 miliar.
Sanusi menyebut, berkaitan dengan monumen Kanjuruhan dengan ikon Gate 13, telah tarmaktub dalam kontrak proyek. Sedangkan rencana pembongkaran dia menyampaikan segera dilakukan dalam waktu dekat. “Sudah masuk dalam kontraknya menteri PUPR karena yang menangani semuanya dari kementerian,” jelasnya.
PT Waskita Karya sendiri mengeluarkan gambaran hasil dari renovasi stadion. Hasilnya, tidak banyak perubahan yang terjadi utamanya pada bagian penutup. Yakni tak ada penutup untuk tribun lain selain VIP. Hal ini tampak dari gambaran desain. “Yang diutamakan ada di beberapa bagian standar keselamatan,” ujar anggota DPRD Kabupaten Malang, Zia Ulhaq. (tyo/mar)