MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sebanyak 1156 peserta mengikuti Japanese Language Proficiency Test (JLPT). Tes ini berlangsung di gedung M STIE Kucecwara (ABM) pada Minggu, siang kemarin. Dalam hal ini, Kampus ABM dinilai memiliki kesiapan yang baik untuk menjadi tempat penyelenggaraan JLPT wilayah Malang kali ini.
JLPT sendiri adalah sebuah tes yang digunakan untuk mengukur dan memberikan sertifikasi nilai akan kemampuan Bahasa Jepang. Dalam pelaksanaannya, JLPT dikembangkan di Jepang dan telah menjadi standar sertifikasi kompetensi Bahasa Jepang secara internasional sejak tahun 1984.
Ketua Panitia JLPT Wilayah Malang Aji Setianto menjelaskan jika peminat JLPT tahun ini mengalami peningkatan yang luar biasa. Hal tersebut disinyalir karena tes ini sempat berhenti beroperasi selama pandemi COVID-19 menyerang.
“Total yang mengikuti tes hari ini yang terbanyak dalam sejarah wilayah Malang, ini mungkin jumlah kumulatif dari dua tahun peserta yang menunggu diadakannya JLPT kembali,” ujarnya.
Peminat dari JLPT sendiri tergolong dalam kategori yang beragam, tidak hanya sebatas pada satu golongan saja. “Kebanyakan mungkin mahasiswa, disusul dengan pelajar, dan masyarakat umum yang memiliki ketertarikan dengan Bahasa Jepang,” tambahnya.
Selain karena faktor ketertarikan dengan Bahasa Jepang, masyarakat umum yang mengikuti JLPT adalah para pekerja atau calon pekerja yang membutuhkan sertifikat JLPT guna menunjang karirnya dalam bekerja.
Aji menuturkan jika ada tiga jenis soal yang diujikan dalam JLPT. Ada membaca, menulis, dan mendengar. Ketiganya merupakan aspek penting dalam usaha meningkatkan skill berbahasa Jepang yang dimiliki peserta. “Untuk masalah pengucapan akan secara otomatis mengikuti jika ketiga aspek tersebut sudah mahir,” tambahnya.
Level kesulitan tes yang diberi dibagi menjadi lima level, dengan level satu sebagai yang tersulit. Peserta yang mendapat poin hingga 80 persen dinyatakan lulus dan sertifikat yang diberikan dapat digunakan dalam berbagai kegiatan yang membutuhkan.
“Bagi peserta yang sudah sampai level dua dengan mahir, bisa dipastikan Bahasa Jepang mereka sudah hampir setara dengan orang asli Jepang,” ucapnya.
Salah satu peserta JLPT bernama Ferny menyatakan ketertarikannya untuk mengikuti tes ini karena ingin menambah pengetahuannya dalam menggunakan Bahasa Jepang. “Tes ini sangat baik untuk mengukur sampai sejauh mana saya dalam menggunakan Bahasa Jepang,” ucapnya.
Peserta asal Surabaya ini sengaja memilih lokasi JLPT di Kampus ABM Malang sekaligus karena ingin merasakan suasana di Kota lain. “Sekalian ingin healing dan refreshing, jadi pilih lokasi tes di Malang,” pungkasnya. (mp1/imm)